Rumah Padat Karya Surabaya Serap Ratusan Tenaga Kerja dari Keluarga MBR

Rabu, 29 Juni 2022 - 19:26 WIB
loading...
A A A
Sejumlah rumah padat karya yang telah terdata itu lokasinya tersebar di 31 kecamatan Surabaya. Di antaranya, berada di Tahura Jeruk, Kecamatan Lakarsantri Surabaya, yang digunakan untuk usaha ayam pedaging, budidaya ikan patin dan pertanian jagung. Lalu, di wilayah Kecamatan Jambangan, berupa pertanian jagung manis, pepaya, timun, kacang panjang serta peternakan ayam pedaging. Kemudian, di BTKD Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, berupa pertanian padi dan peternakan ayam pedaging. Juga, di wilayah Kecamatan Wonocolo berupa kebun pertanian.

Selanjutnya, di BTKD Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran, berupa pertanian ketela pohon, kangkung, bayam, pisang kepok, terong, lombok dan jagung. Juga, budidaya peternakan dan perikanan berupa ikan lele, magot dan ayam. Tak hanya itu, rumah padat karya juga telah berdiri di BTKD Semolowaru, Kecamatan Sukolilo, berupa budidaya ikan lele dan nila. Serta, di BTKD Sumberrejo, Kecamatan Pakal berupa budidaya ikan bandeng.

Di samping bidang usaha pertanian, peternakan dan perikanan, rumah padat karya di beberapa wilayah juga digunakan untuk klasifikasi bidang usaha lain. Seperti di Rumah Padat Karya Gubeng yang dimanfaatkan untuk usaha café, potong rambut dan cuci motor. Demikian pula di Rumah Padat Karya Krembangan yang digunakan untuk usaha café, laundry dan cuci motor hingga budidaya maggot.

Ada pula di Rumah Padat Karya Prapen, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, berupa jasa usaha laundry, jahit dan cuci motor. Kemudian, Rumah Padat Karya Sememi berupa usaha cuci mobil, motor, café dan laundry. Selanjutnya, Rumah Padat Karya Wonocolo berupa jahit bordir, cutting stiker, cuci motor dan servis AC. Sedangkan di wilayah Kecamatan Tandes, berupa Rumah Padat Karya berupa sablon, bordir hingga jahit jaket, tas dan sepatu. Dan terakhir adalah rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo, Kecamatan Mulyorejo berupa batik.

Meski belum lama berdiri, rumah padat karya yang tersebar di 31 kecamatan tersebut, telah menyerap belasan hingga ratusan tenaga kerja. Seperti halnya di Rumah Padat Karya Viaduct Gubeng yang telah menyerap 20 tenaga kerja dari MBR. “Setiap minggunya, untuk sementara ini tiap MBR mendapatkan Rp500 ribu. Jika ditotal dalam satu bulan, maka satu MBR mendapat penghasilan sebesar Rp2 juta,” kata Camat Gubeng, Kota Surabaya, Eko Kurniawan Purnomo.

Sedangkan di Rumah Padat Karya Prapen, Tenggilis Mejoyo, sekarang ini telah menyerap sebanyak 106 MBR. Camat Tenggilis Mejoyo Kota Surabaya, Achmad Daya Prasetyono menyebutkan, terdapat tiga unit usaha di Rumah Padat Karya Prapen. Yakni, usaha jasa laundry, jahit-permak, dan cuci motor. "Total ada 106 MBR yang terserap di Rumah Padat Karya Prapen," kata Achmad Daya.

Sementara itu, Camat Wonocolo Surabaya Muslich Hariadi mengungkapkan, bahwa Rumah Padat Karya atau Rumah Pakar di wilayahnya telah menyerap 32 orang MBR. Ini terdiri dari 10 orang MBR di bidang konveksi jahit dan bordir. Kemudian, 10 orang MBR di bidang servis AC dan 4 orang MBR cutting sticker. Sedangkan pada bidang cuci sepeda motor dan mobil ada 8 orang MBR. "Ada sebutan lain di Rumah Pakar Wonocolo, yakni Rumah Glowing singkatan dari Galeri Halaman Wonocolo Connecting. Artinya, ini sebagai sentra potensi yang ada di wilayah Wonocolo," ujar Muslich.
(atk)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1080 seconds (0.1#10.140)