Jembatan Gantung Penghubung 2 Desa di OKU Selatan Rusak Diterjang Banjir
loading...
A
A
A
OGAN KOMERING ULU SELATAN - Hujan lebat selama dua hari berturut-turut, memicu banjir hingga mengakibatkan rusaknya jembatan gantung penghubung dua desa di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan.
Jembatan gantung tersebut, menghubungkan Desa Sukaraja II, dengan Desa Gunung Terang, Kecamatan Muaradua. Kondisi ini berdampak terhadap perekonomian warga di dua desa tersebut, karena tidak bisa mengangkut hasil bumi.
Pondasi utama jembatan gantung tersebut rusak parah, usai digerus air hujan dan banjir. Akibatnya, tiang utama penyangga jembatan gantung miring dan nyaris ambruk. Jembatan gantung yang telah berusia puluhan tahun tersebut, kini kondisinya juga mulai lapuk dan memprihatinkan.
Jembatan gantung tersebut, menjadi sarana utama bagi warga desa untuk kegiatan sehari-hari, baik perekonomian maupun pendidikan. Kepala Desa Sukaraja II, Syarnubi mengatakan, peristiwa ambrolnya pondasi jembatan terjadi pada malam hari, dan tidak sampai ada korban jiwa.
"Dampak kerusakan jembatan ini, 1.500-an warga kesulitan akses transportasi. Jembatan tersebut sudah tidak bisa dilintasi sama sekali, dan belum tahu sampai kapan bisa diperbaiki," ungkap Syarnubi.
Dia menambahkan, kondisi pondasi jembatan sudah sangat membahayakan, karena tergerus air dan posisinya miring. Dikawatirkan, dengan hujan yang masih sering terjadi, jembatan gantung ini akan semakin rusak.
Jembatan gantung tersebut, menghubungkan Desa Sukaraja II, dengan Desa Gunung Terang, Kecamatan Muaradua. Kondisi ini berdampak terhadap perekonomian warga di dua desa tersebut, karena tidak bisa mengangkut hasil bumi.
Pondasi utama jembatan gantung tersebut rusak parah, usai digerus air hujan dan banjir. Akibatnya, tiang utama penyangga jembatan gantung miring dan nyaris ambruk. Jembatan gantung yang telah berusia puluhan tahun tersebut, kini kondisinya juga mulai lapuk dan memprihatinkan.
Jembatan gantung tersebut, menjadi sarana utama bagi warga desa untuk kegiatan sehari-hari, baik perekonomian maupun pendidikan. Kepala Desa Sukaraja II, Syarnubi mengatakan, peristiwa ambrolnya pondasi jembatan terjadi pada malam hari, dan tidak sampai ada korban jiwa.
"Dampak kerusakan jembatan ini, 1.500-an warga kesulitan akses transportasi. Jembatan tersebut sudah tidak bisa dilintasi sama sekali, dan belum tahu sampai kapan bisa diperbaiki," ungkap Syarnubi.
Dia menambahkan, kondisi pondasi jembatan sudah sangat membahayakan, karena tergerus air dan posisinya miring. Dikawatirkan, dengan hujan yang masih sering terjadi, jembatan gantung ini akan semakin rusak.