Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Bantul, Kedalaman 36 Kilometer
loading...
A
A
A
BANTUL - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya gempa bumi dengan magnitudo 5,2 mengguncang wilayah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu pukul 03.49 WIB. Gempa tersebut dinilai tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,3. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 10,60° Lintang Selatan (LS); 109,47° Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 315 Km arah Barat Daya Bantul, pada kedalaman 36 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas deformasi kerak bumi di zona outer rise lempeng Indo-Australia," kata Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Minggu.
Dikatakan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme kombinasi penyesaran dengan pergerakan mendatar dan turun (Oblique Normal).
Baca: Berdalih Terhimpit Ekonomi, Sopir Bobol Gedung Sekolah di Purwakarta.
Berdasarkan peta tingkat guncangan (shakemap), gempa bumi ini tidak dirasakan di daratan pulau Jawa, karena episenternya yang jauh dari daratan. "Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," ujarnya.
Baca Juga: Terekam Asyik Mesum dengan Wanita Cantik, Video Diduga Anggota DPRD Pasuruan Viral di Medsos.
Hingga pukul 07.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (after shock).
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,3. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 10,60° Lintang Selatan (LS); 109,47° Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 315 Km arah Barat Daya Bantul, pada kedalaman 36 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas deformasi kerak bumi di zona outer rise lempeng Indo-Australia," kata Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Minggu.
Dikatakan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme kombinasi penyesaran dengan pergerakan mendatar dan turun (Oblique Normal).
Baca: Berdalih Terhimpit Ekonomi, Sopir Bobol Gedung Sekolah di Purwakarta.
Berdasarkan peta tingkat guncangan (shakemap), gempa bumi ini tidak dirasakan di daratan pulau Jawa, karena episenternya yang jauh dari daratan. "Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," ujarnya.
Baca Juga: Terekam Asyik Mesum dengan Wanita Cantik, Video Diduga Anggota DPRD Pasuruan Viral di Medsos.
Hingga pukul 07.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (after shock).
(nag)