Nestapa Mbah Gimin, Puluhan Tahun Dipenjara di Kamar Gelap Berukuran 2x4 Meter
loading...
A
A
A
Tak sampai di sini, Mbah Giminpun sering mengejar warga sembari membawa parang ataupun celurit. Oleh karenanya, warga merasa terancam terlebih Mbah Gimin berkeliarannya setiap malam hari.
"Warga di sini merasa terancam tho," ujar Ika.
Melalui rembuk warga dan juga kerabat akhirnya mereka memutuskan untuk mengisolasi Mbah Gimin di dalam kamar. Awalnya, pintu kamar tersebut terbuat dari kayu namun ternyata Mbah Gimin berhasil keluar dengan menjebolnya.
Kemudian warga memutuskan membuat jeruji besi agar tak dirusak. Namun ternyata Mbah Gimin juga berhasil keluar dengan membuat lobang di lantai kamar sehingga tembus ke luar rumah. Hingga akhirnya lantai kamar dibuat cor dari semen.
"Lha kuat Mbah Gimin itu. Delapan tahun tak pernah sakit. Hanya dengan paku kecil, Mbah Gimin bisa membuat lobang di dalam tanah, padahal di sini bebatuan," ujar dia.
Sewaktu dirinya masih kecil, lanjut dia, Mbah Gimin pernah dibawa ke RS Ghrasia. Namun dua bulan setelah bebas dari masa rehabilitasi kelakuan Mbah Gimin kambuh lagi. Hingga akhirnya warga memutuskan untuk mengurungnya di dalam kamar.
Lurah Ngoro-oro, Sukasto mengakui jika ada warganya yang kini masih dalam pasungan sejak lama. Namun dia baru mengetahuinya beberapa bulan terakhir sehingga dia langsung berkoordinasi pemerintah kabupaten dan provinsi untuk menindaklanjutinya.
"Kami akan membawanya ke RS J Ghrasia di Sleman. Kemudian nanti kalau sudah sembuh atau stabil akan kami kirim ke pondok pesantren lagi yang memang spesialis menangani pasien gangguan jiwa," pungkasnya.
"Warga di sini merasa terancam tho," ujar Ika.
Melalui rembuk warga dan juga kerabat akhirnya mereka memutuskan untuk mengisolasi Mbah Gimin di dalam kamar. Awalnya, pintu kamar tersebut terbuat dari kayu namun ternyata Mbah Gimin berhasil keluar dengan menjebolnya.
Kemudian warga memutuskan membuat jeruji besi agar tak dirusak. Namun ternyata Mbah Gimin juga berhasil keluar dengan membuat lobang di lantai kamar sehingga tembus ke luar rumah. Hingga akhirnya lantai kamar dibuat cor dari semen.
"Lha kuat Mbah Gimin itu. Delapan tahun tak pernah sakit. Hanya dengan paku kecil, Mbah Gimin bisa membuat lobang di dalam tanah, padahal di sini bebatuan," ujar dia.
Sewaktu dirinya masih kecil, lanjut dia, Mbah Gimin pernah dibawa ke RS Ghrasia. Namun dua bulan setelah bebas dari masa rehabilitasi kelakuan Mbah Gimin kambuh lagi. Hingga akhirnya warga memutuskan untuk mengurungnya di dalam kamar.
Lurah Ngoro-oro, Sukasto mengakui jika ada warganya yang kini masih dalam pasungan sejak lama. Namun dia baru mengetahuinya beberapa bulan terakhir sehingga dia langsung berkoordinasi pemerintah kabupaten dan provinsi untuk menindaklanjutinya.
"Kami akan membawanya ke RS J Ghrasia di Sleman. Kemudian nanti kalau sudah sembuh atau stabil akan kami kirim ke pondok pesantren lagi yang memang spesialis menangani pasien gangguan jiwa," pungkasnya.
(shf)