Masalah Kota Makin Kompleks, Peneliti Kembangkan Konsep Smarter World Living Lab
loading...
A
A
A
Targetnya, lanjut Hendra, di tahun 2022, SCCIC ITB telah menyelesaikan studi terkait living lab yang saat ini sudah dilakukan, kemudian melakukan pengembangan kawasan percontohan living lab dan pengembangan platform living lab.
"Sementara di tahun 2024, ditargetkan konsep living lab akan diekspansi ke level internasional serta telah dilakukan pengembangan network hubungan internasional," katanya.
Sementara itu, KetuaSCCIC ITBProf Suhono Supangkat menuturkan bahwa pembangunan Smart-X di Indonesia seringkali menemui permasalahan tersendiri akibat inkonsistensi para pemangku kebijakan dalam implementasinya.
Diksi Smart-X sendiri digunakan sebagai penyebutan untuk smartisasi yang diimplementasikan dalam berbagai hal seperti perkotaan, maritim, pedesaan bahkan lingkup pendidikan seperti kampus.
"Maka dari itu, living lab adalah sebuah konsep yang dikembangkan dalam menjawab tantangan dalam pembangunan tersebut. Hal ini karena konsep living lab melibatkan segala stakeholder yang ada," katanya.
Prof Teuku Faisal Fathani selaku Plt Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) yang juga turut hadir dalam webinar menambahkan, Dikti telah meluncurkan berbagai program yang ditujukan sebagai payung penelitian dalam mendukung transformasi ke arah digitalisasi, termasuk mendukung konsep smart city.
"Program-program tersebut salah satunya terwujud dengan pemberian pendanaan kepada beberapa proposal penelitian dalam mendukung lima prioritas riset nasional yaitu green economy, blue economy, transformasi digital, pariwisata, dan kemandirian di bidang kesehatan," katanya.
Webinar juga dihadiri Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia, kelautan, dan perikanan, Dr. I Nyoman Radiarta, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Indramayu Drs. H. Aan Hendrajana M, dan aktor industri, Vicki Gitasiswaya yang merupakan Wakil Presiden Senior Pusat Pengembangan Teknologi dan Penelitian PT Len Industri (Persero) sertaGinandjar Alibasjah dari PT Aplikanusa Lintasarta.
"Sementara di tahun 2024, ditargetkan konsep living lab akan diekspansi ke level internasional serta telah dilakukan pengembangan network hubungan internasional," katanya.
Sementara itu, KetuaSCCIC ITBProf Suhono Supangkat menuturkan bahwa pembangunan Smart-X di Indonesia seringkali menemui permasalahan tersendiri akibat inkonsistensi para pemangku kebijakan dalam implementasinya.
Diksi Smart-X sendiri digunakan sebagai penyebutan untuk smartisasi yang diimplementasikan dalam berbagai hal seperti perkotaan, maritim, pedesaan bahkan lingkup pendidikan seperti kampus.
"Maka dari itu, living lab adalah sebuah konsep yang dikembangkan dalam menjawab tantangan dalam pembangunan tersebut. Hal ini karena konsep living lab melibatkan segala stakeholder yang ada," katanya.
Prof Teuku Faisal Fathani selaku Plt Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) yang juga turut hadir dalam webinar menambahkan, Dikti telah meluncurkan berbagai program yang ditujukan sebagai payung penelitian dalam mendukung transformasi ke arah digitalisasi, termasuk mendukung konsep smart city.
"Program-program tersebut salah satunya terwujud dengan pemberian pendanaan kepada beberapa proposal penelitian dalam mendukung lima prioritas riset nasional yaitu green economy, blue economy, transformasi digital, pariwisata, dan kemandirian di bidang kesehatan," katanya.
Webinar juga dihadiri Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia, kelautan, dan perikanan, Dr. I Nyoman Radiarta, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Indramayu Drs. H. Aan Hendrajana M, dan aktor industri, Vicki Gitasiswaya yang merupakan Wakil Presiden Senior Pusat Pengembangan Teknologi dan Penelitian PT Len Industri (Persero) sertaGinandjar Alibasjah dari PT Aplikanusa Lintasarta.
(don)