Kehebatan Sultan Baabullah Mengusir Portugis dari Maluku Tanpa Pertumpahan Darah

Kamis, 17 Februari 2022 - 05:03 WIB
loading...
A A A
Setelah mendapat dukungan secara moral, Baabullah mulai merebut benteng-benteng milik Portugis di Ternate. Benteng Tolucco, Santo Lucia, dan Santo Pedro direbut dalam waktu singkat. Taktik paling jitu diterapkan Sultan Baabullah saat merebut Benteng Sao Paulo.

Secara kuantitas personel pasukan, tentara Portugis jauh lebih sedikit dibanding pasukan Sultan Baabullah. Namun, dari segi peralatan perang, senjata milik Portugis lebih canggih.

Itu sebabnya Sultan Baabullah dan pasukkannya tidak menyerbu benteng. Tambah juga alasan kemanusiaan, karena dalam benteng itu banyak anak-anak dan perempuan yang bisa menjadi korban jika penyerbuan dilakukan.

Atas dasar itu, Sultan Baabullah memilih bertahan di luar benteng. Pasukan mengadang akomodasi sembako yang masuk ke benteng. Taktik mengisolasi lawan ini lambat tapi pasti, membuat lawan tak berdaya. Kelaparan membuat mereka tidak berdaya, moral sebagai prajurit runtuh.

Disebutkan bahwa pasukan Sultan Baabullah mengepung Benteng Sao Paulo selama lima tahun lamanya. Penghuni benteng benar-benar terisolasi dari dunia luar.

Portugis berupaya meluluhkan hati sultan. Misalnya dengan memecat Lopez de Mesquita dan menggantinya dengan Alvaro de Ataide. Mesquita dituduh telah berbuat salah dan kejam. Dia kemudian ditangkap oleh kawan-kawan sebangsanya, dirantai, dan dikirimkan ke Malaka.

Namun, langkah itu tidak membuat hati sultan luluh. Pada 26 Desember 1575, orang Portugis dalam benteng tak berdaya dan akhirnya menyerah lalu pergi dari Maluku untuk selamanya.

Kehebatan Sultan Baabulah mengusir Portugis tanpa pertumpahan darah membuatnya dikenang sebagai sosok yang sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam melawan penjajah. Meski dendam atas kematian ayahnya oleh Portugis, sultan tidak gegabah menyerang jika serangan itu menimbulkan korban nyawa tidak bersalah.

Kesuksesannya mengusir Portugis menjadi berkah bagi kerajaan dan kesultanan se-nusantara dan para pedagang khususnya. Para pedagang Jawa, Arab, Melayu, Makassar, dan Cina yang kala tersingkir dan selalu dikejar-kejar Portugis ataupun Spanyol, kemudian memperoleh kebebasan untuk bersaing dalam perdagangan. Atas kehebatan itu, Sultan Ternate itu dinilai sebagai sosok terhebat dalam sejarah perjuangan melawan penjajah. Ia kemudian dinilai layak menjadi Pahlawan Nasional.

Diolah dari berbagai sumber
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1389 seconds (0.1#10.140)