TNI-Polri Diharapkan Merespons Serius Situasi di Papua
loading...
A
A
A
JAYAPURA - Terjadi lagi pembunuhan terhadap aparat dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kali ini, Danramil Aridide, Paniai, Papua Tengah, Letda (Inf) Oktavianus Sogarlay menjadi korban pembantaian secara keji pada Jumat (12/04/2024).
Danramil Ariade ditemukan tewas dengan luka-luka berat.
Pengamat Intelijen, Pertahanan, dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro melihat bahwa situasi di Papua kian genting.
“Ini bukan lagi isu HAM”, kata pria yang akrab dipanggil Simon ini, Sabtu (13/4/2024).
Menurutnya situasi di Papua saat ini telah masuk pada kondisi perang melawan kelompok separatis.
“Sebagai aktor non state, mereka menggunakan senjata perang taktik, strategi, intelijen bahkan infrastruktur perang. Bagaimana seorang Danramil bisa diketahui identitasnya? Bagaimana prosedur perjalanannya? Itu semua menjadi pertanyaan-pertanyaan kunci untuk dapat melihat peristiwa ini secara lebih utuh,” kata Simon.
Artinya, sebagai sebuah operasi OPM telah menyusun strategi yang menyerang langsung, tertarget dan spesifik, yaitu institusi pertahanan negara.
Bahkan mereka memetakan secara detail pergerakan sehingga eksekusi pembunuhan dapat dilakukan.
Simon berpendapat bahwa kelompok separatisme ini sudah ditunggangi dengan agenda asing. “Siapa 'asing' itu? Mereka yang meneriakkan situasi di Papua sebagai situasi pelanggaran HAM. Padahal jelas, mereka bersenjata, bertaktik, berstrategi, agenda dan tujuan jelas, dan sasaran kelompok tertentu yang merepresentasikan institusi pertahanan dan keamanan negara,” jelas Simon.
Danramil Ariade ditemukan tewas dengan luka-luka berat.
Baca Juga
Pengamat Intelijen, Pertahanan, dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro melihat bahwa situasi di Papua kian genting.
“Ini bukan lagi isu HAM”, kata pria yang akrab dipanggil Simon ini, Sabtu (13/4/2024).
Menurutnya situasi di Papua saat ini telah masuk pada kondisi perang melawan kelompok separatis.
“Sebagai aktor non state, mereka menggunakan senjata perang taktik, strategi, intelijen bahkan infrastruktur perang. Bagaimana seorang Danramil bisa diketahui identitasnya? Bagaimana prosedur perjalanannya? Itu semua menjadi pertanyaan-pertanyaan kunci untuk dapat melihat peristiwa ini secara lebih utuh,” kata Simon.
Artinya, sebagai sebuah operasi OPM telah menyusun strategi yang menyerang langsung, tertarget dan spesifik, yaitu institusi pertahanan negara.
Bahkan mereka memetakan secara detail pergerakan sehingga eksekusi pembunuhan dapat dilakukan.
Simon berpendapat bahwa kelompok separatisme ini sudah ditunggangi dengan agenda asing. “Siapa 'asing' itu? Mereka yang meneriakkan situasi di Papua sebagai situasi pelanggaran HAM. Padahal jelas, mereka bersenjata, bertaktik, berstrategi, agenda dan tujuan jelas, dan sasaran kelompok tertentu yang merepresentasikan institusi pertahanan dan keamanan negara,” jelas Simon.