Jelang Jumat Legi, Gunung Merapi Luncurkan Wedus Gembel Sejauh 2,5 Km

Kamis, 19 Mei 2022 - 08:14 WIB
loading...
Jelang Jumat Legi, Gunung...
Gunung Merapi kembali meluncurkan awan panas sejauh 2,5 km, Kamis (19/5/2022) dini hari. Foto/Magma Indonesia
A A A
YOGYAKARTA - Awan panas kembali dimuntahkan Gunung Merapi, Kamis (19/5/2022) dini hari, sekitar pukul 01.59 WIB. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, awan panas meluncur sejauh 2,5 km ke arah barat daya.



Dari data BPPTKG, juga disebutkan awan panas guguran tersebut tercatat di seismogram dengan amplitudo 42 mm dan durasi 181 detik. "Sampai saat ini Merapi statusnya masih Siaga. Sama sejak 5 November 2020 lalu," tutur Kepala BPPTKG Hanik Humaida.



Sepanjang Kamis (19/5/2022) dini hari hingga pagi, cuaca di puncak Merapi cenderung berawan, mendung bahkan hujan. Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 17-21°C, kelembaban udara 72-80%, dan tekanan udara 567-687 mmHg. Volume curah hujan 20 mm per hari.



Menurut Hanik, Gunung Merapi terlihat jelas dan asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal, dan tinggi 20-50 m di atas puncak kawah. Di samping awan panas guguran, juga teramati guguran lava pijar 10 kali jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah barat daya.

"Kami juga masih mencatat aktivitas magmatik lainnya," terang Hanik. Aktifitas tersebut adalah kegempaan yang masih sering terjadi. Pihaknya mencatat aktifitas gempa guguran terjadi sebanyak 39 kali dengan Amplitudo 3-44 mm dan berdurasi 34-150 detik.

Di samping itu, juga ada lima kali gempa Hybrid/Fase Banyak, dengan Amplitudo 2-3 mm berdurasi 4-6 detik. Dan dua kali gempa Vulkanik Dangkal, dengan Amplitudo 40-46 mm dan berdurasi 9-11 detik.



Aktivitas Gunung Merapi memang masih tinggi. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. "Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif, dapat menjangkau radius 3 km dari puncak," paparnya.

Ia mengimbau masyarakat tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat juga diminta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi, serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. "Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," tandasnya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2321 seconds (0.1#10.140)