Pemotor Terjatuh saat Nekat Seberangi Jalur Lahar Gunung Semeru
loading...
A
A
A
LUMAJANG - Sejumlah pengendara motor terjatuh saat nekat menyeberangi jalur lahar Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang. Bahkan, para pemotor tersebut nyaris terseret derasnya arus banjir lahar hujan di Curah Kobokan, Kamis (10/11/2022).
Sejumlah warga dengan Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, sigap memberikan pertolongan kepada para pengendara yang terjebak banjir. Jalur tersebut menjadi pilihan warga, karena jalur utama di Piket Nol longsor.
Saat kondisi banjir dari wilayah Gunung Semeru semakin deras, jalur alternatif tersebut terpaksa ditutup agar tidak membahayakan penyeberang. Para pengguna kendaraan, rela menunggu banjir lahar dingin surut meskipun harus menunggu empat jam lamanya.
"Tidak ada pilihan lain bagi warga di sini, karena jalan utama longsor dan tidak dapat dilintasi. Kami terpaksa melintasi jalur lahar Gunung Semeru, yang juga sangat berbahaya karena sering terjadi banjir," ujar salah seorang warga, Bayu.
Dalam dua bulan terakhir, kondisi cuaca di kawasan lereng Gunung Semeru tersebut, sangat ekstrem. Sering turun hujan lebat di kawasan puncak, yang memicu terjadinya banjir lahar hujan.
Tak hanya banjir lahar hujan, awan panas guguran juga masih berpotensi melintas di jalur tersebut, karena aktivitas vulkanik Gunung Semeru belum stabil. Imbauan untuk menjauh dari lokasi rawan bencana terus dilakukan pemerintah, namun warga tidak memiliki pilihan karena hanya jalur satu-satunya jalur penghubung.
Sejumlah warga dengan Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, sigap memberikan pertolongan kepada para pengendara yang terjebak banjir. Jalur tersebut menjadi pilihan warga, karena jalur utama di Piket Nol longsor.
Saat kondisi banjir dari wilayah Gunung Semeru semakin deras, jalur alternatif tersebut terpaksa ditutup agar tidak membahayakan penyeberang. Para pengguna kendaraan, rela menunggu banjir lahar dingin surut meskipun harus menunggu empat jam lamanya.
"Tidak ada pilihan lain bagi warga di sini, karena jalan utama longsor dan tidak dapat dilintasi. Kami terpaksa melintasi jalur lahar Gunung Semeru, yang juga sangat berbahaya karena sering terjadi banjir," ujar salah seorang warga, Bayu.
Dalam dua bulan terakhir, kondisi cuaca di kawasan lereng Gunung Semeru tersebut, sangat ekstrem. Sering turun hujan lebat di kawasan puncak, yang memicu terjadinya banjir lahar hujan.
Baca Juga
Tak hanya banjir lahar hujan, awan panas guguran juga masih berpotensi melintas di jalur tersebut, karena aktivitas vulkanik Gunung Semeru belum stabil. Imbauan untuk menjauh dari lokasi rawan bencana terus dilakukan pemerintah, namun warga tidak memiliki pilihan karena hanya jalur satu-satunya jalur penghubung.
(eyt)