Darurat Kekerasan Seks Anak di Sumsel, 3 Bulan Terjadi 5 Kasus Pencabulan
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Kekerasan seksual terhadap anak semakin marak terjadi di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan (Sumsel). Bahkan, tercatat dalam tiga bulan terakhir, sudah terjadi lima kasus kekerasan seksual terhadap anak.
Orang-orang terdekat korban, masih menjadi ancaman serius kekerasan seksual bagi anak-anak. Buktinya, lima kasus kekerasan seksual yang terjadi dalam tiga bulan terakhir dilakukan ayah kandung korban, hingga ada korban yang hamil.
Direktur Eksternal dari Women's Crisis Center (WCC) Palembang, Yessy Ariani mengatakan, kekerasan seksual terhadap anak ini bagai fenomena gunung es yang sudah berlangsung lama, dan baru terungkap karena korban selama ini tak berani berbicara.
"Sangat miris memang. WCC sering mendapat laporan kekerasan seksual terhadap anak-anak yang dilakukan oleh orang terdekatnya. Mereka takut dan diancam sehingga hanya bisa memendam perlakuan keji tersebut dalam waktu yang lama," ujar Yessi, Sabtu (23/7/2022).
Diungkapkan Yessy, kasus kekerasan seksual terhadap anak ini selalu meningkat setiap tahun. Upaya pendamping terhadap korban juga terus dilakukan agar tak menimbulkan trauma berkepanjangan.
"Apalagi jika korban kekerasan seksual tersebut sampai mengandung. Kita akan memberi solusi bagaimana sebaiknya yang dilakukan korban dan keluarganya. Apakah diadopsi atau mau dirawat sendiri. WCC tidak berhak mengambil keputusan, namun kita akan memberikan alternatif yang terbaik untuk korban," jelasnya.
Orang-orang terdekat korban, masih menjadi ancaman serius kekerasan seksual bagi anak-anak. Buktinya, lima kasus kekerasan seksual yang terjadi dalam tiga bulan terakhir dilakukan ayah kandung korban, hingga ada korban yang hamil.
Direktur Eksternal dari Women's Crisis Center (WCC) Palembang, Yessy Ariani mengatakan, kekerasan seksual terhadap anak ini bagai fenomena gunung es yang sudah berlangsung lama, dan baru terungkap karena korban selama ini tak berani berbicara.
"Sangat miris memang. WCC sering mendapat laporan kekerasan seksual terhadap anak-anak yang dilakukan oleh orang terdekatnya. Mereka takut dan diancam sehingga hanya bisa memendam perlakuan keji tersebut dalam waktu yang lama," ujar Yessi, Sabtu (23/7/2022).
Diungkapkan Yessy, kasus kekerasan seksual terhadap anak ini selalu meningkat setiap tahun. Upaya pendamping terhadap korban juga terus dilakukan agar tak menimbulkan trauma berkepanjangan.
"Apalagi jika korban kekerasan seksual tersebut sampai mengandung. Kita akan memberi solusi bagaimana sebaiknya yang dilakukan korban dan keluarganya. Apakah diadopsi atau mau dirawat sendiri. WCC tidak berhak mengambil keputusan, namun kita akan memberikan alternatif yang terbaik untuk korban," jelasnya.