Kisah Proklamasi, Bung Karno Jengkel Diculik Pemuda saat Makan Sahur

Sabtu, 13 Agustus 2022 - 14:01 WIB
loading...
A A A
Soebardjo kemudian diminta Maeda untuk menjemput Bung Karno dan Bung Hatta. Para pemuda menunjuk Joesoef Kunto untuk mendampingi Soebardjo.



Sekitar pukul enam sore, dua mobil dari Jakarta tiba di Rengasdengklok. Setelah melalui negosiasi yang cukup alot, Sukarni akhirnya bersedia kembali ke Jakarta bersama orang-orang yang diculiknya.

Di tengah perjalanan mendekati Jakarta, mereka melihat kepulan asap membumbung tinggi. Sukarni bersorak. Dengan seruan kemenangan ia berteriak,”Lihat, lihat, Revolusi sudah mulai, revolusi sudah mulai, persis seperti kami janjikan. Jakarta sudah terbakar!"

Rombongan pun mendekati sumber asap yang membumbung tinggi itu. Begitu dekat, mereka melihat seorang petani sedang membakar sampahnya. Asap yang bergelung-gelung itu bukan berasal dari api revolusi terbakarnya Jakarta, melainkan dari sampah yang terbakar.

Dalam buku Soekarno Biografi 1901-1950, disebukan Soekarno menertawakan Sukarni yang ternyata kecele.

“Dan bagaimana kira-kira nasib kita di Jakarta sekarang?,” tanya Bung Karno dengan nada mengejek.

Sekitar tengah malam rombongan tiba di Jakarta. Fatmawati dan Guntur diantar pulang ke rumah dan yang lain langsung menuju rumah Laksamana Maeda. Besoknya pada 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan RI, di Jalan Pegangsaan Timur, 56, Jakarta.
(san)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2554 seconds (0.1#10.140)