Tak Disiplin, Warga 2 RT di Kota Malang Positif COVID-19

Selasa, 23 Juni 2020 - 20:19 WIB
loading...
Tak Disiplin, Warga 2 RT di Kota Malang Positif COVID-19
Petugas medis dari Satgas COVID-19 Kota Malang, melakukan pemeriksaan hasil rapid test di Pasar Besar Malang (PBM). Foto/Dok.SINDOnews/Yuswantoro
A A A
MALANG - Masa transisi dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menuju normal baru di Kota Malang, masih menyisakan persoalan kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.

(Baca juga: Tangis Haru Warga Papua Lepas Kepulangan Prajurit Kostrad )

Bahkan, akibat tidak disiplinnya dalam menjalankan isolasi mandiri, warga dua RT di Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, terpapar COVID-19.

Kabag Humas Pemkot Malang, Widianto menyebutkan, berdasarkan data Satgas COVID-19 Kota Malang, jumlah penambahan kasus baru COVID-19 di Kota Malang, pada Selasa (23/6/2020) mencapai sebanyak 20 orang.

"Dari jumlah kasus baru tersebut, ditemukan penularan terbanyak di wilayah Jalan Binor, Kelurahan Bunul Rejo. Dari hasil penelusuran dan dilakukan rapid test serta dilanjutkan tes swab, ditemukan 13 orang positif COVID-19 di lingkungan tersebut," ujarnya.

Penelusuran yang dilanjutkan dengan rapid test dan tes swab di wilayah Jalan Binor tersebut, dilakukan Satgas COVID-19 Kota Malang, terhadap 106 warga.

Widianto menyebutkan, 13 orang positif COVID-19 di Kelurahan Bunulrejo tersebut, merupakan para tetangga dari keluarga yang sebelumnya sudah dinyatakan positif COVID-19. Keluarga tersebut memiliki usaha toko pracangan di rumah, dan merupakan pemuka agama yang memiliki interaksi dengan warga lain di tempat ibadah.

"Rencanannya ada upaya untuk dilakukan isolasi dengan menempatkan di rumah karantina. Namun masih menunggu hasil koordinasi dengan tokoh masyarakat, Ketua RT, dan ketua RW setempat, yang awalnya meminta dilakukan isolasi mandiri," ungkapnya.

(Baca juga: Meninggal Akibat COVID-19, Jenazah Polisi Dimakamkan )

Selain 13 tambahan baru positif COVID-19 di Kelurahan Bunulrejo, juga enam kasus baru dari masyarakat biasa terdiri dari tiga laki-laki dan tiga perempuan, serta satu lagi tenaga kesehatan.

Hingga saat ini total positif COVID-19 di Kota Malang, mencapai 168 orang. Sebanyak 10 orang meninggal dunia, dan 111 masih dalam masa perawatan, sementara yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 47 orang.

Untuk Orang Dengan Resiko (ODR) ada sebanyak 2.820 orang; Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 577 orang; serta Orang Dalam Pantauan sebanyak 977 orang, terdiri dari 925 orang selesai dipantau dan 50 masih dipantau.

Sementara untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mencapai sebanyak 320 orang. Sebanyak 28 orang meninggal dunia, masih dirawat sebanyak 106 orang, serta yang sudah dinyatakan sehat sebanyak 186 orang.

Hingga kini, kasus penularan COVID-19 di Kota Malang, masih mengalami peningkatan. Salah satu titik rentan penularan ada di lingkungan keluarga pasien positif COVID-19.

Dalam sepekan terakhir, ditemukan banyak penularan COVID-19 yang terjadi pada anggota keluarga pasien positif COVID-19. Di antaranya terjadi di Kelurahan Mergosono, Kelurahan Kotalama, Kelurahan Balearjosari, Kelurahan Arjosari, Kelurahan Kiduldalem, Kelurahan Bunulrejo, dan Kelurahan Tunjungsekar.

Dia menyebutkan, dari hasil rapat koordinasi di Pemkot Malang, klaster keluarga menjadi perhatian serius. Bagi pasien positif COVID-19 yang kondisi rumahnya tidak memadai untuk isolasi mandiri, maka akan dipindahkan ke RSUD Kota Malang, sebagai rumah sakit karantina.

"Sementara untuk kontak erat dari pasien positif COVID-19 yang hasil penelusurannya berpotensi mengarah positif, akan disediakan ruang karantina di gedung Balai Diklat Provinsi Jatim di Jalan Kawi," ungkapnya.

(Baca juga: Tangkap Tersangka Penggelapan Mobil, Polisi Temukan 1 Kg Sabu )

Lebih lanjut dia mengatakan, isolasi mandiri bagi pasien COVID-19 tetap menjadi prioritas, tujuannya membantu mempercepat penyembuhan secara psikologis. Tetapi dengan catatan, pasien positif COVID-19 yang isolasi mandiri di rumah tidak memiliki riwayat klinis yang menyertainya, dan kondisi rumahnya memang memadai untuk isolasi mandiri.

Faktor psikologis pasien, disebutnya menjadi salah satu faktor penting dalam penyembuhan pasien COVID-19, karena bisa membantu untuk menguatkan daya tahan tubuh pasien. "Pada kasus isolasi mandiri yang dilakukan tenaga kesehatan, semuanya berhasil sembuh. Isolasi mandiri juga bisa mereduksi tingkat singgungan pasien di rumah sakit," ungkapnya.

Selama pandemi COVID-19, faktor solidaritas warga juga menjadi modal kuat di Kota Malang, untuk menghadapi penyebaran penyakit akibat virus Corona yang hingga kini belum ada obatnya tersebut.

Solidaritas itu ditunjukkan warga dengan penyediaan bahan makan bagi keluarga yang menjalani isolasi mandiri, dengan menerapkan protokol kesehatan, serta penyemprotan disinfektan yang dilakukan berbagai elemen masyarakat.

Kekuatan solidaritas di masyarakat ini, juga mendapatkan apresiasi dari Wali Kota Malang, Sutiaji. "Isolasi mandiri yang didukung solidaritas masyarakat, serta kesiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan yang terus dibangun, bakan bisa menekan penyebaran COVID-19," tegasnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1687 seconds (0.1#10.140)