Sosok Ini yang Membujuk Pangeran Diponegoro Mau Bertemu Belanda
loading...
A
A
A
Hal ini berkenaan dengan anggapan Diponegoro tentang janji Cleerens kepadanya perihal perundingan yang bakal digelar dengan De Kock nantinya.
Janji itu yakni jika mereka tidak sampai pada titik temu kesepakatan, maka pangeran diizinkan untuk pulang dengan tenang ke Bagelen.
Tetapi yang terjadi tak demikian, sang pangeran ditangkap. Setelah ditangkap di Magelang, sang pangeran mendiskusikan isu ini panjang lebar dengan opsir Belanda yang mengawalnya, Kapten Roeps.
Kepada sang opsir, ia mendapat kesan jika kesepakatan tidak dapat dicapai dengan De Kock, orang-orang itu seharusnya membiarkan dia pergi tanpa hambatan ke pegunungan.
Di sisi lain Cleerens menegaskan tak ada satu pun dari surat-suratnya yang memberi janji-janji tertulis kepada Pangeran Diponegoro. Meski tentu ia berusaha keras untuk meyakinkan pangeran, bahwa ia sendiri pribadi bertanggung jawab atas keselamatan Pangeran Diponegoro.
Sambil mengulangi janji De Kock, tentang jaminan keamanan bahwa pangeran tidak akan diapa-apakan, ia memperlakukan pangeran dengan segala hormat, menyapanya sebagai sultan dan berbicara langsung dengan bahasa Melayu tidak lewat penerjemah.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
Janji itu yakni jika mereka tidak sampai pada titik temu kesepakatan, maka pangeran diizinkan untuk pulang dengan tenang ke Bagelen.
Tetapi yang terjadi tak demikian, sang pangeran ditangkap. Setelah ditangkap di Magelang, sang pangeran mendiskusikan isu ini panjang lebar dengan opsir Belanda yang mengawalnya, Kapten Roeps.
Kepada sang opsir, ia mendapat kesan jika kesepakatan tidak dapat dicapai dengan De Kock, orang-orang itu seharusnya membiarkan dia pergi tanpa hambatan ke pegunungan.
Di sisi lain Cleerens menegaskan tak ada satu pun dari surat-suratnya yang memberi janji-janji tertulis kepada Pangeran Diponegoro. Meski tentu ia berusaha keras untuk meyakinkan pangeran, bahwa ia sendiri pribadi bertanggung jawab atas keselamatan Pangeran Diponegoro.
Sambil mengulangi janji De Kock, tentang jaminan keamanan bahwa pangeran tidak akan diapa-apakan, ia memperlakukan pangeran dengan segala hormat, menyapanya sebagai sultan dan berbicara langsung dengan bahasa Melayu tidak lewat penerjemah.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
(shf)