Kisah Pertarungan Sengit Gajah Mada Melawan Sunan Bejagung Lor di Watu Gajah Tuban
loading...
A
A
A
Gajah Mada, Mahapatih Kerajaan Majapahit terkenal akan kesaktian, kekuatan dan ahli strategi perang sehingga mampu menaklukkan berbagai wilayah di Nusantara.
Foto/Ist
Namun, dalam kisahnya Gajah Mada pernah mengalami kekalahan saat bertarung melawan seorang wali di daerah Tuban, Jawa Timur.
Sosok wali yang dengan kesaktiannya mampu mengalahkan Gajah Mada itu dikenal sebagai Sunan Bejagung Lor atau Syekh Abdullah Asyari. Pada masa itu, Sunan Bejagung Lor yang dikenal sebagai penyebar agama Islam tinggal di Desa Bejagung, Semanding, Tuban.
Pertarungan sengit Sunan Bejagung Lor melawan Gajah Mada berawal dari perintah Raja Majapahit Hayam Wuruk untuk menjemput putrinya, Kusumawardhani dari Desa Bejagung. Hayam Wuruk tak berkenan mengetahui Kusumawardani berguru atau nyantri kepada Sunan Bejagung Lor.
Gajah Mada pun akhirnya datang ke Bejagung menjemput putri Kusumawardhani yang merupakan penerus tahta Kerajaan Majapahit. Sang Mahapatih dengan pasukan gajah datang dan menyerang padepokan Sunan Bejagung Lor.
Foto: YouTube Jelajah Nesia
Di luar dugaan Gajah Mada, ternyata Sunan Bejagung Lor memiliki ilmu kanugaran dan kesaktian yang tinggi. Keduanya pun terlibat pertarungan sengit.
Dengan kesaktiannya, pasukan gajah yang dibawa Mahapatih Gajah Mada dalam sekejap diubah menjadi bebatuan besar. Hingga sekarang bebatuan besar yang dikisahkan merupakan pasukan gajah itu masih ada.
Warga sekitar Tuban menyebutnya sebagai watu gajah (batu gajah) yang lokasinya berada sekitar 2 Km di utara makam Sunan Bejagung Lor.
Foto/Ist
Namun, dalam kisahnya Gajah Mada pernah mengalami kekalahan saat bertarung melawan seorang wali di daerah Tuban, Jawa Timur.
Sosok wali yang dengan kesaktiannya mampu mengalahkan Gajah Mada itu dikenal sebagai Sunan Bejagung Lor atau Syekh Abdullah Asyari. Pada masa itu, Sunan Bejagung Lor yang dikenal sebagai penyebar agama Islam tinggal di Desa Bejagung, Semanding, Tuban.
Pertarungan sengit Sunan Bejagung Lor melawan Gajah Mada berawal dari perintah Raja Majapahit Hayam Wuruk untuk menjemput putrinya, Kusumawardhani dari Desa Bejagung. Hayam Wuruk tak berkenan mengetahui Kusumawardani berguru atau nyantri kepada Sunan Bejagung Lor.
Gajah Mada pun akhirnya datang ke Bejagung menjemput putri Kusumawardhani yang merupakan penerus tahta Kerajaan Majapahit. Sang Mahapatih dengan pasukan gajah datang dan menyerang padepokan Sunan Bejagung Lor.
Foto: YouTube Jelajah Nesia
Di luar dugaan Gajah Mada, ternyata Sunan Bejagung Lor memiliki ilmu kanugaran dan kesaktian yang tinggi. Keduanya pun terlibat pertarungan sengit.
Dengan kesaktiannya, pasukan gajah yang dibawa Mahapatih Gajah Mada dalam sekejap diubah menjadi bebatuan besar. Hingga sekarang bebatuan besar yang dikisahkan merupakan pasukan gajah itu masih ada.
Warga sekitar Tuban menyebutnya sebagai watu gajah (batu gajah) yang lokasinya berada sekitar 2 Km di utara makam Sunan Bejagung Lor.