Demo Tolak DOB di Papua Barat, Massa Bakar Pisang di Halaman Kantor Wali Kota Sorong
loading...
A
A
A
SORONG - Demo tolak Pemekaran Daerah Otonomi Baru, di Provinsi Papua, kembali dilakukan di Kota Sorong, Papua Barat. Demo dilakukan puluhan warga yang tergabung dalam Organisasi Kemahasiswaan, Kaum Perempuan dan Masyakat Papua.
Aksi massa ini diawali dengan sejumlah orasi di depan lampu merah, Terminal Remu, Kota Sorong. Usai menyampaikan orasinya, massa langsung bergerak menuju Kantor Wali Kota Sorong.
Dalam arak-arakan tersebut, massa meneriakkan Penolakan Terhadap Otonomi Khusus, dan Pemekaran Daerah Otonom Baru di Papua dan Papua Barat. Massa juga menyanyikan lagu-lagu perjuangan Papua Merdeka sambil meneriakkan pekik merdeka.
"Kami bukan merah putih, kami bukan merah putih, kami Bintang kejora, Bintang kejora, baru, baru kamu bilang merah putih," demikian sepenggal lirik lagu Papua Merdeka, Senin (21/3/2022).
"Kami menolak dengan tegas rencana pemerintah dalam kebijakan Pemekaran Daerah Otonomi Baru di wilayah Papua dan Papua Barat. Karena hal itu dapat menghancurkan kehidupan rakyat Papua," teriak salah seorang orator dalam aksi long march tersebut.
Selama dalam perjalanan menuju Kantor Wali Kota Sorong, massa terus meneriakkan Papua Merdeka. "Papua, merdeka! Papua merdeka! Papua merdeka. Otsus tolak, otsus tolak," teriak massa dalam long march tersebut.
Saat tiba di depan kantor Wali Kota Sorong, ketegangan sempat terjadi di mana pagar kantor Wali Kota Sorong ditutup oleh Satpol PP. Massa yang tiba langsung berteriak dan meminta Satpol PP segera membuka pintu pagar.
"Kami kemarin datang, pintu pagar tidak ditutup, kenapa sekarang pintu pagar ditutup. Kami mohon pintu pagar dibuka, kami tidak anarkis, kami hanya ingin menyampaikan aspirasi kepada Wali Kota Sorong," ujar perwakilan pendemo.
Aparat Kepolisian dari Polres Sorong Kota yang berjaga-jaga di halaman kantor Wali Kota Sorong langsung mencoba berkoordinasi dengan Kepala Satpol PP, Kota Sorong, Daniel Jitmau.
Kasar Pol PP Daniel Jitmau kemudian bertemu dengan pihak demonstran dan selanjutnya memerintahkan salah seorang anggota Satpol PP untuk membuka pagar kantor Wali Kota Sorong.
"Saya yang bertanggung jawab di sini, di wilayah kantor Wali Kota. Mohon semua demonstran untuk tertib dalam melakukan aksinya," jelas Daniel Jitmau, dihadapan para demonstran.
Massa demonstran kemudian memasuki halaman kantor Wali Kota dan melakukan sejumlah orasi di mana dalam orasinya, massa aksi meminta Wali Kota untuk bertemu mereka.
Massa aksi terus menunggu Wali Kota Sorong Lambert Jitmau, namun sang Wali Kota tak kunjung datang.
Kasat Pol PP Daniel Jitmau kemudian menemui para massa aksi dan menyampaikan bahwa Wali Kota Sorong Lambert Jitmau tidak berada di tempat.
Jawaban Daniel tidak menyurutkan niat demonstran untuk tetap bertahan di halaman kantor Wali Kota Sorong. Bahkan massa mengambil beberapa potongan kayu dan rumput kering untuk menyalakan api di halaman kantor Wali Kota Sorong.
Mereka juga membakar pisang untuk dimakan. Di mana hingga saat ini, aksi massa masih terus bertahan di halaman kantor Wali Kota Sorong. Puluhan anggota Polres Sorong Kota pun terlihat berjaga-jaga berhadap-hadapan dengan para demonstran.
Seluruh halaman kantor Wali Kota Sorong juga dipenuhi personel kepolisian dan Brimob yang menjaga keamanan di kantor Wali Kota Sorong.
Kepala Satpol PP Daniel Jitmau kepada wartawan mengatakan, para pejabat tidak bisa bertemu para demonstran karena belum ada petunjuk dari Wali Kota.
"Kami tidak bisa bertemu para demonstran untuk menerima aspirasi mereka, karena belum ada petunjuk dari Wali Kota bagi kami sebagai pejabat OPD," ungkap Daniel Jitmau.
Hingga saat ini, para demonstran masih terus melakukan sejumlah orasi sambil membakar pisang di halaman kantor Wali Kota Sorong dimana pisang bakar yang merupakan makanan tradisional masyakat di Papua.
