Nestapa Mbah Gimin, Puluhan Tahun Dipenjara di Kamar Gelap Berukuran 2x4 Meter

Rabu, 16 November 2022 - 14:09 WIB
loading...
Nestapa Mbah Gimin, Puluhan Tahun Dipenjara di Kamar Gelap Berukuran 2x4 Meter
Mbah Gimin, lelaki berumur 68 tahun asal Gunungasem Ngoro-oro, Patuk, Gunungkidul hidup menyedihkan. Dia dipenjara di kamar 2x4 meter yang gelap dan lembab. Foto/MPI/Erfanto Linangkung
A A A
MBAH Gimin, lelaki berumur 68 tahun asal Dusun Gunungasem RT 020 RW Kalurahan Ngoro-oro, Kapanewon Patuk, Gunungkidul hidup menyedihkan. Dia tinggal dan dipenjara di sebuah kamar berukuran 2x4 meter yang gelap dan lembab.

Rumah lelaki ini sebenarnya cukup besar berukuran 12x10 meter. Namun oleh warga dan kerabatnya, dia ditempatkan di kamar yang berukuran kecil tersebut. Pintunya kini terbuat dari jeruji besi baja sehingga dia tidak mungkin keluar.


Seluruh aktivitasnya dilakukan di dalam kamar kecil tersebut mulai dari makan, tidur ataupun buang air. lelaki ini hanya tidur beralaskan karpet plastik yang diletakkan di lantai.

Untuk makan sehari-hari, dia mendapat pasokan dari keponakannya yang bernama Giyanto. Keponakannya inilah yang selama ini mencukupi berbagai kebutuhan dari Mbah Gimin

Dukuh Gunungasem, Ika Wijayanto mengungkapkan, Mbah Gimin sudah berada di dalam 'tahanan' tersebut selama 8 tahun lebih.

Warga bersama kerabat memutuskan agar Mbah Gimin dikurung di dalam kamar karena ketika berada di luar, dia sangat membahayakan.



"Pokoknya kalau di luar itu mengancam kami," tutur Ika, Rabu (16/11/2022)

Dia mengatakan, dulu Mbah Gimin memang pernah belajar di Pondok pesantren. Namun keluar dan pulang ke rumahnya di Dusun Gunungasem. Sejak keluar itulah, Mbah Gimin seolah mengalami kelainan jiwa.

Mbah Gimin sering bergumam sendiri dan bahkan sering merusak rumah warga. Mbah Gimin sering melempari rumah warga dengan batu yang ukurannya tidak kecil. Tak hanya itu, setiap mobil melintas juga tak luput dari lemparan batu Mbah Gimin.

Tak sampai di sini, Mbah Giminpun sering mengejar warga sembari membawa parang ataupun celurit. Oleh karenanya, warga merasa terancam terlebih Mbah Gimin berkeliarannya setiap malam hari.

"Warga di sini merasa terancam tho," ujar Ika.

Melalui rembuk warga dan juga kerabat akhirnya mereka memutuskan untuk mengisolasi Mbah Gimin di dalam kamar. Awalnya, pintu kamar tersebut terbuat dari kayu namun ternyata Mbah Gimin berhasil keluar dengan menjebolnya.

Kemudian warga memutuskan membuat jeruji besi agar tak dirusak. Namun ternyata Mbah Gimin juga berhasil keluar dengan membuat lobang di lantai kamar sehingga tembus ke luar rumah. Hingga akhirnya lantai kamar dibuat cor dari semen.

"Lha kuat Mbah Gimin itu. Delapan tahun tak pernah sakit. Hanya dengan paku kecil, Mbah Gimin bisa membuat lobang di dalam tanah, padahal di sini bebatuan," ujar dia.

Sewaktu dirinya masih kecil, lanjut dia, Mbah Gimin pernah dibawa ke RS Ghrasia. Namun dua bulan setelah bebas dari masa rehabilitasi kelakuan Mbah Gimin kambuh lagi. Hingga akhirnya warga memutuskan untuk mengurungnya di dalam kamar.

Lurah Ngoro-oro, Sukasto mengakui jika ada warganya yang kini masih dalam pasungan sejak lama. Namun dia baru mengetahuinya beberapa bulan terakhir sehingga dia langsung berkoordinasi pemerintah kabupaten dan provinsi untuk menindaklanjutinya.

"Kami akan membawanya ke RS J Ghrasia di Sleman. Kemudian nanti kalau sudah sembuh atau stabil akan kami kirim ke pondok pesantren lagi yang memang spesialis menangani pasien gangguan jiwa," pungkasnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9815 seconds (0.1#10.140)