Digital Library ISNU Jatim Dorong Kecendekiawanan dan Kemajuan Bangsa
loading...
A
A
A
SURABAYA - Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur melaunching digital library, Rabu (3/7) malam. Keberadaannya diharapkan mendorong tumbuhnya kecendekiawanan NU dan kemajuan bangsa.
Hal ini diungkapkan mantan Wakil Gubernur Jawa Timur dan anggota Dewan Penasehat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jatim Emil Elestianto Dardak saat memberikan pidato ilmiah.
”Kalau saya pelajari kemajuan negara seperti Singapura, Finlandia, Denmark, Amerika, Korsel, dan sebagainya, terutama negara-negara kecil yang sudah maju itu, ternyata kuncinya bukan sumberdaya alam, tapi teknologi,” kata Emil Dardak.
Dalam acara yang dihadiri Ketua Umum PP ISNU Prof DR HC Ali Masykur Moesa, Penasehat ISNU, Rektor Universitas Airlangga (Unair) dan Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Prof DR M Nasih, dan Stafsus Wapres KH Masduqi Baidlowi.
Emil menjelaskan kemajuan bangsa Indonesia saat ini mencapai pertumbuhan ekonomi 5 persen.
“Untuk menjadi negara maju itu mestinya mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen lebih, tapi sekarang 5 persen saja ngos-ngosan (sekuat tenaga), karena itu perlu fokus pada kunci kemajuan yakni teknologi, bukan pertambangan atau pertanian,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Emil Dardak mengapresiasi "Digital Library" karena akan mendorong tumbuhnya kecendekiawan di kalangan NU dan mendorong fokus pada kunci kemajuan negara, sehingga ISNU Jatim menjadi pioner dalam "Islamic Scholars" di kalangan NU secara nasional.
“Dengan Digital Library, ISNU akan memiliki dua peran penting yakni mewadahi potensi/dialektika intelektual dan kecendekiawanan sebagai produser, bukan konsumer. Digital Library akan mendorong Islamic Scholars di NU,” katanya.
Hal ini diungkapkan mantan Wakil Gubernur Jawa Timur dan anggota Dewan Penasehat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jatim Emil Elestianto Dardak saat memberikan pidato ilmiah.
”Kalau saya pelajari kemajuan negara seperti Singapura, Finlandia, Denmark, Amerika, Korsel, dan sebagainya, terutama negara-negara kecil yang sudah maju itu, ternyata kuncinya bukan sumberdaya alam, tapi teknologi,” kata Emil Dardak.
Dalam acara yang dihadiri Ketua Umum PP ISNU Prof DR HC Ali Masykur Moesa, Penasehat ISNU, Rektor Universitas Airlangga (Unair) dan Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Prof DR M Nasih, dan Stafsus Wapres KH Masduqi Baidlowi.
Emil menjelaskan kemajuan bangsa Indonesia saat ini mencapai pertumbuhan ekonomi 5 persen.
“Untuk menjadi negara maju itu mestinya mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen lebih, tapi sekarang 5 persen saja ngos-ngosan (sekuat tenaga), karena itu perlu fokus pada kunci kemajuan yakni teknologi, bukan pertambangan atau pertanian,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Emil Dardak mengapresiasi "Digital Library" karena akan mendorong tumbuhnya kecendekiawan di kalangan NU dan mendorong fokus pada kunci kemajuan negara, sehingga ISNU Jatim menjadi pioner dalam "Islamic Scholars" di kalangan NU secara nasional.
“Dengan Digital Library, ISNU akan memiliki dua peran penting yakni mewadahi potensi/dialektika intelektual dan kecendekiawanan sebagai produser, bukan konsumer. Digital Library akan mendorong Islamic Scholars di NU,” katanya.