Sempat Ditutup, Layanan IGD RSUD Padjonga Takalar Kembali Dibuka
loading...
A
A
A
TAKALAR - Manajemen RSUD H Padjonga Daeng Ngalle Kabupaten Takalar , akhirnya membuka kembali layanan instalasi gawat darurat (IGD) dan Instalasi Radiologi.
Pelayanan yang sempat ditutup tiga dibuka kembali, setelah manajemen RSUD melakukan pemeriksaan swab massal kepada tenaga kesehatan.
"Keputusan manajemen rumah sakit kembali membuka pelayanan yang sempat ditutup. Pembukaan mulai kami lakukan pada Minggu (21/6/2020) kemarin," ungkap Direktur RSUD Padjonga, dr Asriadi Ali, Senin (22/6/2020).
Dokter spesialis saraf ini menjelaskan, manajemen RSUD Padjonga telah melakukan contact tracking atau penelusuran secara aggressive testing terhadap ratusan tenaga kesehatan.
Ia mengatakan, hasil pemeriksaan swab telah diperoleh oleh pihak RSUD Padjonga sejak Minggu (21/6/2020) pagi tadi. Meski demikian, dr Asriadi belum menyampaikan hasil pemeriksaan swab kepada para tenaga kesehatan tersebut.
Ia belum menyampaikan apakah ada tambahan tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19 . "(Hasilnya) sementara disusun dulu," katanya.
Pria yang menjabat Ketua KNPI Takalar ini melanjutkan, pemeriksaan swab secara massal adalah upaya memutus mata rantai penularan sesama nakes di rumah sakit.
Menurutnya, RSUD Padjonga tidak ingin mengambil risiko memberikan pelayanan kesehatan jika belum memeriksa para tenaga kesehatan.
"Jangan sampai tenaga kesehatan menjadi sumber penularan kepada masyarakat. Hari ini clear yang memberikan pelayanan kepada masyarakat Takalar adalah mereka yang negatif atau tidak terinfeksi COVID-19 ," bebernya.
Untuk itu, pihaknya akan memperketat penerimaan pasien. "Yang perlu kami perketat adalah proses screening penerimaan pasien," katanya.
Asriadi mengungkapkan, pasien positif COVID-19 tanpa gejala berpotensi menularkan virus kepada tenaga kesehatan jika tidak dilakukan pengetatan screening penerimaan pasien.
"Gejala (pasien) kadang tidak spesifik, ternyata dicek swab hasilnya (positif) Covid-19," terangnya.
Lebih jauh ia melanjutkan, protokol kesehatan penanganan COVID-19 harus tetap diberlakukan dalam pelayanan kesehatan RSUD ke depan.
Protokol kesehatan tersebut seperti konsep physical distancing, memakai masker, rutin mencuci tangan, maupun protokol kesehatan lainnya.
"Hal wajib yang kita harus patuhi. Karena OTG banyak dan bisa menjadi sumber penularan," terangnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar mencatat adanya penambahan jumlah tenaga medis yang terpapar COVID-19. Sejauh ini sudah tercatat 34 tenaga kesehatan dari sebelumnya 32 orang.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar dr Rahmawati yang dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. "Penambahannya ada dua," katanya.
dr Rahma mengatakan, 34 tenaga kesehatan tersebut bertugas di sejumlah puskemas, PSC, dinas kesehatan, serta RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar.
Pelayanan yang sempat ditutup tiga dibuka kembali, setelah manajemen RSUD melakukan pemeriksaan swab massal kepada tenaga kesehatan.
"Keputusan manajemen rumah sakit kembali membuka pelayanan yang sempat ditutup. Pembukaan mulai kami lakukan pada Minggu (21/6/2020) kemarin," ungkap Direktur RSUD Padjonga, dr Asriadi Ali, Senin (22/6/2020).
Dokter spesialis saraf ini menjelaskan, manajemen RSUD Padjonga telah melakukan contact tracking atau penelusuran secara aggressive testing terhadap ratusan tenaga kesehatan.
Ia mengatakan, hasil pemeriksaan swab telah diperoleh oleh pihak RSUD Padjonga sejak Minggu (21/6/2020) pagi tadi. Meski demikian, dr Asriadi belum menyampaikan hasil pemeriksaan swab kepada para tenaga kesehatan tersebut.
Ia belum menyampaikan apakah ada tambahan tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19 . "(Hasilnya) sementara disusun dulu," katanya.
Pria yang menjabat Ketua KNPI Takalar ini melanjutkan, pemeriksaan swab secara massal adalah upaya memutus mata rantai penularan sesama nakes di rumah sakit.
Menurutnya, RSUD Padjonga tidak ingin mengambil risiko memberikan pelayanan kesehatan jika belum memeriksa para tenaga kesehatan.
"Jangan sampai tenaga kesehatan menjadi sumber penularan kepada masyarakat. Hari ini clear yang memberikan pelayanan kepada masyarakat Takalar adalah mereka yang negatif atau tidak terinfeksi COVID-19 ," bebernya.
Untuk itu, pihaknya akan memperketat penerimaan pasien. "Yang perlu kami perketat adalah proses screening penerimaan pasien," katanya.
Asriadi mengungkapkan, pasien positif COVID-19 tanpa gejala berpotensi menularkan virus kepada tenaga kesehatan jika tidak dilakukan pengetatan screening penerimaan pasien.
"Gejala (pasien) kadang tidak spesifik, ternyata dicek swab hasilnya (positif) Covid-19," terangnya.
Lebih jauh ia melanjutkan, protokol kesehatan penanganan COVID-19 harus tetap diberlakukan dalam pelayanan kesehatan RSUD ke depan.
Protokol kesehatan tersebut seperti konsep physical distancing, memakai masker, rutin mencuci tangan, maupun protokol kesehatan lainnya.
"Hal wajib yang kita harus patuhi. Karena OTG banyak dan bisa menjadi sumber penularan," terangnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar mencatat adanya penambahan jumlah tenaga medis yang terpapar COVID-19. Sejauh ini sudah tercatat 34 tenaga kesehatan dari sebelumnya 32 orang.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar dr Rahmawati yang dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. "Penambahannya ada dua," katanya.
dr Rahma mengatakan, 34 tenaga kesehatan tersebut bertugas di sejumlah puskemas, PSC, dinas kesehatan, serta RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar.
(agn)