Mereka Bertarung Nyawa Melawan Corona di Sektor Liang Lahat

Senin, 15 Juni 2020 - 12:43 WIB
loading...
A A A
Ia berharap, ke depan tak ada lagi warga yang meninggal karena terpapar COVID-19 dan pandemi ini bisa segera berakhir. “Kami hanya berharap masyarakat disiplin mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah,” katanya.

Sugeng sendiri merupakan salah satu petugas gabungan dari beberapa OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Pemkot Surabaya. Terdiri dari, jajaran Dinas Sosial (Dinsos), Petugas Pemakaman DKRTH (Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau) hingga Tenaga Kesehatan (Nakes) di Dinas Kesehatan (Dinkes).

Zuliyanto (50), salah satu petugas pengantar dan pemakaman jenazah lainnya mengatakan, setiap hari dirinya mendampingi driver ambulance Dinsos Surabaya yang biasa membantu dalam prosesi pemakaman jenazah COVID-19. Sekitar Maret 2020, menjadi awal pengalaman awal bagi dia mengantarkan dan memakamkan jenazah COVID-19.

“Waktu itu kebetulan pas shifnya teman-teman saya. Nah, pasca pertama kali mereka turun, salah satu tim ada yang drop karena ketakutan dengan berita-berita yang begitu santer terkait COVID-19,” kata Zuliyanto. (BACA JUGA: Gara-Gara Corona, Utang Luar Negeri Pemerintah Naik)

Awalnya, Zuliyanto mengaku juga memiliki rasa takut dan was-was ketika harus terjun memakamkan jenazah COVID-19. Bahkan, tak hanya dia, kawan-kawannya pun juga memiliki rasa takut akan terpapar virus itu. Namun, ada perasaan tersendiri yang membuat Zuliyanto yakin, bahwa ini aman. Selain itu, karena niatan tulus yang membuat ia memberanikan diri untuk menjadi salah satu petugas khusus pemakaman.

“Nanti kalau semuanya tidak ada yang berani terus siapa yang memakamkan. Akhirnya saya beranikan diri untuk turun dengan niatan nawaitu untuk kemanusiaan,” jelasnya.

Menurut dia, jenazah COVID-19 justru lebih aman dari pada pasien. Karena sebelum dimakamkan, jenazah itu sudah dimasukkan ke dalam peti dan dilapisi plastik sesuai protokol kesehatan yang ditetapkan. “Awalnya hanya beberapa petugas yang turun, kemudian ada 22 teman ikut berani turun. Pasca sebulan itu kemudian akhirnya semuanya diwajibkan untuk ikut terjun,” katanya.

Bahkan, ia juga kerap kali harus membantu pemakaman jenazah COVID-19 saat tengah malam hingga dini hari. Bahkan, ketika pulang dan sampai di rumah, ia harus kembali berdinas untuk membantu rekan-rekannya.

“Seringkali sudah sampai rumah itu saya harus kembali membantu. Tidak hanya malam hari, dini hari sampai pagi pokoknya 24 jam. Bahkan, di luar jam dinas saya harus turun,” ungkapnya.

Sejak COVID-19 ada di Surabaya, mobil ambulance Dinsos tak hanya digunakan untuk mengantar orang sakit biasa. Namun, kendaraan ini juga digunakan untuk mengantar pasien ataupun jenazah COVID-19 ke tempat pemakaman.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1061 seconds (0.1#10.140)