Makassar Gagas Tol Layang Baru, Rutenya Koneksikan Kawasan CPI
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar mewacanakan rencana pembangunan jalan tol baru dalam kota. Infrastruktur itu diharap menjadi salah satu solusi mengatasi kemacetan dan padatnya lalu lintas dalam kota.
Rencananya, jalan tol tersebut bakal dibuat dengan konsep elevated atau jalan tol layang agar tidak ada lagi pembebasan lahan.
"Jadi diupayakan tidak ada pembebasan lahan. Tanah yang dilewati adalah tanah negara. Lewat pinggir sungai, lewat laut, di atas jalan raya," kata Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto.
Jalan tol tersebut akan dibangun dengan rute mulai Jalan AP Pettarani, lalu ke Jalan Sultan Alauddin, kemudian menuju pinggir Sungai Jeneberang, hingga menembus kawasan Center Point of Indonesia (CPI).
"Di atas CPI sambung lagi elevated di atas laut, masuk di pinggir Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar New Port dan sambung ke jalan tol yang ada sekarang," tuturnya.
Jalan tol ini panjangnya diperkirakan mencapai 24 kilometer. Estimasi anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp12 sampai 15 miliar.
Danny berujar, skema pembangunannya murni investasi sehingga tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Namun sebelum ditawarkan ke investor, Danny mengatakan rencana ini akan dipersiapkan secara matang terlebih dahulu.
"Kami mencoba mengundang investor tanpa uang negara. Sebelum ditawarkan ke investor, kami persiapkan dulu secara matang. Soal regulasinya, kan sebenarnya juga sudah ada di tata ruang lama. Cuma kami ubah sedikit supaya lebih bisa terkoneksi di mana-mana," jelas Danny.
Kepala Dinas Tata Ruang Kota Makassar, Fahyuddin, menuturkan rencana pembangunan jalan tol itu sudah masuk dalam skema rencana tata ruang wilayah Pemkot Makassar .
Proyek ini juga rencananya bakal dikoneksikan dengan proyek pembangunan jalan tol lingkar Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa/Gowa, Takalar) yang masuk dalam 16 daftar rencana pembangunan jalan tol 2022 yang disusun Pemerintah Pusat, dan melibatkan pemerintah provinsi.
Kata Fahyuddin, jalan ini nanti akan dikoneksikan dengan jalan tol lingkar Mamminasata.
"Itu akan combine semua. Kemarin itu kami lihat memang ada memang perencanaan dari provinsi. Jadi kami koordinasikan dengan pemerintah pusat bahwa bahwa ada yang diinginkan oleh Pemprov, ada yang diinginkan oleh Pemkot," katanya.
Sekretaris Dinas Tata Ruang, Fuad Aziz, menambahkan rencana skema investasi yang akan digunakan adalah BOO atau Built Own Operate.
Dalam skema ini, pihak swasta akan membangun dan mengoperasikan fasilitas tanpa harus mengembalikan kepemilikan kepada pemerintah.
Dengan kata lain, pemerintah menyerahkan hak dan tanggung jawabnya atas suatu prasarana publik kepada swasta untuk membiayai, membangun, memiliki dan mengoperasikan suatu prasarana publik baru tersebut.
"Jadi dia yang bangun, operasikan, dan miliki. Manfaatnya, kita yang dapat. Jadi bukan kita menjual Makassar, tapi bagaimana urusan kemacetan ini kita serahkan ke investor," jelas Fuad.
Rencananya, jalan tol tersebut bakal dibuat dengan konsep elevated atau jalan tol layang agar tidak ada lagi pembebasan lahan.
"Jadi diupayakan tidak ada pembebasan lahan. Tanah yang dilewati adalah tanah negara. Lewat pinggir sungai, lewat laut, di atas jalan raya," kata Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto.
Jalan tol tersebut akan dibangun dengan rute mulai Jalan AP Pettarani, lalu ke Jalan Sultan Alauddin, kemudian menuju pinggir Sungai Jeneberang, hingga menembus kawasan Center Point of Indonesia (CPI).
"Di atas CPI sambung lagi elevated di atas laut, masuk di pinggir Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar New Port dan sambung ke jalan tol yang ada sekarang," tuturnya.
Jalan tol ini panjangnya diperkirakan mencapai 24 kilometer. Estimasi anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp12 sampai 15 miliar.
Danny berujar, skema pembangunannya murni investasi sehingga tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Namun sebelum ditawarkan ke investor, Danny mengatakan rencana ini akan dipersiapkan secara matang terlebih dahulu.
"Kami mencoba mengundang investor tanpa uang negara. Sebelum ditawarkan ke investor, kami persiapkan dulu secara matang. Soal regulasinya, kan sebenarnya juga sudah ada di tata ruang lama. Cuma kami ubah sedikit supaya lebih bisa terkoneksi di mana-mana," jelas Danny.
Kepala Dinas Tata Ruang Kota Makassar, Fahyuddin, menuturkan rencana pembangunan jalan tol itu sudah masuk dalam skema rencana tata ruang wilayah Pemkot Makassar .
Proyek ini juga rencananya bakal dikoneksikan dengan proyek pembangunan jalan tol lingkar Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa/Gowa, Takalar) yang masuk dalam 16 daftar rencana pembangunan jalan tol 2022 yang disusun Pemerintah Pusat, dan melibatkan pemerintah provinsi.
Kata Fahyuddin, jalan ini nanti akan dikoneksikan dengan jalan tol lingkar Mamminasata.
"Itu akan combine semua. Kemarin itu kami lihat memang ada memang perencanaan dari provinsi. Jadi kami koordinasikan dengan pemerintah pusat bahwa bahwa ada yang diinginkan oleh Pemprov, ada yang diinginkan oleh Pemkot," katanya.
Sekretaris Dinas Tata Ruang, Fuad Aziz, menambahkan rencana skema investasi yang akan digunakan adalah BOO atau Built Own Operate.
Dalam skema ini, pihak swasta akan membangun dan mengoperasikan fasilitas tanpa harus mengembalikan kepemilikan kepada pemerintah.
Dengan kata lain, pemerintah menyerahkan hak dan tanggung jawabnya atas suatu prasarana publik kepada swasta untuk membiayai, membangun, memiliki dan mengoperasikan suatu prasarana publik baru tersebut.
"Jadi dia yang bangun, operasikan, dan miliki. Manfaatnya, kita yang dapat. Jadi bukan kita menjual Makassar, tapi bagaimana urusan kemacetan ini kita serahkan ke investor," jelas Fuad.
(tri)