Tuah Topeng Gajah Mada dan Hasrat Soeharto Melanggengkan Kekuasaan

Jum'at, 22 Oktober 2021 - 05:00 WIB
loading...
Tuah Topeng Gajah Mada dan Hasrat Soeharto Melanggengkan Kekuasaan
Topeng Gajah Mada dan 32 tahun Soeharto berkuasa.Foto/wikipedia
A A A
Kehidupan mantan Presiden Soeharto tak bisa dipisahkan dengan hal-hal yang berbau klenik atau mistis. Presiden kedua Indonesia ini disebut sebagai sosok yang penuh laku prihatin. Sebagai pria keturunan Jawa, Presiden yang berkuasa selama 32 tahun ini berusaha menjadikan budaya leluhur sebagai pedoman hidupnya.

Tak mengherankan jika Soeharto , mempunyai banyak sekali pusaka. Ribuan pusaka dimiliknya. Ada yang menyebut, 2.000 pusaka 'menemani' Pak Harto (panggilan populernya) selama memimpin Indonesia ini. Pusaka dimaksud antara lain keris Keluk Kemukus yang membuat pemiliknya bisa menghilang.

Soeharto juga memboyong topeng Gajah Mada dari Bali ke Istana Negara Jakarta pada 1965. Dalam keyakinan kultur Jawa, orang seperti disebut punya "prewangan" atau punya "pegangan" .

Baca juga: Cerita Pagi Kisah Ritual Mistis dan Semedi Presiden Soeharto di Gunung Selok

Melansir ANTARA, spirit topeng sakral yang dipuja di Puri Ageng Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali sampai saat ini masih diyakini masyarakat mampu memecahkan setiap persoalan yang ada di bumi ini.

"Banyak masyarakat baik dari Bali, luar Bali bahkan luar negeri memohon berkah keajaiban topeng Gajah Mada," kata Penglingsir Puri Ageng Blahbatuh, Anak Agung Kakarsana.

Tuah Topeng Gajah Mada dan Hasrat Soeharto Melanggengkan Kekuasaan

Topeng Gajah Mada dan 32 Tahun Soeharto Berkuasa.Foto/Historia.id

Topeng itu, kata Kakarsana sempat dipakai oleh leluhurnya I Gusti Ngurah Djelantik berperang pada jaman kerajaan Blambangan. "Sesuai dengan namanya Gajah Mada, topeng itu merupakan simbol pemersatu nusantara," jelasnya.

Topeng Gajah Mada keberadaannya sangat disakralkan di Puri itu. "Sesajen tetap kami persembahkan sebagai ungkapan terima kasih," ujarnya.

Begitu juga bagi masyarakat yang memohon berkah, jelas Kakarsana mereka tak boleh sembarangan. "Sebelum memohon, mereka mesti membawa bebantenan pejati atau sarana upacara bagi umat Hindu," ujarnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2727 seconds (0.1#10.140)