Pertandingan Sepak Bola Bupati Natuna Cup Ricuh, Sekda: Biasa Ajalah!
loading...
A
A
A
NATUNA - Pertandingan sepak bola Bupati Natuna Cup, berlangsung ricuh di Lapangan Sri Serindit, Ranai, Kabupaten Natuna. Kericuhan diduga akibat saling ejek antara tim hingga berujung bentrok.
Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna, Boy Wijanarko mengatakan, kericuhan dalam sebuah pertandingan merupakan hal yang wajar. Pihaknya selaku ketua panitia pelaksana akan terus melanjutkan permainan.
"Tetap lanjut, karena itu kan biasa dalam permainan. Biasa ajalah itu," ujar Boy Wijanarko, Rabu (5/10/2022).
Penyebab keributan diduga terjadi akibat kesalahpahaman pemain kedua tim kesebelasan yang berawal dari aksi saling ejek. Aparat TNI-Polri, serta warga berusaha melerai keributan tim kesebelasan Garex FC melawan Legend Diamond FC.
Seorang pemain dari salah satu tim kesebelasan nyaris terkena sasaran amukan massa. Ironisnya, kericuhan pada pertandingan yang memperebutkan Piala Bupati Natuna ini terjadi hingga tiga kali dalam sebulan terakhir.
Sebelumnya, pertandingan tim Setumuk FC melawan IKPM FC juga berakhir ricuh hingga terjadi aksi kekerasan fisik antarpemain. Selain itu, tim Jalawira FC dan Halilintar FC juga berakhir ricuh.
Panitia pelaksana terus melanjutkan pertandingan, meski sering terjadi kericuhan. Bahkan, panitia meminta TNI untuk meningkatkan pengamanan pada semifinal dan final nanti.
"Tetap lanjut. Nanti pengamanan di semifinal dan final, kita minta tolong TNI diperbanyak lagi," katanya.
Panitia penyelenggara diharapkan bisa bijak dalam menyikapi kericuhan ini. Dikhawatirkan akan ada korban jiwa jika pertandingan ini tidak dihentikan dan terus terjadi kericuhan.
Lihat Juga: Sejarah SMAN 21 Surabaya, Sekolahnya Marselino Ferdinan yang Lulus Meski Hanya Masuk 2 Kali
Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna, Boy Wijanarko mengatakan, kericuhan dalam sebuah pertandingan merupakan hal yang wajar. Pihaknya selaku ketua panitia pelaksana akan terus melanjutkan permainan.
"Tetap lanjut, karena itu kan biasa dalam permainan. Biasa ajalah itu," ujar Boy Wijanarko, Rabu (5/10/2022).
Penyebab keributan diduga terjadi akibat kesalahpahaman pemain kedua tim kesebelasan yang berawal dari aksi saling ejek. Aparat TNI-Polri, serta warga berusaha melerai keributan tim kesebelasan Garex FC melawan Legend Diamond FC.
Seorang pemain dari salah satu tim kesebelasan nyaris terkena sasaran amukan massa. Ironisnya, kericuhan pada pertandingan yang memperebutkan Piala Bupati Natuna ini terjadi hingga tiga kali dalam sebulan terakhir.
Sebelumnya, pertandingan tim Setumuk FC melawan IKPM FC juga berakhir ricuh hingga terjadi aksi kekerasan fisik antarpemain. Selain itu, tim Jalawira FC dan Halilintar FC juga berakhir ricuh.
Panitia pelaksana terus melanjutkan pertandingan, meski sering terjadi kericuhan. Bahkan, panitia meminta TNI untuk meningkatkan pengamanan pada semifinal dan final nanti.
"Tetap lanjut. Nanti pengamanan di semifinal dan final, kita minta tolong TNI diperbanyak lagi," katanya.
Panitia penyelenggara diharapkan bisa bijak dalam menyikapi kericuhan ini. Dikhawatirkan akan ada korban jiwa jika pertandingan ini tidak dihentikan dan terus terjadi kericuhan.
Lihat Juga: Sejarah SMAN 21 Surabaya, Sekolahnya Marselino Ferdinan yang Lulus Meski Hanya Masuk 2 Kali
(san)