Dideportasi dari Malaysia, 101 Pekerja Migran Indonesia Tiba di Pelabuhan Parepare
loading...
A
A
A
PAREPARE - Sebanyak 101 pekerja migran Indonesia (PMI) yang dideportasi dari Malaysia akhirnya tiba di Pelabuhan Nusantara, Kota Parepare, Jumat (8/4/2022) siang. Mereka dideportasi dengan alasan yang berbeda-beda, mulai dari dokumen yang tidak lengkap hingga bermasalah hukum.
Para PMI yang menumpangi Kapal Motor Thaliya itu mengaku sempat ditangkap oleh pemerintah Malaysia sebelum akhirinya dideportasi.
Salah seorang PMI , Andi Lulu, mengatakan dideportasi karena tersangkut kasus hukum. Dia mengaku sempat merasakan jeruji penjara di Malaysia.
“Masuk penjara dulu 13 bulan. Teman-temana ada yang satu tahun, ada yang dua tahun," tuturnya.
Andi mengatakan masih ingin kembali ke Malaysia karena ada keluarganya di sana. “Saya punya keluarga masih ada di Sabah. Mereka lengkap paspornya,” ujarnya.
PMI yang dideportasi lainnya, Mika, mengaku tak memiliki paspor hingga akhirnya dideportasi. “Tidak ada paspor,” ungkapnya.
Dari data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), pelanggaran para PMI ini didominasi karena tidak memiliki izin tinggal saat berkerja di Malaysia
“Mereka adalah pekerja yang memiliki dokumen tidak valid lagi sehingga oleh pemerintah Malaysia setelah melakukan penangkapan kemudian dideportasi ke Indonesia,” ujar Kepala BP2MI Wilayah Sulsel, Maluku dan Papua Muhammad Agus Bustami.
Para PMI ini selanjutnya dibawa ke pos pelayanan badan BP2MI Kota Parepare untuk selanjutnya di pulangkan ke daerah asal mereka. Tercatat, sejak kurun waktu dua tahun terakhir ada sebanyak 6.000 PMI yang telah dideportasi dari Malaysia.
Para PMI yang menumpangi Kapal Motor Thaliya itu mengaku sempat ditangkap oleh pemerintah Malaysia sebelum akhirinya dideportasi.
Salah seorang PMI , Andi Lulu, mengatakan dideportasi karena tersangkut kasus hukum. Dia mengaku sempat merasakan jeruji penjara di Malaysia.
“Masuk penjara dulu 13 bulan. Teman-temana ada yang satu tahun, ada yang dua tahun," tuturnya.
Andi mengatakan masih ingin kembali ke Malaysia karena ada keluarganya di sana. “Saya punya keluarga masih ada di Sabah. Mereka lengkap paspornya,” ujarnya.
PMI yang dideportasi lainnya, Mika, mengaku tak memiliki paspor hingga akhirnya dideportasi. “Tidak ada paspor,” ungkapnya.
Dari data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), pelanggaran para PMI ini didominasi karena tidak memiliki izin tinggal saat berkerja di Malaysia
“Mereka adalah pekerja yang memiliki dokumen tidak valid lagi sehingga oleh pemerintah Malaysia setelah melakukan penangkapan kemudian dideportasi ke Indonesia,” ujar Kepala BP2MI Wilayah Sulsel, Maluku dan Papua Muhammad Agus Bustami.
Para PMI ini selanjutnya dibawa ke pos pelayanan badan BP2MI Kota Parepare untuk selanjutnya di pulangkan ke daerah asal mereka. Tercatat, sejak kurun waktu dua tahun terakhir ada sebanyak 6.000 PMI yang telah dideportasi dari Malaysia.
(tri)