Harga Telur di Salatiga Capai Rp27.000 per Kilogram, Cabai Merah Rp50.000
loading...
A
A
A
SALATIGA - Harga telur ayam ras dan cabai di Salatiga hingga saat ini masih tinggi. Sejak mengalami kenaikan pekan lalu, harga telur saat ini di kisaran Rp27.000 per kilogram.
Sedangkan harga cabai merah berkisar Rp50.000 per kilogram. Tingginya harga telur dan cabai ini diperkirakan akibat produksi belum optimal.
“Harga telur dan cabai masih tinggi dan entah kapan akan turun. Biasanya harga akan turun jika stok di pasaran sudah banyak,” kata Munjiati (46) pedagang Pasar Blauran, Salatiga, Senin (6/6/2022).
Baca juga: Asisten Rumah Tangga di Kota Batu Bisa Berangkat Haji Setelah Menabung Selama 20 Tahun
Dia mengatakan, sampai saat ini stok cabai belum melimpah dan harga ditingkat distributor juga masih tinggi. Ini terjadi karena banyak petani yang mengalamai gagal panen. “Pada musim hujan banyak petani yang tidak panen karena tanaman cabai banyak yang terkena penyakit. Efeknya harga melambung,” ujarnya.
Pedagang lain, Karti (50) mengatakan, kenaikkan harga telur, membuat pedagang kebingungan. Sebab persaingan harga di pasaran menjadi semakin ketat karena setiap pedagang harus bisa menjual cepat agar tidak rugi.
"Telur tidak bisa bertahan lama. Kalau lama tidak terjual banyak yang busuk dan tidak bisa dijual. Kalau itu sampai terjadi, rugi jadinya, maka dari itu, setiap pedagang hanya mencari keuntungan sedikit agar telur bisa cepat terjual. Saya sendiri hanya mengambil untung Rp500 per kg," ujarnya.
Dia berharap, harga telur bisa cepat normal kembali. Sebab kenaikkan harga telur membuat pedagang harus giat memantau perkembangan harga di pasaran agar tidak kalah bersaing. "Setiap hari saya harus memantau perkembangan harga telur agar tidak salah dalam penjualan. Ini menyita waktu," ucapnya
Sedangkan harga cabai merah berkisar Rp50.000 per kilogram. Tingginya harga telur dan cabai ini diperkirakan akibat produksi belum optimal.
“Harga telur dan cabai masih tinggi dan entah kapan akan turun. Biasanya harga akan turun jika stok di pasaran sudah banyak,” kata Munjiati (46) pedagang Pasar Blauran, Salatiga, Senin (6/6/2022).
Baca juga: Asisten Rumah Tangga di Kota Batu Bisa Berangkat Haji Setelah Menabung Selama 20 Tahun
Dia mengatakan, sampai saat ini stok cabai belum melimpah dan harga ditingkat distributor juga masih tinggi. Ini terjadi karena banyak petani yang mengalamai gagal panen. “Pada musim hujan banyak petani yang tidak panen karena tanaman cabai banyak yang terkena penyakit. Efeknya harga melambung,” ujarnya.
Pedagang lain, Karti (50) mengatakan, kenaikkan harga telur, membuat pedagang kebingungan. Sebab persaingan harga di pasaran menjadi semakin ketat karena setiap pedagang harus bisa menjual cepat agar tidak rugi.
"Telur tidak bisa bertahan lama. Kalau lama tidak terjual banyak yang busuk dan tidak bisa dijual. Kalau itu sampai terjadi, rugi jadinya, maka dari itu, setiap pedagang hanya mencari keuntungan sedikit agar telur bisa cepat terjual. Saya sendiri hanya mengambil untung Rp500 per kg," ujarnya.
Dia berharap, harga telur bisa cepat normal kembali. Sebab kenaikkan harga telur membuat pedagang harus giat memantau perkembangan harga di pasaran agar tidak kalah bersaing. "Setiap hari saya harus memantau perkembangan harga telur agar tidak salah dalam penjualan. Ini menyita waktu," ucapnya
(msd)