Cuaca Ekstrem, Ratusan Nelayan di Takalar Takut Melaut
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Cuaca ekstrem yang terjadi sejak tiga hari lalu mengakibatkan ratusan nelayan di pesisir Kabupaten Takalar menjadi takut melaut. Angin kencang disertai ombak tinggi membuat para nelayan tersebut tidak ingin ambil risiko.
Salah seorang nelayan di Desa Bontosunggu Kecamatan Galesong Utara, Lukman Dg Ngawing, mengungkapkan khawatir dan takut jika harus melawan angin kencang disertai hujan dan ombak yang tingginya hingga empat meter.
"Tidak bisa mentong melaut kalau begini, takut orang pak. Angin kencang dan ombak saja sampai empat meter tingginya,'' kata Lukman, saat ditemui SINDOnews, Rabu (23/2/2022).
Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir berdampak buruk pada mata pencaharian nelayan di pesisir Takalar. Terlebih, hampir semua tidak memiliki penghasilan lain selain dari hasil laut.
''Selama tidak bagus cuaca ini tidak ada mi dikerja, hampir semua orang di sini melaut ji pendapatannya. Ya berharap semoga cepat bagus cuaca supaya bisa melaut lagi,'' tuturnya.
Sementara itu, Bupati Takalar, Syamsari Kitta, meminta agar nelayan yang melaut saat cuaca ekstrem seperti sekarang berhati-hati, dan mementingkan keselamatan.
"Peralatan keselamatan harus diutamakan, dipakai kalau keluar mencari ikan. Jika cuacanya tidak memungkinkan untuk melaut, lebih baik tunda dulu. Nanti setelah agak tenang baru keluar,'' tandasnya.
Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui rilis resminya memberi peringatan dini gelombang tinggi, hujan deras disertai angin kencang khususnya bagian pesisir.
Gelombang dengan ketinggian 1,25- 2,5 meter diperkirakan terjadi di perairan Spermonde Makassar, Perairan Kepualauan Selayar, dan Laut Flores. Sedangkan gelombang dengan ketinggian 2,5-4,0 meter terjadi di Selat Makassar bagian selatan, perairan Pare-Pare, perairan Spermonde Pangkep dan Teluk Bone. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung 20-23 Februari mendatang.
Salah seorang nelayan di Desa Bontosunggu Kecamatan Galesong Utara, Lukman Dg Ngawing, mengungkapkan khawatir dan takut jika harus melawan angin kencang disertai hujan dan ombak yang tingginya hingga empat meter.
"Tidak bisa mentong melaut kalau begini, takut orang pak. Angin kencang dan ombak saja sampai empat meter tingginya,'' kata Lukman, saat ditemui SINDOnews, Rabu (23/2/2022).
Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir berdampak buruk pada mata pencaharian nelayan di pesisir Takalar. Terlebih, hampir semua tidak memiliki penghasilan lain selain dari hasil laut.
''Selama tidak bagus cuaca ini tidak ada mi dikerja, hampir semua orang di sini melaut ji pendapatannya. Ya berharap semoga cepat bagus cuaca supaya bisa melaut lagi,'' tuturnya.
Sementara itu, Bupati Takalar, Syamsari Kitta, meminta agar nelayan yang melaut saat cuaca ekstrem seperti sekarang berhati-hati, dan mementingkan keselamatan.
"Peralatan keselamatan harus diutamakan, dipakai kalau keluar mencari ikan. Jika cuacanya tidak memungkinkan untuk melaut, lebih baik tunda dulu. Nanti setelah agak tenang baru keluar,'' tandasnya.
Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui rilis resminya memberi peringatan dini gelombang tinggi, hujan deras disertai angin kencang khususnya bagian pesisir.
Gelombang dengan ketinggian 1,25- 2,5 meter diperkirakan terjadi di perairan Spermonde Makassar, Perairan Kepualauan Selayar, dan Laut Flores. Sedangkan gelombang dengan ketinggian 2,5-4,0 meter terjadi di Selat Makassar bagian selatan, perairan Pare-Pare, perairan Spermonde Pangkep dan Teluk Bone. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung 20-23 Februari mendatang.
(tri)