Perlindungan Habitat Dugong di Bunaken Dikaji BTNB Bersama Perkumpulan Kelola

Sabtu, 19 Maret 2022 - 21:45 WIB
loading...
Perlindungan Habitat Dugong di Bunaken Dikaji BTNB Bersama Perkumpulan Kelola
Balai Taman Nasional Bunaken (BTNB) bersama perkumpulan kelola melakukan pengkajian akademik tentang perlindungan habitat Dugong. Foto/MPI/Subhan Sabu
A A A
MANADO - Upaya perlindungan terhadap habitat Dugong, dan praktik perikanan skala kecil, mulai dikaji Balai Taman Nasional Bunaken (BTNB) bersama perkumpulan kelola. Saat ini tengah dilakukan kajian akademik, untuk melindungi kelestarian Dugong tersebut.



Penyusunan kajian akademik ini, menurut akademisi dari Perkumpulan Kelola, Rignolda Djamalludin untuk menyiapkan perlindungan habitat Dugong, dan mendukung perikanan skala kecil tradisional. Sehingga hasil kajiannya, diharapkan akan memberikan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan, untuk peningkatan kapasitas masyarakat penyangga di Taman Nasional Bunaken.



"Terlalu berani memang ketika riset ini dikembangkan, area yang menjadi lokasi pakan telah dipetakan. Jenis-jenis lamun yang menjadi target pakan juga diidentifikasi. Selama melakukan survei, telah didapatkan videonya, akan tetapi jumlah dan populasinya belum dapat kami informasikan," kata Rignolda.



Menurutnya, satwa Dugong menjadi sangat penting dalam ekosistem perairan, tetapi sejauh mana kepentingannya itu yang akan menjadi fokus riset ke depan. "Kami juga siapkan kelompok masyarakat nelayan untuk mendukung perlindungan habitat, dengan perlindungan habitat Dugong akan mendorong perikanan yang berkelanjutan, utamanya untuk nelayan kecil tradisional di penyangga Taman Nasional Bunaken," tutur Rignolda.

Kepala BTNB, Genman S. Hasibuan mengapresiasi langkah yang dilakukan Perkumpulan Kelola dalam menyiapkan kajian perlindungan habitat Dugong, dan peningkatan kapasitas masyarakat nelayan di desa-desa penyangga Taman Nasional Bunaken.

"Rekomendasi yang akan diserahkan kepada kami, ke depan akan menjadi bahan pertimbangan bagi kami dalam mengevaluasi sistem zonasi yang ada saat ini sehingga lebih adaptif," ujar Genman.



Lebih lanjut Genman mengatakan, masukan dari Perkumpulan Kelola sangat berarti. Salah satunya, mendefinisikan peran nelayan kecil dalam pola pencarian nafkah. "Kita harus bisa membedakan nelayan demersal dan nelayan pelagis, sehingga kebijakan yang diambil akan dapat langsung menyentuh ke masyarakat nelayan," ungkapnya.

"Kelompok nelayan yang terbentuk akan mendukung program kemitraan konservasi di Taman Nasional Bunaken, dan harapan kami akan menjadi model kemitaraan konservasi pelestarian dugong, sehingga direplikasikan di desa-desa penyangga lainnya yang sebagian besar warganya memiliki pekerjaan nelayan," pungkas Genman.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2161 seconds (0.1#10.140)