Ribuan Santri Alkamal Kembali Belajar, Bupati Blitar Disemprot Disinfektan
loading...
A
A
A
Wastafel itu tersebar di tujuh asrama santri. "Karena di new normal cuci tangan dengan sabun adalah kewajiban, "tambah Gus Udin. Untuk pelaksanaan phyisical distancing, satu kamar yang biasanya berisi 30 santri, menjadi dikurangi.
Ponpes Al Kamal yang di era rejim Orde Baru menjadi langganan kunjungan pejabat Jakarta, yakni Wakil Presiden Adam Malik, Sudharmono, Try Sutrisno, Akbar Tanjung, Cosmas Batubara dan lain lain, memiliki ratusan kamar santri. Jumlah kamar mandi menjadi 122 buah dengan kapasitas antrian 8-10 santri per kamar mandi. (Baca:Razia Malam COVID-19, Aparat Sita Ratusan KTP dan Handphone)
Dengan di-launching sebagai Pesantren Tangguh, kata Gus Udin ponpes juga menyediakan dua kamar isolasi dengan masing masing kamar berkapasitas 20 orang. Kemudian pos kesehatan santri yang dijaga petugas kesehatan.
"Di ponpes juga dibentuk 40 orang satgas yang berasal dari pengurus dan santri senior," papar Gus Udin. Sebagai bagian antisipasi, selama di ponpes santri dilarang keluar lingkungan. Untuk santri yang ditemukan sakit dengan gejala yang mengarah akan langsung dikarantina di ruang isolasi.
"Jika tidak ada perubahan akan langsung dibawa ke puskesmas terdekat. Begitu juga santri yang datang tanpa surat keterangan sehat, akan kita arahkan untuk mengurus dulu, "kata Gus Udin yang menambahkan evaluasi Pesantren Tangguh akan dilakukan setiap Minggu.
Dalam peluncuran Pesantren Tangguh itu Bupati Rijanto dan Kapolres Leonard langsung mengecek setiap lokasi. Termasuk juga meninjau taman hidroponik santri yang bertujuan untuk ketahanan pangan dalam menghadapi situasi pandemik Covid-19.
"Bagus ini ketahanan pangannya," kata Rijanto yang juga memuji adanya program berjemur, berolahraga dan santri rutin mengkonsumsi vitamin untuk menaikkan imun tubuh.
Rijanto mengatakan, tidak ada yang bisa memastikan kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Sebab sampai saat ini vaksin Covid-19 juga belum ditemukan. Yang bisa dilakukan saat ini, kata dia, hanya menerapkan protokol kesehatan sesuai konsep new normal.
"Kapan akan berakhir (Covid-19)? Semua tidak ada yang tahu," kata Rijanto. Dengan diluncurkannya Pesantren Al Kamal sebagai Pesantren Tangguh, Rijanto berharap ponpes lain di Kabupaten Blitar segera dapat menyusul. Semua ponpes bisa menerapkan protokol kesehatan. Sebab ia tidak mengharapkan adanya klaster baru Covid-19.
Dalam kesempatan itu Rijanto juga mengatakan tempat wisata di Kabupaten Blitar secara bertahap juga sudah mulai dibuka. "Wisata, tempat ibadah dan pesantren mulai kita tata. Kalau kita kompak pasti bisa. Caranya menerapkan protokol kesehatan dengan ketat," pungkas Rijanto.
Ponpes Al Kamal yang di era rejim Orde Baru menjadi langganan kunjungan pejabat Jakarta, yakni Wakil Presiden Adam Malik, Sudharmono, Try Sutrisno, Akbar Tanjung, Cosmas Batubara dan lain lain, memiliki ratusan kamar santri. Jumlah kamar mandi menjadi 122 buah dengan kapasitas antrian 8-10 santri per kamar mandi. (Baca:Razia Malam COVID-19, Aparat Sita Ratusan KTP dan Handphone)
Dengan di-launching sebagai Pesantren Tangguh, kata Gus Udin ponpes juga menyediakan dua kamar isolasi dengan masing masing kamar berkapasitas 20 orang. Kemudian pos kesehatan santri yang dijaga petugas kesehatan.
"Di ponpes juga dibentuk 40 orang satgas yang berasal dari pengurus dan santri senior," papar Gus Udin. Sebagai bagian antisipasi, selama di ponpes santri dilarang keluar lingkungan. Untuk santri yang ditemukan sakit dengan gejala yang mengarah akan langsung dikarantina di ruang isolasi.
"Jika tidak ada perubahan akan langsung dibawa ke puskesmas terdekat. Begitu juga santri yang datang tanpa surat keterangan sehat, akan kita arahkan untuk mengurus dulu, "kata Gus Udin yang menambahkan evaluasi Pesantren Tangguh akan dilakukan setiap Minggu.
Dalam peluncuran Pesantren Tangguh itu Bupati Rijanto dan Kapolres Leonard langsung mengecek setiap lokasi. Termasuk juga meninjau taman hidroponik santri yang bertujuan untuk ketahanan pangan dalam menghadapi situasi pandemik Covid-19.
"Bagus ini ketahanan pangannya," kata Rijanto yang juga memuji adanya program berjemur, berolahraga dan santri rutin mengkonsumsi vitamin untuk menaikkan imun tubuh.
Rijanto mengatakan, tidak ada yang bisa memastikan kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Sebab sampai saat ini vaksin Covid-19 juga belum ditemukan. Yang bisa dilakukan saat ini, kata dia, hanya menerapkan protokol kesehatan sesuai konsep new normal.
"Kapan akan berakhir (Covid-19)? Semua tidak ada yang tahu," kata Rijanto. Dengan diluncurkannya Pesantren Al Kamal sebagai Pesantren Tangguh, Rijanto berharap ponpes lain di Kabupaten Blitar segera dapat menyusul. Semua ponpes bisa menerapkan protokol kesehatan. Sebab ia tidak mengharapkan adanya klaster baru Covid-19.
Dalam kesempatan itu Rijanto juga mengatakan tempat wisata di Kabupaten Blitar secara bertahap juga sudah mulai dibuka. "Wisata, tempat ibadah dan pesantren mulai kita tata. Kalau kita kompak pasti bisa. Caranya menerapkan protokol kesehatan dengan ketat," pungkas Rijanto.