Sumpah Palapa Berujung Ricuh, Perdebatan Gajah Mada dan Gayatri hingga Pembunuhan Kembar

Jum'at, 25 November 2022 - 06:44 WIB
loading...
Sumpah Palapa Berujung Ricuh, Perdebatan Gajah Mada dan Gayatri hingga Pembunuhan Kembar
Perdebatan Gajah Mada dan Gayatri wanita di balik kejayaan Majapahit hingga pembunuhan pejabat negara usai Gajah Mada mengucap sumpah palapa. Foto: Istimewa
A A A
PELANTIKAN Gajah Mada sebagai mahapatih membuat geger Kerajaan Majapahit. Pada momen itu, Menteri Keamanan Dalam Negeri, Saden terbunuh. Pemicunya adalah Sumpah Palapa yang diucapkan sang patih usai dilantik.

Usai dinobatkan sebagai Mahapati Kerajaan Majapahit, tiba-tiba suara Gajah Mada menggelegar menyatakan sumpah palapanya sambil duduk bersimpuh di hadapan Rani Kahuripan atau Bhre Kahuripan yang dikelilingi para menteri, isi sumpahnya dia baru akan tenang beristirahat setelah berhasil menaklukkan Nusantara.

Gajah Mada akan menanggalkan jabatan setelah Gurun, Seran, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik, mencium kaki Majapahit.

Suasana pelantikan yang dihadiri para menteri pun sontak geger. Banyak menteri yang terperangah. Termasuk Bhre Kahuripan yang paska tewasnya Raja Jayanegara memegang tampuk pemerintahan Majapahit. Juga merasa takjub. Namun tidak halnya dengan Kembar, salah satu pejabat penting Majapahit yang ikut hadir di paseban. Kembar malah menyambutnya dengan tawa mengejek.

Kembar terang-terangan meragukan sumpah palapa Patih Gajah Mada. Begitu juga dengan pejabat penting lain, seperti Jabung Tarewes dan Lembu Peteng. Bersama pejabat yang lain, keduanya juga ikut terbahak-bahak. “Gajah Mada merasa dihina, lalu turun dari paseban menghadap kaki sang rani," tulis Slamet Muljana dalam "Menuju Puncak Kemegahan, Sejarah Kerajaan Majapahit".



Seketika Gajah Mada murka dan langsung menghabisi Kembar setelah berkeluh kesah kepada Bhre Kahuripan. Di sisi lain Gajah Mada memang sudah lama kurang menyukai Kembar. Saat peristiwa pemberontakan Sadeng, Kembar mendahului Gajah Mada yang sudah lama bercita-cita menundukkan Sadeng.

Bagi Gajah Mada, yang dilakukan Kembar adalah dosa yang tidak terampuni. "Di luar panangkilan, Kembar dan Warak dimusnahkan. Itulah kesempatan baik untuk melampiaskan dendamnya kepada Kembar yang telah mendahului mengepung Sadeng," tulis Slamet Muljana.

Sementara, Gayatri yang sudah menjadi pendeta agama pun kembali masuk ke istana. Dia memanggil Gajah Mada menghadap dirinya. Sebagaimana dikisahkan Earl Drake, pada bukunya "Gayatri Rajapatni : Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit", Gayatri ibu dari Tribhuwana Tunggadewi masih begitu dihormati di istana Kerajaan Majapahit.

Hal itulah yang membuat Gajah Mada segan terhadap sosok Gayatri. Kepada Gajah Mada, Gayatri menyatakan mengkhawatirkan siasat Gajah Mada dalam merepresentasikan rencananya itu dengan tiba-tiba. Pasalnya itu berakibat munculnya reaksi negatif di majelis setelah presentasi tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1804 seconds (0.1#10.140)