Edan! Geng Sekolah di Jogja Bikin Sendiri Senjata untuk Tawuran dan Klitih
loading...
A
A
A
JOGJAKARTA - Dua geng sekolah di Jogja yang akan tawuran berhasil digagalkan. Enam pelajar ditangkap polisi ketika hendak melakukan tawuran perang sarung Dusun Bolon, Kalurahan Palbapang, Bantul yang menjadi markas mereka, Senin (12/4/2022) dini hari.
Polisi menunjukkan senjata gear motor disambungkan tali beladiri warna kuning yang dipakai pelaku klitih menganiaya Daffa Adzin Albasith, siswa SMA Muhammadiyah 2 Jogjakarta hingga tewas. Foto/MPI/Erfan Erlin
Keenam remaja yang tergabung dalam geng sekolah Brother Hood Community (BHC) itu akan tawuran perang sarung dengan geng sekolah lainnya, nDarboy.
Dari tangan para bocah tanggung tersebut, polisi menyita empat buah sarung yang ujungnya diikat, dan beberapa senjata tajam seperti pedang panjang ukuran 40 cm, golok mirip gobang dan senjata modifikasi. Bentuk senjata tajam tersebut cukup besar sehingga terkesan menyeramkan.
Kapolsek Bantul, AKBP Ayom Yuswandono mengaku miris dengan ulah para remaja tersebut. Mereka telah membohongi orangtua masing-masing karena pamitnya akan ke masjid sekalian tidur di masjid untuk membangunkan sahur warga.
"Itu pamitnya tarawih terus tidur di masjid karena malamnya mau membangunkan orang sahur," terangnya, Selasa (12/4/2022). Namun ternyata malah akan tawuran perang sarung dan membawa senjata tajam.
Lebih miris lagi, ternyata senjata-senjata tersebut mereka buat sendiri dari barang bekas yang mereka dapatkan.
Dua golok berbentuk gobang mereka buat dari bahan besi alas kabin bus, pedang panjang mereka buat dari besi dari bekas teralis jendela serta ada senjata modifikasi berbahan besi bekas tutup drum.
Berdasarkan catatan pihak kepolisian, geng sekolah BHC memang sering melakukan aksi tawuran di sejumlah tempat. Anggota BHC tersebut berasal dari lintas sekolah baik SMP, SMA ataupun SMK yang ada.
"Kami memohon kepada orang tua untuk melakukan pengawasan lebih ketat lagi," ujarnya.
Di tempat lain, lima anggota geng M berhasil diamankan petugas gabungan Polda DIY, Polres Bantul dan Polresta Kota Yogyakarta. Mereka diamankan usai melakukan kejahatan jalanan atau klitih yang menewaskan korban DAA (17) pelajar SMA Muhammadiyah 2 Jogjakarta.
Dari tangan mereka polisi menyita sarung yang ujungnya diikat, pedang sepanjang 40 cm dan juga gear (gir) sepeda motor yang diikatkan pada sabuk beladiri warna kuning. Senjata gear inilah yang menewaskan siswa SMA Muhammadiyah 2 Jogjakarta.
"Gear ini diputar-putar terus menghantam muka korban," tutur Direskrimum Polda DIY, Kombes Pol Ade Ary Syam Indardi, Senin (12/4/2022).
Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yulianto menambahkan hampir semua sekolah di DIY ada geng sekolahnya. Pihaknya sudah mengantongi nama-nama geng sekolah tersebut di mana ada satu sekolah dan lintas sekolah.
"Perlu peran semua pihak baik orangtua maupun sekolah untuk melakukan pengawasan," tandasnya.
Lihat Juga: Jogja Darurat Miras! Santri Krapyak jadi Korban Penusukan, Cak Imin Desak Kapolri Bertindak
Polisi menunjukkan senjata gear motor disambungkan tali beladiri warna kuning yang dipakai pelaku klitih menganiaya Daffa Adzin Albasith, siswa SMA Muhammadiyah 2 Jogjakarta hingga tewas. Foto/MPI/Erfan Erlin
Keenam remaja yang tergabung dalam geng sekolah Brother Hood Community (BHC) itu akan tawuran perang sarung dengan geng sekolah lainnya, nDarboy.
Baca Juga
Dari tangan para bocah tanggung tersebut, polisi menyita empat buah sarung yang ujungnya diikat, dan beberapa senjata tajam seperti pedang panjang ukuran 40 cm, golok mirip gobang dan senjata modifikasi. Bentuk senjata tajam tersebut cukup besar sehingga terkesan menyeramkan.
Kapolsek Bantul, AKBP Ayom Yuswandono mengaku miris dengan ulah para remaja tersebut. Mereka telah membohongi orangtua masing-masing karena pamitnya akan ke masjid sekalian tidur di masjid untuk membangunkan sahur warga.
"Itu pamitnya tarawih terus tidur di masjid karena malamnya mau membangunkan orang sahur," terangnya, Selasa (12/4/2022). Namun ternyata malah akan tawuran perang sarung dan membawa senjata tajam.
Lebih miris lagi, ternyata senjata-senjata tersebut mereka buat sendiri dari barang bekas yang mereka dapatkan.
Baca Juga
Dua golok berbentuk gobang mereka buat dari bahan besi alas kabin bus, pedang panjang mereka buat dari besi dari bekas teralis jendela serta ada senjata modifikasi berbahan besi bekas tutup drum.
Berdasarkan catatan pihak kepolisian, geng sekolah BHC memang sering melakukan aksi tawuran di sejumlah tempat. Anggota BHC tersebut berasal dari lintas sekolah baik SMP, SMA ataupun SMK yang ada.
"Kami memohon kepada orang tua untuk melakukan pengawasan lebih ketat lagi," ujarnya.
Di tempat lain, lima anggota geng M berhasil diamankan petugas gabungan Polda DIY, Polres Bantul dan Polresta Kota Yogyakarta. Mereka diamankan usai melakukan kejahatan jalanan atau klitih yang menewaskan korban DAA (17) pelajar SMA Muhammadiyah 2 Jogjakarta.
Dari tangan mereka polisi menyita sarung yang ujungnya diikat, pedang sepanjang 40 cm dan juga gear (gir) sepeda motor yang diikatkan pada sabuk beladiri warna kuning. Senjata gear inilah yang menewaskan siswa SMA Muhammadiyah 2 Jogjakarta.
"Gear ini diputar-putar terus menghantam muka korban," tutur Direskrimum Polda DIY, Kombes Pol Ade Ary Syam Indardi, Senin (12/4/2022).
Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yulianto menambahkan hampir semua sekolah di DIY ada geng sekolahnya. Pihaknya sudah mengantongi nama-nama geng sekolah tersebut di mana ada satu sekolah dan lintas sekolah.
"Perlu peran semua pihak baik orangtua maupun sekolah untuk melakukan pengawasan," tandasnya.
Lihat Juga: Jogja Darurat Miras! Santri Krapyak jadi Korban Penusukan, Cak Imin Desak Kapolri Bertindak
(shf)