Setelah Swab Test 5.000 Warga, Mobil PCR BNPB Tinggalkan Surabaya
loading...
A
A
A
SURABAYA - Mobil laboratorium PCR dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) harus pergi meninggalkan Kota Surabaya.
Setelah beberapa pekan berada di Kota Pahlawan, mobil yang dipakai untuk melakukan tes swab Covid-19 ini kembali berkeliling ke berbagai kota di Indonesia.(baca juga: Terbitkan Perwali Covid-19, Begini Cara Ngopi New Normal di Kafe Kediri )
Keberadaan mobil laboratorium PCR itu memiliki arti besar bagi warga Kota Surabaya. Ribuan orang merasakan dampaknya secara langsung ketika memudahkan mereka melakukan swab test. Tercatat, selama berada di Surabaya mobil laboratorium PCR BNPB ini sudah melakukan 5 ribu tes swab pada warga.
Kapten Mobil laboratorium PCR BNPB, Sandi Nugroho menuturkan, selama berada di Surabaya ini bakal menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Apalagi masyarakat di Kota Pahlawan orangnya ramah-ramah.
"Orangnya ramah dan menyenangkan. Banyak cerita lucu dan menarik di sini,” kata Sandi ketika berpamitan ke Wali Kota Surabaya di Dapur Umum, Surabaya, Rabu (17/6/2020).(baca juga: PMI Siap Bantu Pemprov Jatim Sediakan Plasma Darah )
Ia menambahkan, mobil laboratorium PCR dari BNPB ini fokus pada tes swab untuk masyarakat. Sejak awal dioperasikan hingga Selasa (16/6/2020), mobil ini telah melakukan pemeriksaan swab sekitar 5 ribu. “Untuk kategori usianya beragam. Ada yang anak kecil sampai usia lanjut,” ucapnya.
Kapten Mobil Laboratorium PCR ini juga menceritakan antusias warga yang tinggi dalam mengikuti tes swab. Selama beberapa minggu di Surabaya, jumlah pasien yang dites sudah ribuan. Seperti misalnya yang sebelumnya dilakukan di Gelora Pancasila dan Hotel Asrama Haji.
"Antusias warga Surabaya cukup tinggi angkanya. Hanya ada satu dua orang yang akhirnya tidak jadi swab setelah registrasi,” ungkapnya.(baca juga: Serangan Hama Picu Penurunan Produksi Bawang Merah di Jawa Timur )
Sandi menyebut, dalam satu mobil laboratorium PCR itu terdapat enam orang yang mengendalikan. Enam orang tersebut masing-masing punya tugas dan fungsi. Mereka terdiri dari kapten, asisten kapten, swaber, ekstracen, analis dan petugas maintenance.
“Jadi setelah dari swaber kan perlu diekstrac dulu setelah itu ada dari analis. Analis itu yang berfungsi untuk memasukkan hasil dari specimen ini ke dalam mesin dan dia menganalisis hasilnya,” katanya.
Sebelum pergi, para petugas mobil laboratorium PCR itu menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang sedang berada di Balai Kota Surabaya untuk berpamitan. Beberapa kali Risma melemparkan pandangan ke mobil PCR, seperti tak mau ditinggalkan pergi.
Risma pun melepas mobil PCR dengan kelegaan. Ia berkali-kali mengucapkan terima kasih pada para petugas yang sudah membantu warga Kota Surabaya dalam menangani Covid-19. “Saya terima kasih banyak, matur suwun sudah melayani masyarakat Surabaya selama beberapa minggu ini,” Kata Risma
Ia pun meminta permohonan maaf jika selama berada di Surabaya terdapat hal yang kurang berkenan. Bahkan berulang kali Presiden UCLG Aspac ini berterima kasih kepada satu per satu dari mereka. "Maaf jika selama di sini (Surabaya) ada yang kurang berkenan,” ucapnya.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini kemudian memberikan beragam kenang-kenangan cinderamata kepada mereka. Mulai dari patung lampu hias icon Suroboyo hingga kain batik buatan UMKM Dolly. “Kalian kalau pernah dengar Dolly ya ini hasil karyanya sekarang,” ungkapnya.