Lihat Juga: Jalan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki, Ratusan Warga Asahan Tutup Jalan Provinsi Kisaran-Simalungun
Aksi massa ini diawali dengan sejumlah orasi di depan lampu merah, Terminal Remu, Kota Sorong. Usai menyampaikan orasinya, massa langsung bergerak menuju Kantor Wali Kota Sorong.
Dalam arak-arakan tersebut, massa meneriakkan Penolakan Terhadap Otonomi Khusus, dan Pemekaran Daerah Otonom Baru di Papua dan Papua Barat. Massa juga menyanyikan lagu-lagu perjuangan Papua Merdeka sambil meneriakkan pekik merdeka.
"Kami bukan merah putih, kami bukan merah putih, kami Bintang kejora, Bintang kejora, baru, baru kamu bilang merah putih," demikian sepenggal lirik lagu Papua Merdeka, Senin (21/3/2022).
"Kami menolak dengan tegas rencana pemerintah dalam kebijakan Pemekaran Daerah Otonomi Baru di wilayah Papua dan Papua Barat. Karena hal itu dapat menghancurkan kehidupan rakyat Papua," teriak salah seorang orator dalam aksi long march tersebut.
Selama dalam perjalanan menuju Kantor Wali Kota Sorong, massa terus meneriakkan Papua Merdeka. "Papua, merdeka! Papua merdeka! Papua merdeka. Otsus tolak, otsus tolak," teriak massa dalam long march tersebut.
Saat tiba di depan kantor Wali Kota Sorong, ketegangan sempat terjadi di mana pagar kantor Wali Kota Sorong ditutup oleh Satpol PP. Massa yang tiba langsung berteriak dan meminta Satpol PP segera membuka pintu pagar.
"Kami kemarin datang, pintu pagar tidak ditutup, kenapa sekarang pintu pagar ditutup. Kami mohon pintu pagar dibuka, kami tidak anarkis, kami hanya ingin menyampaikan aspirasi kepada Wali Kota Sorong," ujar perwakilan pendemo.
Aparat Kepolisian dari Polres Sorong Kota yang berjaga-jaga di halaman kantor Wali Kota Sorong langsung mencoba berkoordinasi dengan Kepala Satpol PP, Kota Sorong, Daniel Jitmau.
Kasar Pol PP Daniel Jitmau kemudian bertemu dengan pihak demonstran dan selanjutnya memerintahkan salah seorang anggota Satpol PP untuk membuka pagar kantor Wali Kota Sorong.
"Saya yang bertanggung jawab di sini, di wilayah kantor Wali Kota. Mohon semua demonstran untuk tertib dalam melakukan aksinya," jelas Daniel Jitmau, dihadapan para demonstran.
Massa demonstran kemudian memasuki halaman kantor Wali Kota dan melakukan sejumlah orasi di mana dalam orasinya, massa aksi meminta Wali Kota untuk bertemu mereka.
Massa aksi terus menunggu Wali Kota Sorong Lambert Jitmau, namun sang Wali Kota tak kunjung datang.
Kasat Pol PP Daniel Jitmau kemudian menemui para massa aksi dan menyampaikan bahwa Wali Kota Sorong Lambert Jitmau tidak berada di tempat.
Jawaban Daniel tidak menyurutkan niat demonstran untuk tetap bertahan di halaman kantor Wali Kota Sorong. Bahkan massa mengambil beberapa potongan kayu dan rumput kering untuk menyalakan api di halaman kantor Wali Kota Sorong.
Mereka juga membakar pisang untuk dimakan. Di mana hingga saat ini, aksi massa masih terus bertahan di halaman kantor Wali Kota Sorong. Puluhan anggota Polres Sorong Kota pun terlihat berjaga-jaga berhadap-hadapan dengan para demonstran.
Seluruh halaman kantor Wali Kota Sorong juga dipenuhi personel kepolisian dan Brimob yang menjaga keamanan di kantor Wali Kota Sorong.
Kepala Satpol PP Daniel Jitmau kepada wartawan mengatakan, para pejabat tidak bisa bertemu para demonstran karena belum ada petunjuk dari Wali Kota.
"Kami tidak bisa bertemu para demonstran untuk menerima aspirasi mereka, karena belum ada petunjuk dari Wali Kota bagi kami sebagai pejabat OPD," ungkap Daniel Jitmau.
Hingga saat ini, para demonstran masih terus melakukan sejumlah orasi sambil membakar pisang di halaman kantor Wali Kota Sorong dimana pisang bakar yang merupakan makanan tradisional masyakat di Papua.
Lihat Juga: Jalan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki, Ratusan Warga Asahan Tutup Jalan Provinsi Kisaran-Simalungun
(hsk)