Kisah Mantan Atlet Peraih Emas SEA Games Jadi Tukang Becak, Cari Rongsokan dan Tinggal di Gubuk
loading...
A
A
A
Dispora bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim, kata dia, saat ini tengah mengembangkan Sportpreneur Academy. Hal ini dilakukan agar masa depan atlet Jatim baik yang telah berprestasi tingkat nasional maupun internasional tetap terjamin.
"Harapan kita tidak ada lagi atlet bernasib seperti Pak Harto. Melalui pelatihan tersebut, para mantan atlet dapat melanjutkan kehidupannya dengan berwirausaha," tutur Pulung.
Sementara itu, usai menerima bantuan dari Gubernur Khofifah, Suharto menyampaikan rasa terima kasih. Bantuan tersebut merupakan kepedulian yang luar biasa di tengah situasi berat yang sedang dihadapi Suharto.
Sebab sepekan lalu, dia mengaku baru pindah dari Surabaya lantaran tidak mampu membayar sewa rumah. "Baru seminggu tinggal di sini. Kerja narik becak kalau ada tumpangan, kalau tidak ada ya saya angkut rongsokan," ujar Suharto sembari menitikkan air mata.
Ditanya terkait prestasi-prestasinya, Suharto mengaku semua sudah tinggal kenangan. Karena medali emas, maupun medali perak yang diraihnya tahun 1976 pada ajang Tour de Thailand telah hilang.
"Waktu saya sakit stroke itu semua barang-barang saya hilang. Medali, piagam sampai buku album foto saya juga hilang," kenangnya.
"Harapan kita tidak ada lagi atlet bernasib seperti Pak Harto. Melalui pelatihan tersebut, para mantan atlet dapat melanjutkan kehidupannya dengan berwirausaha," tutur Pulung.
Sementara itu, usai menerima bantuan dari Gubernur Khofifah, Suharto menyampaikan rasa terima kasih. Bantuan tersebut merupakan kepedulian yang luar biasa di tengah situasi berat yang sedang dihadapi Suharto.
Sebab sepekan lalu, dia mengaku baru pindah dari Surabaya lantaran tidak mampu membayar sewa rumah. "Baru seminggu tinggal di sini. Kerja narik becak kalau ada tumpangan, kalau tidak ada ya saya angkut rongsokan," ujar Suharto sembari menitikkan air mata.
Ditanya terkait prestasi-prestasinya, Suharto mengaku semua sudah tinggal kenangan. Karena medali emas, maupun medali perak yang diraihnya tahun 1976 pada ajang Tour de Thailand telah hilang.
"Waktu saya sakit stroke itu semua barang-barang saya hilang. Medali, piagam sampai buku album foto saya juga hilang," kenangnya.
(shf)