Nasib Pasar Sawahan Mojokerto, Tunggu Hasil Swab COVID-19

Jum'at, 19 Juni 2020 - 17:10 WIB
loading...
Nasib Pasar Sawahan...
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Mojokerto Ardi Sepdianto.Foto:SINDOnews/Tritus Julan
A A A
MOJOKERTO - Pemkab Mojokerto belum memutuskan nasib Pasar Sawahan, di Kecamatan Bangsal. Kendati berpotensi menjadi klaster baru penyebaran COVID-19, Pemkab Mojokerto belum akan menutup sementara pasar tradisional itu.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Mojokerto Ardi Sepdianto mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan evaluasi terkait hasil rapid on the spot di Pasar Sawahan, beberapa waktu lalu. Di mana dari 373 orang pengunjung maupun pedagang Pasar Sawahan, 78 orang dinyatakan reaktif.

"Tentunya kita masih menunggu hasil swab test, untuk pertimbangan bagaimana ke depannya. Terutama di Pasar Sawahan, yang ditemukan banyak warga dengan hasil reaktif," kata Ardi kepada awak media, Jumat (19/6/2020).

Berdasarkan hasil swab test tersebut, Pemkab Mojokerto nantinya bisa memutuskan nasib Pasar Sawahan. Apakah pasar tradisional itu nantinya bakal dilakukan penutupan sementara atau tidak. Sebab, dampak yang ditimbulkan jika dilakukan penutupan sangat besar dan berimbas langsung ke masyarakat.

"Kita tunggu hasil swab, seminggu lagi hasil baru turun. Setelah itu, kita baru akan melakukan kajian dengan Tim Gugus Tugas. Sehingga pasar tetap beroperasi, tidak ada penutupan," imbuhnya. (Baca juga : Pasien COVID-19 Membeludak, Pemkot Mojokerto Tambah Ruang Isolasi )

Ada banyak konsekuensi yang harus diterima jika penutupan sementara Pasar Sawahan dilakukan Pemkab. Di antarannya sektor ekonomi, mengingat Pasar Sawahan menjadi salah satu lokasi transaksi perniagaan di Kabupaten Mojokerto. Jika dilakukan penutupan, tentunya akan berdampak kepada para pedagang.

"Belum lagi pekerja yang mengais rejeki dari situ, misalnya buruh toko, tukang becak, dan lain sebagainya. Karena menutup pasar dampaknya luar biasa. Aspek sosial, ekonomi, kesehatan," terang Ardi.

Disisi lain, Pemkab Mojokerto juga terus berupaya untuk menyiapkan tatanan masyarakat baru atau new normal, sesuai intruksi dari Pemerintah Pusat. Salah satunya dengan cara melakukan rapid test di beberapa titik lain.

Dalam kurun waktu empat hari terakhir, ada sebanyak 1.792 warga yang menjalani rapid test. Lokasinya, lanjut Ardi, berada di lima pasar tradisional dan dua desa di Kabupaten Mojokerto. Dari 1.792 orang yang dilakukan tes cepat itu, sebanyak 112 diantaranya dinyatakan reaktif.

"Dua desa itu yakni Desa Wunut, Kecamatan Mojoanyar dan Desa Sumolawang, Kecamatan Puri. Dua desa tersebut kita rapid karena tingkat terkonfirmasi tinggi, sedang pasar sebagai pusat keramaian dan potensi bertemunya orang," tandas Ardi.

Diberitakan sebelumnya, Pemkab Mojokerto dilanda dilema. Menyusul banyaknya pengunjung maupun pedagang Pasar Sawahan, di Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto yang dinyatakan reaktif berdasarkan hasil rapid test on the spot yang digelar pada Selasa (16/6) lalu.

Berdasarkan hasil tes cepat terhadap 373 orang baik pengunjung maupun pedagang Pasar Sawahan, sebanyak 78 orang dinyatakan reaktif. Hal itu berpotensi menjadikan Pasar Sawahan sebagai klaster baru penyebaran COVID-19. Pemkab Mojokerto pun kini tengah mengevaluasi aktivitas perniagaan di pasar tradisional itu.
(nun)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1842 seconds (0.1#10.140)