Makassar Diprediksi Hadapi Masa Krisis Covid-19 dalam 4 Pekan ke Depan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Potensi gelombang ketiga Covid-19 di Kota Makassar mulai diantisipasi. Pakar Epidemiologi Universitas Hasanuddin (Unhas), Ansariadi, memprediksi masa krisis Covid-19 bisa terjadi dalam empat pekan ke depan.
"Makassar satu dua minggu ini ada lagi gejala, seperti ada tanjakan kembali. Nah dari pengalaman kita sebelumnya, kita hati-hati. Bisa naik kembali,” ujar Ansariadi, saat rapat koordinasi bersama Pemkot Makassar di Balai Kota Makassar, Kamis (3/2/2022).
Ansariadi mengungkapkan sudah hampir tiga bulan terakhir Kota Makassar bisa mengendalikan penularan. Namun dengan adanya varian baru Covid-19 yaitu Omicron, maka ada potensi lonjakan kasus.
“Mereka itu bermutasi. Dia juga makhluk jadi perlu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Jadi itu alamiah kalau kita belajar tentang virus. Semakin lama semakin berubah,” jelasnya.
Dia bahkan mencatat sudah ada 25 jenis virus tersebut. Hanya saja, tidak semua mengalami perubahan yang signifikan sepeti varian-varian yang telah diumumkan. Seperti varian Alfa, Gamma, Delta, hingga terakhir Omicron.
“Kenapa perlu mendapat perhatian, pertama karena cepat menularnya. Jadi virus itu ada beberapa diperhatikan. Cepat penularannya atau tidak, bebrbahaya atau tidak, vaksinnya tahan atau tidak,” papar Ansariadi.
Secara global, Ansariadi menyampaikan sejak Januari penularan Covid-19 sudah mulai kembali terasa. Kali ini bahkan penularannya jauh lebih cepat dan tinggi dibanding dengan tahun sebelumnya.
Kendati begitu, jumlah kematian dari penularan Omicron masih lebih kecil dari varian lainnya. Pasalnya, Omicron cenderung menyerang tenggorokan manusia. Sedangkan Delta menyerang paru-paru.
"Makassar satu dua minggu ini ada lagi gejala, seperti ada tanjakan kembali. Nah dari pengalaman kita sebelumnya, kita hati-hati. Bisa naik kembali,” ujar Ansariadi, saat rapat koordinasi bersama Pemkot Makassar di Balai Kota Makassar, Kamis (3/2/2022).
Ansariadi mengungkapkan sudah hampir tiga bulan terakhir Kota Makassar bisa mengendalikan penularan. Namun dengan adanya varian baru Covid-19 yaitu Omicron, maka ada potensi lonjakan kasus.
“Mereka itu bermutasi. Dia juga makhluk jadi perlu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Jadi itu alamiah kalau kita belajar tentang virus. Semakin lama semakin berubah,” jelasnya.
Dia bahkan mencatat sudah ada 25 jenis virus tersebut. Hanya saja, tidak semua mengalami perubahan yang signifikan sepeti varian-varian yang telah diumumkan. Seperti varian Alfa, Gamma, Delta, hingga terakhir Omicron.
“Kenapa perlu mendapat perhatian, pertama karena cepat menularnya. Jadi virus itu ada beberapa diperhatikan. Cepat penularannya atau tidak, bebrbahaya atau tidak, vaksinnya tahan atau tidak,” papar Ansariadi.
Secara global, Ansariadi menyampaikan sejak Januari penularan Covid-19 sudah mulai kembali terasa. Kali ini bahkan penularannya jauh lebih cepat dan tinggi dibanding dengan tahun sebelumnya.
Kendati begitu, jumlah kematian dari penularan Omicron masih lebih kecil dari varian lainnya. Pasalnya, Omicron cenderung menyerang tenggorokan manusia. Sedangkan Delta menyerang paru-paru.