Belajar Dari Rumah Dilakukan Hingga Pandemi Corona Berakhir
loading...
A
A
A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Idar Parawansa menyatakan, selama masa darurat Covid-19, masih akan memberlakukan kebijakan belajar dari rumah masing-masing.
Hal itu disampaikan Khofifah di sela pelantikan pejabat eselon III-IV Dindik Jatim di Gedung Negara Grahadi, Senin (13/4/2020). Karena itu, Khofifah berharap kebutuhan siswa terkait jaringan data internet dapat terpenuhi. "Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan layanan pembelajaran melalui televisi," katanya.
Selain itu, lanjut dia, berbagai aplikasi pembelajaran juga telah tersedia untuk dimanfaatkan siswa. Namun, ketersediaan paket data untuk pembelajaran siswa di rumah tetap harus diperhatikan. "Jika ada siswa yang kesulitan mendapatkan paket data mohon segera dikomunikasikan agar ada solusi terbaik dan pembelajaran dari rumah tetap bisa dilaksanakan," tutur
Diketahui, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim telah melakukan perpanjangan dua kali untuk kegiatan belajar dari rumah. Terakhir, perpanjangan dilakukan mulai 6-21 April 2020 mendatang. Namun, kegiatan belajar diperkirakan akan tetap di rumah hingga akhir tahun ajaran 2019/2020.
Kepala Dindik Jatim Wachid Wahyudi mengakui, ada kemungkinan belajar dari rumah diperpanjang lagi. Sebab, saat ini data virus Corona menunjukkan tren peningkatan. Apalagi sebentar lagi puasa, sehingga ada waktu untuk siswa belajar sekaligus beribadah. "Proses belajarnya untuk penguatan ibadah. Jadi masih kemungkinan akan diperpanjang sampai pasca lembaran," tutur Wachid.
Wachid memastikan perpanjangan ini akan dibahas lagi dengan Gubernur Jatim. Sebab, perpanjangan kemungkinan akan mepet dengan akhir tahun ajaran 2019/2020. "Bisa jadi sampai tanggal 1 Juni. Tapi semua ini masih kemungkinan karena menyesuaikan dengan kalender pendidikan," tutur Wachid.
Jika belajar di rumah diperpanjang hingga akhir tahun ajaran, maka kelulusan maupun kenaikan kelas telah disiapkan skemanya. Terlebih Jatim telah menggelar Ujian Sekolah Berbasis Komputer dan Smartphone (USBKS). Kelulusan dapat menggunakan nilai rata-rata rapor dan ujian sekolah tersebut. "Kenaikan kelas juga tidak masalah karena yang melakukan adalah sekolah masing-masing," tandas Wachid.
Terkait fasilitas belajar dari rumah, Wachid mengakui pentingnya data internet. Namun, pihaknya tidak membantah bahwa ada yang keberatan satu- dua siswa dengan kesiapan paket data.
"Tapi sekarang banyak aplikasi pembelajaran yang bisa diunduh, maupun lewat TVRI dan RRI. Kita terus mengevaluasi perkembangannya. Termasuk kita akan mengkoordinasikan bantuan untuk paket data bagi siswa," tutur mantan Kepala Dishub Jatim tersebut.
Hal itu disampaikan Khofifah di sela pelantikan pejabat eselon III-IV Dindik Jatim di Gedung Negara Grahadi, Senin (13/4/2020). Karena itu, Khofifah berharap kebutuhan siswa terkait jaringan data internet dapat terpenuhi. "Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan layanan pembelajaran melalui televisi," katanya.
Selain itu, lanjut dia, berbagai aplikasi pembelajaran juga telah tersedia untuk dimanfaatkan siswa. Namun, ketersediaan paket data untuk pembelajaran siswa di rumah tetap harus diperhatikan. "Jika ada siswa yang kesulitan mendapatkan paket data mohon segera dikomunikasikan agar ada solusi terbaik dan pembelajaran dari rumah tetap bisa dilaksanakan," tutur
Diketahui, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim telah melakukan perpanjangan dua kali untuk kegiatan belajar dari rumah. Terakhir, perpanjangan dilakukan mulai 6-21 April 2020 mendatang. Namun, kegiatan belajar diperkirakan akan tetap di rumah hingga akhir tahun ajaran 2019/2020.
Kepala Dindik Jatim Wachid Wahyudi mengakui, ada kemungkinan belajar dari rumah diperpanjang lagi. Sebab, saat ini data virus Corona menunjukkan tren peningkatan. Apalagi sebentar lagi puasa, sehingga ada waktu untuk siswa belajar sekaligus beribadah. "Proses belajarnya untuk penguatan ibadah. Jadi masih kemungkinan akan diperpanjang sampai pasca lembaran," tutur Wachid.
Wachid memastikan perpanjangan ini akan dibahas lagi dengan Gubernur Jatim. Sebab, perpanjangan kemungkinan akan mepet dengan akhir tahun ajaran 2019/2020. "Bisa jadi sampai tanggal 1 Juni. Tapi semua ini masih kemungkinan karena menyesuaikan dengan kalender pendidikan," tutur Wachid.
Jika belajar di rumah diperpanjang hingga akhir tahun ajaran, maka kelulusan maupun kenaikan kelas telah disiapkan skemanya. Terlebih Jatim telah menggelar Ujian Sekolah Berbasis Komputer dan Smartphone (USBKS). Kelulusan dapat menggunakan nilai rata-rata rapor dan ujian sekolah tersebut. "Kenaikan kelas juga tidak masalah karena yang melakukan adalah sekolah masing-masing," tandas Wachid.
Terkait fasilitas belajar dari rumah, Wachid mengakui pentingnya data internet. Namun, pihaknya tidak membantah bahwa ada yang keberatan satu- dua siswa dengan kesiapan paket data.
"Tapi sekarang banyak aplikasi pembelajaran yang bisa diunduh, maupun lewat TVRI dan RRI. Kita terus mengevaluasi perkembangannya. Termasuk kita akan mengkoordinasikan bantuan untuk paket data bagi siswa," tutur mantan Kepala Dishub Jatim tersebut.
(yus)