Kisah Ratu Nilakendra, Raja Kelima Pajajaran Penganut Sekte Tantra yang Mewajibkan Ritual Persetubuhan

Senin, 20 Juni 2022 - 04:55 WIB
loading...
Kisah Ratu Nilakendra, Raja Kelima Pajajaran Penganut Sekte Tantra yang Mewajibkan Ritual Persetubuhan
Sampul buku Hitam Putih Pajajaran, Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran, karya Fery Taufiq El-Jaquene. Foto/Ist.
A A A
Sejak mangkatnya Prabu Siliwangi, Kerajaan Pajajaran, terus mengalami langkah surut. Para penerusnya banyak terjebak pada kenikmatan duniawi, hingga melupakan rakyat dan kedaulatan kerajaan yang harusnya dilindungi sang raja.



Langkah surut Kerajaan Pajajaran, terjadi sejak Ratu Sakti naik takhta menjadi raka ke empat Kerajaan Pajajaran. Dalam bukunya yang berjudul "Hitam Putih Pajajaran, Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran," Fery Taufiq El-Jaquene mengisahkan bagiamana buruknya tabiat Ratu Sakti.



Sejak Ratu Sakti naik takhta, dalam bukunta Fery menyebutkan, Kerajaan Pajajaran ditimpa masalah kompleks. Masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan pemerintahan Ratu Sakti, karena kelaparan merajalela, dibarengi dengan kemaksiatan dan kejahatan.



Saat rakyat mengalami bencana kelaparan, Kerajaan Pajajaran tidak memasok kebutuhan pokok rakyat. Ratu Sakti justru lebih suka mabuk-mabukan, dan jauh dari agama. Tak hanya itu, Ratu Sakti juga tidak mempedulikan tatanan hukum negara, sehingga rakyat mulai membangkang.

Dalam buku tersebut dikisahkan, Ratu Sakti memiliki moral buruk, memberlakukan hukum semena-mena terhadap masyarakat kecil, yakni dengan menghukum mati penduduk, merampas harta masyarakat tanpa alasan pasti.

Ratu Sakti juga dicap sebagai raja yang berani melanggar adat keraton, sebab telah mengawini seorang putri larangan dari keluaran yang dilarang adat secara keras. Bahkan, Ratu Sakti juga memperistri ibu tirinya.



Kisah buruk pemerintahan Kerajaan Pajajaran di bawah kepemimpinan Ratu Sakti, berakhir setelah Ratu Nilakendra atau Tohaan Domajaya naik takhta. Ratu Nilakendra naik takhta pada tahun 1551 Masehi, setelah Ratu Sakti tewas.

Harapan akan datangnya ratu adil bagi rakyat Kerajaan Pajajaran, ternyata masih jauh panggang dari api. Ratu Nilakendra yang memerintah Kerajaan Pajajaran selama 15 tahun, yakni tahun 1551-1567 Masehi, justru tersesat pada Sekte Tantra yang dianutnya.

Sebagai raja, Ratu Nilakendra tidak melanggar larangan adat apapun, tetapi dia terjebak dalam aliran Tantra, merupakan aliran yang rutinitas melakukan meditasi dengan mengolaborasikan simbol Yoni dan Lingga.

Artinya, dalam melakukan ritual meditasi, Ratu Nilakendra juga melakukan persetubuhan dengan sejumlah wanita. Aliran ini juga dianut raja terakhir Kerajaan Singasari, Kertanegara.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7019 seconds (0.1#10.140)
pixels