Tangis Pecah di Grobogan, Sulipah Tewas Tenggelam saat Menuju Malaysia
loading...
A
A
A
GROBOGAN - Medung pilu menyelimuti keluarga Sulipah, di Desa Tambakselo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jateng. Sulipah yang hendak ke Malaysia, justru tewas di perairan Kepulauan Riau (Kepri), karena kapal yang ditumpanginya tenggelam.
Bahkan, hingga kini anak balita Sulipah yang turut dalam perjalanan menuju ke Malaysia, belum juga ditemukan. Kapal tenggelam ini, mengangkut delapan TKI ilegal tujuan Malaysia.
Hingga kini, jenazah Sulipah masih berada di RSUD Kota Batam, untuk kepentingan penyelidikan. Tangis pilu tak dapat ditahan Anis Sekar. Anak sulung Sulipah tersebut, tak kuasa menahan kesedihan atas meninggalnya ibu kandungnya.
Sambil menahan tangis, Anis Sekar mengaku sempat berkomunikasi dengan ibunya melalui WhatsApp (WA), dan Facebook sebelum kapal yang ditumpangi ibunya tenggelam. "Saya komunikasi terakhir dengan ibu melalui WA dan Facebook, saat ibu baru tiba di Batam," tuturnya.
Sulipah dan anak balitanya, berencana kembali ke Malaysia, untuk kembali bekerja pada Selasa (15/11/2022). Dia sempat pulang ke Grobogan, untuk berlibur selama enam bulan, dan bertemu dengan anak serta kedua orang tuanya.
Bersama delapan orang lainnya, Sulipah menjadi korban tenggelam di perairan Kepri. Sulipah berangkat ke Malaysia, membawa putera bungsunya, Abdul Ahesan (4). Namun naas, keduanya turut menjadi korban kapal tenggelam tersebut.
Jenazah Sulipah berhasil diidentivikasi, setelah diunggah ke media sosial, dan langsung ditanggapi oleh Anis Sekar. Sebelum tenggelam, Sulipah bersama TKI ilegal lainnya, sempat menginap di Kota Batam, selama dua hari untuk menunggu kedatangan kapal yang akan mengangkutnya ke Malaysia.
"Kami sangat kaget dan heran, selama 15 tahun ibu di Malaysia, tidak pernah melakukan perjalanan laut dan selalu menggunakan pesawat. Setiap dua tahun sekali, ibu selalu pulang ke kampung halaman untuk bertemu kami bersama nenek dan kaki," ungkap Anis Sekar.
Anis Sekar juga mengaku, selalu mengantar ibunya ke bandara untuk berangkat ke Malaysia. Ibunya telah menikah dengan warga Bangladesh, dan dari pernikahan itu telah dikaruniai dua anak berusia empat serta 10 tahun.
Selama di Malaysia, Sulipah bersama suaminya bekerja sebagai pemilik dan pengelola toko di Malaysia. Keduanya sudah menikah selama 14 tahun. Selama ini, Sulipah merupakan tulang punggung keluarganya yang ada di Kabupaten Grobogan.
Belum diketahui pasti kapan jenazah Sulipah akan dipulangkan. Anis Sekar bersama keluarga besarnya sangat berharap, jenazah Sulipah dapat segera dipulangkan, dan dimakamkan. Dia juga berharap, adik bungsunya segera ditemukan.
Bahkan, hingga kini anak balita Sulipah yang turut dalam perjalanan menuju ke Malaysia, belum juga ditemukan. Kapal tenggelam ini, mengangkut delapan TKI ilegal tujuan Malaysia.
Hingga kini, jenazah Sulipah masih berada di RSUD Kota Batam, untuk kepentingan penyelidikan. Tangis pilu tak dapat ditahan Anis Sekar. Anak sulung Sulipah tersebut, tak kuasa menahan kesedihan atas meninggalnya ibu kandungnya.
Sambil menahan tangis, Anis Sekar mengaku sempat berkomunikasi dengan ibunya melalui WhatsApp (WA), dan Facebook sebelum kapal yang ditumpangi ibunya tenggelam. "Saya komunikasi terakhir dengan ibu melalui WA dan Facebook, saat ibu baru tiba di Batam," tuturnya.
Sulipah dan anak balitanya, berencana kembali ke Malaysia, untuk kembali bekerja pada Selasa (15/11/2022). Dia sempat pulang ke Grobogan, untuk berlibur selama enam bulan, dan bertemu dengan anak serta kedua orang tuanya.
Bersama delapan orang lainnya, Sulipah menjadi korban tenggelam di perairan Kepri. Sulipah berangkat ke Malaysia, membawa putera bungsunya, Abdul Ahesan (4). Namun naas, keduanya turut menjadi korban kapal tenggelam tersebut.
Jenazah Sulipah berhasil diidentivikasi, setelah diunggah ke media sosial, dan langsung ditanggapi oleh Anis Sekar. Sebelum tenggelam, Sulipah bersama TKI ilegal lainnya, sempat menginap di Kota Batam, selama dua hari untuk menunggu kedatangan kapal yang akan mengangkutnya ke Malaysia.
"Kami sangat kaget dan heran, selama 15 tahun ibu di Malaysia, tidak pernah melakukan perjalanan laut dan selalu menggunakan pesawat. Setiap dua tahun sekali, ibu selalu pulang ke kampung halaman untuk bertemu kami bersama nenek dan kaki," ungkap Anis Sekar.
Anis Sekar juga mengaku, selalu mengantar ibunya ke bandara untuk berangkat ke Malaysia. Ibunya telah menikah dengan warga Bangladesh, dan dari pernikahan itu telah dikaruniai dua anak berusia empat serta 10 tahun.
Selama di Malaysia, Sulipah bersama suaminya bekerja sebagai pemilik dan pengelola toko di Malaysia. Keduanya sudah menikah selama 14 tahun. Selama ini, Sulipah merupakan tulang punggung keluarganya yang ada di Kabupaten Grobogan.
Belum diketahui pasti kapan jenazah Sulipah akan dipulangkan. Anis Sekar bersama keluarga besarnya sangat berharap, jenazah Sulipah dapat segera dipulangkan, dan dimakamkan. Dia juga berharap, adik bungsunya segera ditemukan.
(eyt)