Pemkab Mojokerto Dilema, Pasar Sawahan Berpotensi Jadi Klaster Baru

Kamis, 18 Juni 2020 - 20:21 WIB
loading...
Pemkab Mojokerto Dilema, Pasar Sawahan Berpotensi Jadi Klaster Baru
Situasi Pasar Sawahan Mojokerto.Foto: SINDOnews/Tritus Julan
A A A
MOJOKERTO - Pemkab Mojokerto dilanda dilema. Menyusul banyaknya pengunjung maupun pedagang Pasar Sawahan, yang dinyatakan reaktif berdasarkan hasil rapid test on the spot yang digelar pada Selasa (16/6) lalu.

Berdasarkan hasil tes cepat terhadap 373 orang baik pengunjung maupun pedagang Pasar Sawahan, sebanyak 78 orang dinyatakan reaktif. Hal itu berpotensi menjadikan Pasar Sawahan sebagai klaster baru penyebaran Covid-19. Pemkab Mojokerto pun kini tengah mengevaluasi aktivitas perniagaan di pasar tradisional itu.

"Masih dievaluasi dan pertimbangannya cukup banyak. Sampai saat ini kami belum memutuskan secara resmi (ditutup sementara atau tidak)," kata juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Mojokerto Ardi Sepdianto, Kamis (18/6/2020).

Ardi mengakui, Pemkab Mojokerto hari ini dilanda dilema dalam memutuskan nasib Pasar Sawahan. Apakah dilakukan penutupan sementara atau tetap dibuka seperti biasanya. Dengan pertimbangan jumlah hasil rapid test yang ternyata reaktif begitu banyak.

"Disisi lain, pemerintah saat ini sudah menegaskan bahwa perekonomian harus dipulihkan. Yang jelas dampak positif dan negatifnya masih dipertimbangkan juga. Toh, yang reaktif juga belum tentu akibat infeksi Covid-19. Masih dievaluasi terus," imbuhnya.

Pihaknya juga membantah jika Pemkab Mojokerto sudah mengeluarkan keputusan penutupan Pasar Sawahan selama 14 hari ke depan guna mencegah adanya klaster baru penyebaran Covid-19. Menyusul beredarnya surat edaran terkait dengan penutupan pasar tersebut.

Dalam surat tersebut dijelaskan jika Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forpimka) Bangsal dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Bangsal mengambil keputusan untuk menutup sementara aktivitas Pasar Sawahan tersebut. Penutupan sementara itu dilakukan selama 14 hari ke depan, mulai 18 Juni sampai 1 Juli 2020.

Ini dilakukan untuk menghindari dan mencegah penyebaran terpaparnya virus Covid-19 oleh penjual dan pembeli serta masyarakat sekitar di wilayah pasar tersebut. Penutupan dilakukan paling lambat tanggal 19 Juni 2020 atau besok.

"Sudah kami koordinasikan ke Forkpimka agar tetap menunggu hasil evaluasi gugus tugas. Saat ini kami masih melakukan evaluasi," jelas Ardi.(Baca juga : Pasien COVID-19 Membeludak, Pemkot Mojokerto Tambah Ruang Isolas i)

Sejauh ini, jumlah warga Kabupaten Mojokerto yang terkonfirmasi positif Covid-19 memang terus mengalami peningkatan yang signifikan. Dilansir dari situs resmi Gugus Tugas Percepatan Penanangan Covid-19 Kabupaten Mojokerto, covid19.mojokertokab.go.id, jumlah pasien positif Covid-19 mencapai 105 orang.

Sementara untuk jumlah Orang Tanpa Gejala OTG mencapai 93 orang. Kemudian Pasien Dalam Pengawasan Covid-19 sebanyak 111 orang. Dari jumlah itu, PDP yang meninggal sebanyak 12 orang, 81 orang dalam perawatan dan baru 16 orang yang dinyatakan sembuh.
(nun)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1324 seconds (0.1#10.140)