Kisah Candi Muara Takus dan Munculnya Kawanan Gajah yang Ikut Berziarah

Senin, 17 Oktober 2022 - 08:24 WIB
loading...
Kisah Candi Muara Takus dan Munculnya Kawanan Gajah yang Ikut Berziarah
Candi Muara Takus, peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya di Desa Muara Takus, XIII Koto, Kampar, Riau menyimpan misteri. Foto/disparbud.kamparkab.go.id
A A A
CANDI Muara Takus, peninggalan sejarah peradaban zaman Kerajaan Sriwijaya yang berdiri kokoh di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kampar, Riau hingga kini masih menyimpan misteri sejarah yang belum terungkap.

Candi tertua di Sumatera yang dibuat dengan bahan batu bata, batu sungai dan batu pasir ini termasuk kategori peninggalan agama Buddha yang saat itu berkembang di Riau. Hal itu diperkuat dengan ditemukannya stupa berbentuk setengah lingkaran yang merupakan ciri khas bangunan suci agama Budha.



Stupa yang ditemukan memiliki ornamen roda dan kepala singa yang memiliki kesamaan dengan stupa di Myanmar,Vietnam, Sri Lanka dan India.

Candi Muara Takus unik karena arsitekturnya tidak ditemukan di candi atau peninggalan sejarah lainnya di Indonesia. Penelitian R.D.M. Verbeck dan E. Th. van Delden menyimpulkan bahwa Candi Muara Takus diduga merupakan bangunan Buddhis yang terdiri dari biara dan beberapa candi.

Di kompleks Candi Muara Takus terdapat dua candi dengan patung singa, yaitu di tangga masuk Candi Sulung dan Candi Mahligai . Di Candi Sulung arca singa ditemukan di depan candi atau di tangga masuk candi tersebut yang diduga menjaga bangunan suci dari pengaruh jahat.

Bangunan utama di kompleks Candi Muara Takus berupa stupa besar berbentuk menara yang sebagian besar terbuat dari batu bata dan sebagian kecil batu pasir kuning.



Selain itu terdapat Candi Tua, Candi Bungsu, Candi Sulung, Stupa Mahligai serta Palangka. Dalam kompleks candi juga ditemukan pula gundukan yang diperkirakan sebagai tempat pembakaran tulang manusia.

Di balik kemegahannya, Candi Muara Takus menyimpan misteris. Seperti yang dituliskan dalam buku "The Forgotten Kingdoms in Sumatra" oleh Dr. F.M. Schnitger pada 1939. Disebutkan bahwa sang penulis pernah menyaksikan gerombolan gajah yang berziarah ke candi tersebut pada 1935 silam.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3476 seconds (0.1#10.140)