Sempat Hanya Beroperasi 15%, Industri Jabar Mulai Bangkit
loading...
A
A
A
BANDUNG - Industri di Jawa Barat mulai bergerak naik seiring mulai diberlakukannya adaptasi kebiasan baru (AKB). Sebelumnya, industri Jabar hanya beroperasi 15% saat awal pandemi COVID-19.
"Sekarang sudah mulai recovery, cuman memang belum sama dengan posisi Maret. Karena waktu itu semua industri full capacity. Kemudian April mulai turun jadi 70%. Mei tinggal 15%, tapi sekarang, Juni sudah naik lagi jadi 30 sampai 35%, terutama sektor otomotif," kata Wakil Ketua Bidang Perindustrian Kadin Jabar Dedi Harsono.
Menurut dia, bila sektor otomotif mulai bergerak, sektor turunan lainnya akan mulai bergerak. Karena banyak sektor yang juga terkait dengan sektor otomotif, temasuk usaha kecil dan menengah (UKM).
"Desember kami diprediksi industri di Jabar sudah berjalan sampai 70%. Memang masih tersisa 30%. Karena sebagian ekspor masih ter hold. Karena memang mereka masih memprotek pasarnya. Itu imbas pendemi, sehingga pasar masih kurang," beber dia.
Masih adanya negara yang menahan barang masuk, kata dia, menyebabkan ekspor Indonesia agak lambat naik. Kecuali ada barang yang memang tidak dimiliki negara lain. Saat ini, ekspor juga mulai bergerak naik, tetapi tidak banyak.
"Kapan pastinya recovery sampai 100%, kita tidak bisa prediksi akhir tahun ini atau tahun depan. Tapi semua negara maju punya industri bikin vaksin. Merek berlomba lomba, karena peluang pasar cukup besar," papar dia.
Dia berkeyakinan, nanti ketika ada vaksin, industri akan bergerak lebih tinggi. Karena kemarin yang punya uang merek nahan diri.
Saat ini, mayarakat lebih untuk memenuhi kebutuhan primer. Kebutuhan tersier, seperti mobil mewah, belum dilakukan.
"Nah, kebutuhan primer sekarang sudah mulai naik. Karena mayarakat sudah beli online. Jadi masih tetap jalan. UKM memang masih terdampak, ada sekitar 30.000 an, tapi tinggal menunggu waktu aja. Nanti mulai bergerak lagi," pungkas Dedi. (Baca juga: Kapal Esa Windu Ditemukan Mati Mesin di Tengah Laut, 3 Nelayan Selamat)
Ketua Kadin Jabar Tatan Pria Sudjana mengatakan, sekarang ini banyak industri menengah yang merosot menjadi industri kecil, akibat pandemi. Begitupun yang kecil, ada yang menjadi besar, karena pandemi.
"Setelah pandemi ini, kami akan bergerak cepat untuk kembali menggeliat. Karena kemarin, kami hanya jalan 15%. Untung PSBB enggak terus berlanjut. Kalau sampai Agustus aja, kami sudah pasti habis," tambah dia.
Lihat Juga: Kayanya Alam Nusantara di Bawah Kekuasaan Kerajaan Majapahit, Bikin Pedagang Tingkok Terpana
"Sekarang sudah mulai recovery, cuman memang belum sama dengan posisi Maret. Karena waktu itu semua industri full capacity. Kemudian April mulai turun jadi 70%. Mei tinggal 15%, tapi sekarang, Juni sudah naik lagi jadi 30 sampai 35%, terutama sektor otomotif," kata Wakil Ketua Bidang Perindustrian Kadin Jabar Dedi Harsono.
Menurut dia, bila sektor otomotif mulai bergerak, sektor turunan lainnya akan mulai bergerak. Karena banyak sektor yang juga terkait dengan sektor otomotif, temasuk usaha kecil dan menengah (UKM).
"Desember kami diprediksi industri di Jabar sudah berjalan sampai 70%. Memang masih tersisa 30%. Karena sebagian ekspor masih ter hold. Karena memang mereka masih memprotek pasarnya. Itu imbas pendemi, sehingga pasar masih kurang," beber dia.
Masih adanya negara yang menahan barang masuk, kata dia, menyebabkan ekspor Indonesia agak lambat naik. Kecuali ada barang yang memang tidak dimiliki negara lain. Saat ini, ekspor juga mulai bergerak naik, tetapi tidak banyak.
"Kapan pastinya recovery sampai 100%, kita tidak bisa prediksi akhir tahun ini atau tahun depan. Tapi semua negara maju punya industri bikin vaksin. Merek berlomba lomba, karena peluang pasar cukup besar," papar dia.
Dia berkeyakinan, nanti ketika ada vaksin, industri akan bergerak lebih tinggi. Karena kemarin yang punya uang merek nahan diri.
Saat ini, mayarakat lebih untuk memenuhi kebutuhan primer. Kebutuhan tersier, seperti mobil mewah, belum dilakukan.
"Nah, kebutuhan primer sekarang sudah mulai naik. Karena mayarakat sudah beli online. Jadi masih tetap jalan. UKM memang masih terdampak, ada sekitar 30.000 an, tapi tinggal menunggu waktu aja. Nanti mulai bergerak lagi," pungkas Dedi. (Baca juga: Kapal Esa Windu Ditemukan Mati Mesin di Tengah Laut, 3 Nelayan Selamat)
Ketua Kadin Jabar Tatan Pria Sudjana mengatakan, sekarang ini banyak industri menengah yang merosot menjadi industri kecil, akibat pandemi. Begitupun yang kecil, ada yang menjadi besar, karena pandemi.
"Setelah pandemi ini, kami akan bergerak cepat untuk kembali menggeliat. Karena kemarin, kami hanya jalan 15%. Untung PSBB enggak terus berlanjut. Kalau sampai Agustus aja, kami sudah pasti habis," tambah dia.
Lihat Juga: Kayanya Alam Nusantara di Bawah Kekuasaan Kerajaan Majapahit, Bikin Pedagang Tingkok Terpana
(boy)