Petrokimia Gresik Uji Coba Drone untuk Pupuk Granul
loading...
A
A
A
Dwi Satriyo menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama yang diinisiasi Pupuk Indonesia dan MarkPlus, Inc. Melalui kerja sama ini, produk-produk pengembangan Petrokimia Gresik ke depan akan disinergikan dengan teknologi untuk meningkatkan efektivitas pemupukan dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian.
Sementara itu, Hermawan Kartajaya mengajak stakeholder di Indonesia untuk belajar teknologi pertanian dari Thailand yang saat ini terbilang lebih maju. Dengan spirit ASEAN, ia berharap akan ada alih teknologi untuk kemajuan pertanian di Tanah Air.
"Manusia dan teknologi akan berjalan berdampingan. Kegiatan teknis pemupukan bisa dilakukan drone. Sedangkan, petani bisa melakukan hal-hal yang lebih produktif, sehingga produktivitas pertanian dapat terus digenjot," ujar Hermawan.
Ia juga mengapresiasi langkah Pupuk Indonesa yang menugaskan anak usahanya, Petrokimia Gresik, untuk menjadi percontohan perdana penggunaan drone untuk pupuk jenis granul. "Di bidang pupuk tanah air, Pupuk Indonesia Group ini adalah yang terbesar, jadi kita memang mengutamakan Pupuk Indonesia Group untuk kolaborasi ini," ujar Hermawan.
Baca: Kasus PMK Masih Tinggi, Pemerintah Diminta Atur Harga Obat.
Petro Agritalk diikuti oleh 128 peserta yang berasal dari mahasiswa fakultas pertanian, petani muda, dinas pertanian, perusahaan BUMN, dan stakeholder pertanian lainnya. Hadir juga perwakilan dari NAC Drone Thailand, yang berperan mendukung pelaksanaan simulasi drone sekaligus memberikan wawasan mendalam soal transformasi menuju industri 4.0.
Menurut Dwi Satriyo, selain dapat meningkatkan efektivitas dan produktivitas pertanian, pengenalan digital farming juga menjadi sarana untuk semakin meningkatkan ketertarikan generasi muda terjun di sektor pertanian. Mengingat generasi muda identik dengan teknologi dan segala sesuatu yang praktis.
"Sejak pandemi Covid-19, terdapat kenaikan angkatan kerja muda untuk sektor pertanian dari 18% menjadi 20% lebih. Ini adalah angin segar bagi sektor pertanian Indonesia yang harus terus kita dorong dengan kemajuan teknologi," katanya.
Sementara itu, Hermawan Kartajaya mengajak stakeholder di Indonesia untuk belajar teknologi pertanian dari Thailand yang saat ini terbilang lebih maju. Dengan spirit ASEAN, ia berharap akan ada alih teknologi untuk kemajuan pertanian di Tanah Air.
"Manusia dan teknologi akan berjalan berdampingan. Kegiatan teknis pemupukan bisa dilakukan drone. Sedangkan, petani bisa melakukan hal-hal yang lebih produktif, sehingga produktivitas pertanian dapat terus digenjot," ujar Hermawan.
Ia juga mengapresiasi langkah Pupuk Indonesa yang menugaskan anak usahanya, Petrokimia Gresik, untuk menjadi percontohan perdana penggunaan drone untuk pupuk jenis granul. "Di bidang pupuk tanah air, Pupuk Indonesia Group ini adalah yang terbesar, jadi kita memang mengutamakan Pupuk Indonesia Group untuk kolaborasi ini," ujar Hermawan.
Baca: Kasus PMK Masih Tinggi, Pemerintah Diminta Atur Harga Obat.
Petro Agritalk diikuti oleh 128 peserta yang berasal dari mahasiswa fakultas pertanian, petani muda, dinas pertanian, perusahaan BUMN, dan stakeholder pertanian lainnya. Hadir juga perwakilan dari NAC Drone Thailand, yang berperan mendukung pelaksanaan simulasi drone sekaligus memberikan wawasan mendalam soal transformasi menuju industri 4.0.
Menurut Dwi Satriyo, selain dapat meningkatkan efektivitas dan produktivitas pertanian, pengenalan digital farming juga menjadi sarana untuk semakin meningkatkan ketertarikan generasi muda terjun di sektor pertanian. Mengingat generasi muda identik dengan teknologi dan segala sesuatu yang praktis.
"Sejak pandemi Covid-19, terdapat kenaikan angkatan kerja muda untuk sektor pertanian dari 18% menjadi 20% lebih. Ini adalah angin segar bagi sektor pertanian Indonesia yang harus terus kita dorong dengan kemajuan teknologi," katanya.
(nag)