Negarakertagama, Kitab yang Jadi Saksi Kejayaan Majapahit
loading...
A
A
A
Kerajaan Majapahit dengan rajanya yang terkenal Hayam Wuruk (1350–1389) bisa dikenal hingga saat ini berkat karya emas Mpu Prapanca. Lewat karyanya yang tertuang dalam kitab Negarakertagama, kejayaan Majapahit dapat diketahui.
Disebutkan, pujangga hebat Prapanca ini merampungkan karyanya pada bulan Aswina tahun Saka 1287. Kitab ini ditulis dalam bentuk puisi. Dalam Negarakertagama, Prapanca melukiskan bagaimana Hayam Wuruk memerintah hingga membuat Majapahit aman, damai dan sejahtera.
Pencapaian tersebut mendorong Mpu Prapanca untuk menulis semua apa yang terjadi kala itu. Sri Wintala Achmad, dalam bukunya berjudul "Hitam Putih Mahaputih Gajah Mada " menyampaikan bahwa Kakawin Negarakertagama ditulis bukan atas perintah Hayam Wuruk. Negarakertagama merupakan inisiatif Mpu Prapanca, semacam ungkapan kekaguman sekaligus baktinya pada raja.
Kitab Negarakertagama ditulis sangat rapi dan sistematis. Prapanca menyampaikan ulasannya dengan mengelompokkannya ke dalam bab atau pupuh. Dalam Pupuh I, Prapanca menyampaikan rasa kagumnya terhadap yang mulia baginda raja. Sang pujangga bahkan memandang Raja Hayam Wuruk sebagai titisan Siwa Buddha.
Lalu pada pupuh II-VI, Prapanca menggambarkan bagaimana hubungan kekerabatan raja bergelar Sri Rajasanagara itu. Semua itu, menurut Prapanca, karena kecakapan nenek raja, yang bernama Rajapatni putri Gayatri yang selalu menjadi penasihat raja.
Pada pupuh VIII, kembali menyoroti raja sebagai titisan dewa. Hayam Wuruk sebagai utusan yang mengusap duka, dewa Indra, yang menurunkan hujan di atas bumi. Lebih dalam dia menggambarkan sang raja sebagai sosok penjaga Pertiwi, meresap ke semua tempat laksana hawa. Sedangkan rupanya laksana bulan. Semua orang tunduk kepada kuasa raja.
Pada pupuh VIII-XII, Prapanca mendeskripsikan keindahan istana Majapahit, termasuk para punggawa dan pegawai istana. Lalu disusul pupuh XIII - XIV tentang wilayah kekuasaan Majapahit, lengkap dengan nama nama-nama daerah dan pulau yang tunduk kepada Majapahit.
Tidak luput dari perhatiannya soal hubungan antara Kerajaan Majapahit dengan negara-negara asing. Itu dituangkan Prapanca dalam pupuh XV. Beberapa negara sahabat disebutkan, misalnya Singanagari, Kamboja, Siam, Dharmanagara, dan Campa.
Prapanca juga memuji kecakapan Hayam Wuruk saat memimpin kerajaan. Pada pupuh XVII-LX, ia menyampaikan bahwa raja sering blusukan untuk melihat kondisi masyarakatnya. Itu dilakuka raja pada tahun 1359 di beberapa wilayah di Jawa Timur.
Disebutkan, pujangga hebat Prapanca ini merampungkan karyanya pada bulan Aswina tahun Saka 1287. Kitab ini ditulis dalam bentuk puisi. Dalam Negarakertagama, Prapanca melukiskan bagaimana Hayam Wuruk memerintah hingga membuat Majapahit aman, damai dan sejahtera.
Pencapaian tersebut mendorong Mpu Prapanca untuk menulis semua apa yang terjadi kala itu. Sri Wintala Achmad, dalam bukunya berjudul "Hitam Putih Mahaputih Gajah Mada " menyampaikan bahwa Kakawin Negarakertagama ditulis bukan atas perintah Hayam Wuruk. Negarakertagama merupakan inisiatif Mpu Prapanca, semacam ungkapan kekaguman sekaligus baktinya pada raja.
Kitab Negarakertagama ditulis sangat rapi dan sistematis. Prapanca menyampaikan ulasannya dengan mengelompokkannya ke dalam bab atau pupuh. Dalam Pupuh I, Prapanca menyampaikan rasa kagumnya terhadap yang mulia baginda raja. Sang pujangga bahkan memandang Raja Hayam Wuruk sebagai titisan Siwa Buddha.
Lalu pada pupuh II-VI, Prapanca menggambarkan bagaimana hubungan kekerabatan raja bergelar Sri Rajasanagara itu. Semua itu, menurut Prapanca, karena kecakapan nenek raja, yang bernama Rajapatni putri Gayatri yang selalu menjadi penasihat raja.
Pada pupuh VIII, kembali menyoroti raja sebagai titisan dewa. Hayam Wuruk sebagai utusan yang mengusap duka, dewa Indra, yang menurunkan hujan di atas bumi. Lebih dalam dia menggambarkan sang raja sebagai sosok penjaga Pertiwi, meresap ke semua tempat laksana hawa. Sedangkan rupanya laksana bulan. Semua orang tunduk kepada kuasa raja.
Pada pupuh VIII-XII, Prapanca mendeskripsikan keindahan istana Majapahit, termasuk para punggawa dan pegawai istana. Lalu disusul pupuh XIII - XIV tentang wilayah kekuasaan Majapahit, lengkap dengan nama nama-nama daerah dan pulau yang tunduk kepada Majapahit.
Tidak luput dari perhatiannya soal hubungan antara Kerajaan Majapahit dengan negara-negara asing. Itu dituangkan Prapanca dalam pupuh XV. Beberapa negara sahabat disebutkan, misalnya Singanagari, Kamboja, Siam, Dharmanagara, dan Campa.
Prapanca juga memuji kecakapan Hayam Wuruk saat memimpin kerajaan. Pada pupuh XVII-LX, ia menyampaikan bahwa raja sering blusukan untuk melihat kondisi masyarakatnya. Itu dilakuka raja pada tahun 1359 di beberapa wilayah di Jawa Timur.