Setelah beberapa pekan berada di Kota Pahlawan, mobil yang dipakai untuk melakukan tes swab Covid-19 ini kembali berkeliling ke berbagai kota di Indonesia.(baca juga: Terbitkan Perwali Covid-19, Begini Cara Ngopi New Normal di Kafe Kediri )
Keberadaan mobil laboratorium PCR itu memiliki arti besar bagi warga Kota Surabaya. Ribuan orang merasakan dampaknya secara langsung ketika memudahkan mereka melakukan swab test. Tercatat, selama berada di Surabaya mobil laboratorium PCR BNPB ini sudah melakukan 5 ribu tes swab pada warga.
Kapten Mobil laboratorium PCR BNPB, Sandi Nugroho menuturkan, selama berada di Surabaya ini bakal menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Apalagi masyarakat di Kota Pahlawan orangnya ramah-ramah.
"Orangnya ramah dan menyenangkan. Banyak cerita lucu dan menarik di sini,” kata Sandi ketika berpamitan ke Wali Kota Surabaya di Dapur Umum, Surabaya, Rabu (17/6/2020).(baca juga: PMI Siap Bantu Pemprov Jatim Sediakan Plasma Darah )
Ia menambahkan, mobil laboratorium PCR dari BNPB ini fokus pada tes swab untuk masyarakat. Sejak awal dioperasikan hingga Selasa (16/6/2020), mobil ini telah melakukan pemeriksaan swab sekitar 5 ribu. “Untuk kategori usianya beragam. Ada yang anak kecil sampai usia lanjut,” ucapnya.
Kapten Mobil Laboratorium PCR ini juga menceritakan antusias warga yang tinggi dalam mengikuti tes swab. Selama beberapa minggu di Surabaya, jumlah pasien yang dites sudah ribuan. Seperti misalnya yang sebelumnya dilakukan di Gelora Pancasila dan Hotel Asrama Haji.
"Antusias warga Surabaya cukup tinggi angkanya. Hanya ada satu dua orang yang akhirnya tidak jadi swab setelah registrasi,” ungkapnya.(baca juga: Serangan Hama Picu Penurunan Produksi Bawang Merah di Jawa Timur )
Sandi menyebut, dalam satu mobil laboratorium PCR itu terdapat enam orang yang mengendalikan. Enam orang tersebut masing-masing punya tugas dan fungsi. Mereka terdiri dari kapten, asisten kapten, swaber, ekstracen, analis dan petugas maintenance.
“Jadi setelah dari swaber kan perlu diekstrac dulu setelah itu ada dari analis. Analis itu yang berfungsi untuk memasukkan hasil dari specimen ini ke dalam mesin dan dia menganalisis hasilnya,” katanya.
Sebelum pergi, para petugas mobil laboratorium PCR itu menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang sedang berada di Balai Kota Surabaya untuk berpamitan. Beberapa kali Risma melemparkan pandangan ke mobil PCR, seperti tak mau ditinggalkan pergi.
Risma pun melepas mobil PCR dengan kelegaan. Ia berkali-kali mengucapkan terima kasih pada para petugas yang sudah membantu warga Kota Surabaya dalam menangani Covid-19. “Saya terima kasih banyak, matur suwun sudah melayani masyarakat Surabaya selama beberapa minggu ini,” Kata Risma
Ia pun meminta permohonan maaf jika selama berada di Surabaya terdapat hal yang kurang berkenan. Bahkan berulang kali Presiden UCLG Aspac ini berterima kasih kepada satu per satu dari mereka. "Maaf jika selama di sini (Surabaya) ada yang kurang berkenan,” ucapnya.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini kemudian memberikan beragam kenang-kenangan cinderamata kepada mereka. Mulai dari patung lampu hias icon Suroboyo hingga kain batik buatan UMKM Dolly. “Kalian kalau pernah dengar Dolly ya ini hasil karyanya sekarang,” ungkapnya.
(msd)