Perlawanan Sengit Pejuang Padri yang Merepotkan Pasukan Belanda saat Pertempuran di Agam

Rabu, 15 Januari 2025 - 07:58 WIB
loading...
Perlawanan Sengit Pejuang...
Pasukan Pejuang Padri terlibat pertempuran sengit dengan tentara Belanda di Agam, Sumatera Barat pada 24 September 1823. Sebanyak 19 pasukan Belanda terluka. Foto/Ilustrasi/Wikipedia
A A A
AGAM - Pasukan Pejuang Padri terlibat pertempuran sengit dengan tentara Belanda di daerah Agam, Sumatera Barat pada 24 September 1823. Pasukan Belanda yang berkekuatan 170 orang itu dibuat kerepotan oleh serbuan pasukan Padri.

Pertempuran singkat ini membuat pasukan Belanda terluka 19 orang. Meski demikian, pasukan Belanda yang disokong persenjataan lengkap dan membuat para Pejuang Padri kewalahan.



Pertahanan Pejuang Padri yang dijaga 360 orang tak mampu melawan pasukan Belanda. Persenjataan Belanda yang lengkap dan canggih itu membuat benteng pertahanan Pasukan Padri mampu direbut.

Kepergian komandan militer Belanda Letnan Kolonel Raaff ke Padang pada tanggal 16 Desember 1823, untuk menggantikan kedudukan Du Puy sebagai residen dan komandan militer Belanda di Padang, terjadi perkembangan baru. Raaff merencanakan untuk mengadakan perundingan dengan kaum Padri.



Dikisahkan pada "Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia", usahanya untuk mendekati kaum Padri di Bonjol berhasil dan pada tanggal 22 Januari 1824 dapat diadakan perundingan perdamaian dengan mereka.

Kekalahan di benteng pertahanan itu membuat Padri terpaksa mengadakan perdamaian dengan Belanda. Perundingan ini juga sebenarnya hanya menguntungkan pihak Belanda untuk menunda waktu guna memperkuat diri.



Pengiriman pasukan-pasukan oleh Raaff pada tanggal 29 Februari 1824, terdiri atas 150 orang serdadu Eropa, 150 orang Madura, dan 1.000 orang bumi putra setempat dengan perlengkapan meriam tiga pon dan howitser, ke daerah Pandai Sikat dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan apabila usahanya, untuk mengajak berdamai tidak mendapat sambutan dari kaum Padri.

Tuanku Damasiang, seorang pemimpin Padri di Kota Lawas menolak untuk berdamai dengan Belanda sehingga mendapat serangan dari pasukan lawan. Kota Lawas dibakar dan Tuanku Damasiang terpaksa menyerah karena kepungan pasukan Belanda tersebut.

Pendudukan daerah VI Kota oleh pasukan Belanda menimbulkan kemarahan kaum Padri di Bonjol. Meninggalnya Letnan Kolonel Raaff karena sakit pada tanggal 19 April 1824 merupakan kesempatan baik bagi mereka untuk kembali mengobarkan perang.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Terjebak Perangkap di...
Terjebak Perangkap di Agam, Harimau Sumatera Dievakuasi ke Bukittinggi
Kisah Penangkapan Crazy...
Kisah Penangkapan Crazy Rich Kiai Murmo yang Memicu Kemarahan Pangeran Diponegoro Kepada Belanda
Gunung Marapi Meletus,...
Gunung Marapi Meletus, Warga: Dentuman Keras dan Api Terlihat di Puncak
Momen Panembahan Senopati...
Momen Panembahan Senopati Akhiri Hidup Arya Penangsang dengan Tombak Kiai Plered
Haji Darip, Jawara Betawi...
Haji Darip, Jawara Betawi yang Berani Keroyok Tentara Jepang dan Belanda hingga Kocar Kacir
Kisah Tentara Belanda...
Kisah Tentara Belanda Kalang Kabut Diserang Pasukan Pangeran Diponegoro
Momen Belanda Kehilangan...
Momen Belanda Kehilangan Dua Pucuk Meriam usai Kalah Perang dengan Kerajaan Bone
Empat Faktor Pangeran...
Empat Faktor Pangeran Diponegoro Marah ke Belanda hingga Memicu Perang Jawa
Kisah Kerajaan di Sulsel...
Kisah Kerajaan di Sulsel Gempur Gabungan Pasukan Belanda dan Sidenreng
Rekomendasi
Sinopsis Sinetron Romansa...
Sinopsis Sinetron Romansa Kampung Dangdut Eps 30: Ketegangan Raka dan Galuh
Jejak Leluhur Pemain...
Jejak Leluhur Pemain Keturunan Timnas Indonesia, Ini Persebarannya!
Sinopsis Sinetron Preman...
Sinopsis Sinetron Preman Pensiun 9 Eps 29: Kesalahpahaman yang Picu Pengeroyokan
Berita Terkini
DPR ke Krakatau Steel...
DPR ke Krakatau Steel Cilegon: Dorong Industri Baja Nasional Berkembang
10 menit yang lalu
Gempa Myanmar Jadi Peringatan,...
Gempa Myanmar Jadi Peringatan, HIPMI Jaya Dorong Regulasi Bangunan Antigempa di Jakarta
47 menit yang lalu
Lembaga Falakiyah NU...
Lembaga Falakiyah NU Sampang Pantau Hilal Idulfitri 2025 di Pelabuhan Taddan Camplong
1 jam yang lalu
Puncak Arus Mudik di...
Puncak Arus Mudik di Pelabuhan Merak, 671.000 Orang Tinggalkan Jawa Menuju Sumatera
2 jam yang lalu
3 Motor Kecelakaan di...
3 Motor Kecelakaan di Megamendung Puncak Bogor, 1 Tewas
2 jam yang lalu
H-2 Lebaran, Stasiun...
H-2 Lebaran, Stasiun Gambir Berangkatkan 217 Ribu Pemudik Lebaran
2 jam yang lalu
Infografis
Sembilan Peristiwa Penting...
Sembilan Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Ramadan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved