FKKUB Keerom Papua Rapat Redam Situasi Usai Demo Berujung Pembakaran

Sabtu, 03 Oktober 2020 - 08:40 WIB
loading...
FKKUB Keerom Papua Rapat Redam Situasi Usai Demo Berujung Pembakaran
Ketua FKUB Kabupaten Keerom Ustadz Nur Salim Ar Rozy di Arso, Kabupaten Keerom mengatakan rapat atau pertemuan itu digelar di gedung Gereja GKI Bahtera Arso Swakarsa yang dihadiri oleh sejumlah tokoh lintas agama. iNews TV/Edy
A A A
KEEROM - Pascademo ricuh yang berujung pengrusakan kantor Bupati dan Disnaker dan PMK Kamis sore hingga petang kemarin, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Keerom , Papua menggelar rapat guna meredam massa.

Ketua FKUB Kabupaten Keerom Ustadz Nur Salim Ar Rozy di Arso, Kabupaten Keerom, Jumat petang mengatakan rapat atau pertemuan itu digelar di gedung Gereja GKI Bahtera Arso Swakarsa yang dihadiri oleh sejumlah tokoh lintas agama .

"Di antaranta Ketua Klasis GKI Keerom yang juga Ketua PGGK Pdt Frans Mambrasar, Kepala Kemenag Keerom Karel F Mambay (Kanan), pastor, tokoh Hindu, Muslim, dari para perwakilan dari 18 denominasi gereja di Keerom. jumlah total ada 40-an tokoh lintas agama," katanya kepada awak media, Jumat (3/10/2020) petang.

Diakui Ar Rozy, pertemuan lintas agama tersebut dilakukan untuk segera mengambil langkah strategis guna meredam aksi massa dan turut mencarikan berbagai solusi atas permasalahan yang terjadi, terlebih saat ini telah memasuki tahapan Pilkada 2020.

"Tokoh lintas agama berharap agar masalah ini tidak lebih parah dan rusuh, apalagi mau pilkada. Kemarin itu demo massa itu bisa dikatakan beringas karena sudah merusak dan membakar fasilitas umum yang sama sekali tidak bersalah, bagaimanapun ini harus diusut. Ini sudah masuk Pilkada, bisa saja disusupi banyak kepentingan," katanya.

Dijelaskan, dalam pertemuan disepakati beberapa poin rujukan, yang nantinya akan diserahkan kepada Pemerintah dan pihak keamanan. (Baca: Polisi Tangkap Enam Orang, Diduga Dalang Kerusuhan di Keerom Papua).

"Hasilnya, nanti akan kami lanjutkan dalam rapat atau audiens Forkompimda di Kabupaten Keerom. Kami minta aparat keamanan menggunakan pendekatan persuasif, bukan represif. Karena jika ada penyusup atas persoalan ini maka akan berbuntut panjang," pungkasnya.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2018 seconds (0.1#10.140)