Kisah Miris Warga Ringinarum Kendal Menantang Maut Seberangi Sungai
loading...
A
A
A
KENDAL - Warga Dusun Tapak Timur, Desa Kedunggading, Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, harus menantang maut menyeberangi sungai karena tidak ada jembatan. Tindakan nekat ini terpaksa dilakukan warga, karena jalan tersebut merupakan jalur perekonomian dan pendidikan.
Sejak puluhan tahun silam, warga di Dusun Tapak Timur, selalu memanfaatkan jalan setapak yang dilintasi sungai tersebut untuk menuju ke pusat desa. Jalan setapak ini merupakan jalur ke lahan pertanian, serta menuju sekolah bagi anak-anak di dusun.
Selain melintasi jalan setapak, warga dan anak-anak terpaksa melewati sungai yang berarus deras. Harus ekstra hati-hati saat menyeberangi sungai tersebut, karena selain arusnya deras, kondisinya juga licin. Pengendara sepeda motor, juga sering nekat menyeberangi sungai tersebut, karena tidak ada jembatan penghubung.
Kepala Desa Kedunggading, Budiyono mengungkapkan, warganya yang tinggal di Dusun Tapak Timur, sudah sejak lama harus melewati derasnya aliran Sungai Blukar, untuk beraktivitas ke desa sebelah.
"Penderitaan warga semakin bertambah, saat turun hujan deras. Debit air sungai tinggi dan arus semakin deras, sehingga warga tidak bisa menyeberang. Kalau harus memutar, jarak tempuhnya menjadi 10 km dan butuh waktu 30 menit untuk menempuhnya, dengan melewati empat desa lainnya," terangnya.
Budiyono mengatakan, pembangunan jembatan sudah diusulkan sampai lima periode kepala desa, namun belum juga mampu direalisasikan. Pada tahun 2019 usulan pembangunan jembatan sudah diterima Pemkab Kendal, dan masuk dalam APBD Kabupaten Kendal, namun belum juga dikerjakan karena ada kendala teknis.
Sejak puluhan tahun silam, warga di Dusun Tapak Timur, selalu memanfaatkan jalan setapak yang dilintasi sungai tersebut untuk menuju ke pusat desa. Jalan setapak ini merupakan jalur ke lahan pertanian, serta menuju sekolah bagi anak-anak di dusun.
Selain melintasi jalan setapak, warga dan anak-anak terpaksa melewati sungai yang berarus deras. Harus ekstra hati-hati saat menyeberangi sungai tersebut, karena selain arusnya deras, kondisinya juga licin. Pengendara sepeda motor, juga sering nekat menyeberangi sungai tersebut, karena tidak ada jembatan penghubung.
Kepala Desa Kedunggading, Budiyono mengungkapkan, warganya yang tinggal di Dusun Tapak Timur, sudah sejak lama harus melewati derasnya aliran Sungai Blukar, untuk beraktivitas ke desa sebelah.
"Penderitaan warga semakin bertambah, saat turun hujan deras. Debit air sungai tinggi dan arus semakin deras, sehingga warga tidak bisa menyeberang. Kalau harus memutar, jarak tempuhnya menjadi 10 km dan butuh waktu 30 menit untuk menempuhnya, dengan melewati empat desa lainnya," terangnya.
Baca Juga
Budiyono mengatakan, pembangunan jembatan sudah diusulkan sampai lima periode kepala desa, namun belum juga mampu direalisasikan. Pada tahun 2019 usulan pembangunan jembatan sudah diterima Pemkab Kendal, dan masuk dalam APBD Kabupaten Kendal, namun belum juga dikerjakan karena ada kendala teknis.
(eyt)