Pemprov Sulsel Dorong Pengembangan Kejayaan Kain Sutera di Wajo
loading...
A
A
A
WAJO - Pemerintah Provinsi (pemprov) Sulsel kembali memberikan dukungannya kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo, untuk mengembalikan kejayaan sutera.
Dukungan itu diutarakan saat Pemkab Wajo menggelar rapat kordinasi bersama Pemprov Sulsel, di ruang Kantor Bupati Wajo, Kamis (28/1/2022).
Dalam rakot tersebut, Pemprov melakukan sejumlah evaluasi terkait komitmen bersama yang telah disepakati dalam focus discussiom group (FGD) pada tahun 2019 lalu, terkait pengembangan industri sutera yang bermuara pada pengembalian kejayaan sutera.
"Program-program yang berjalan pada sektor hulu ini akan saling mendukung dengan sektor lainnya sehingga program industri sutra ini bisa berjalan dengan baik," kata Kepala Dinas Kehutanan Sulsel, Andi Parenrengi.
Kepala Dinas Perindustrian Sulsel , Ahmad Akil mengatakan, untuk mengembalikan kejayaan sutera di Kabupaten Wajo, memang dibutuhkan suatu ide dan gagasan yang kuat.
Bahkan Pemprov Sulsel berkeinginan kuat dan memberikan dukungan penuh pengembangan industri sutera, baik di sektor hulu, manufaktur, maupun hilir.
"Dinas Perindustrian mempersiapkan manufaktur, sementara Dinas Kehutanan berada pada sektor hulu, sementara Dinas Perdagangan bersama Perseroda berada di sektor hilir," terangnya.
Bupati Wajo Amran Mahmud mengatakan, perkembangan sutera di Kabupaten Wajo hampir merata di 14 Kecamatan yang ada.
Seperti di Kecamatan Sabbangparu kemudian berkembang di Kecamatan Tanasitolo, Gilireng, hingga ke Wajo bagian utara seperti Kecamatan Keera dan Pitumpuna.
"Perkembangan persutraan di Wajo, mulai dari hulu sampai ke hilir, cukup berkembang. Hanya saja, tantangan persutraan di Wajo diantaranya belum tertatanya dengan baik sistem pemasaran produk sutra, utamanya dalam pemasaran ke luar daerah," bebernya
Dengan adanya dukungan dari Pemprov Sulsel , kata Amran, dirinya optimistis bisa mengembalikan kejayaan sutera di wilayahnya.
"Kami akan senantiasa melakukan polesan-polesan dalam pengembangan industri sutra ini, baik itu di sektor hilir, manufaktur hingga sektor hilir sehingga ke depan pengembangan industri sutra ini bisa optimal," pungkasnya.
Dukungan itu diutarakan saat Pemkab Wajo menggelar rapat kordinasi bersama Pemprov Sulsel, di ruang Kantor Bupati Wajo, Kamis (28/1/2022).
Dalam rakot tersebut, Pemprov melakukan sejumlah evaluasi terkait komitmen bersama yang telah disepakati dalam focus discussiom group (FGD) pada tahun 2019 lalu, terkait pengembangan industri sutera yang bermuara pada pengembalian kejayaan sutera.
"Program-program yang berjalan pada sektor hulu ini akan saling mendukung dengan sektor lainnya sehingga program industri sutra ini bisa berjalan dengan baik," kata Kepala Dinas Kehutanan Sulsel, Andi Parenrengi.
Kepala Dinas Perindustrian Sulsel , Ahmad Akil mengatakan, untuk mengembalikan kejayaan sutera di Kabupaten Wajo, memang dibutuhkan suatu ide dan gagasan yang kuat.
Bahkan Pemprov Sulsel berkeinginan kuat dan memberikan dukungan penuh pengembangan industri sutera, baik di sektor hulu, manufaktur, maupun hilir.
"Dinas Perindustrian mempersiapkan manufaktur, sementara Dinas Kehutanan berada pada sektor hulu, sementara Dinas Perdagangan bersama Perseroda berada di sektor hilir," terangnya.
Bupati Wajo Amran Mahmud mengatakan, perkembangan sutera di Kabupaten Wajo hampir merata di 14 Kecamatan yang ada.
Seperti di Kecamatan Sabbangparu kemudian berkembang di Kecamatan Tanasitolo, Gilireng, hingga ke Wajo bagian utara seperti Kecamatan Keera dan Pitumpuna.
"Perkembangan persutraan di Wajo, mulai dari hulu sampai ke hilir, cukup berkembang. Hanya saja, tantangan persutraan di Wajo diantaranya belum tertatanya dengan baik sistem pemasaran produk sutra, utamanya dalam pemasaran ke luar daerah," bebernya
Dengan adanya dukungan dari Pemprov Sulsel , kata Amran, dirinya optimistis bisa mengembalikan kejayaan sutera di wilayahnya.
"Kami akan senantiasa melakukan polesan-polesan dalam pengembangan industri sutra ini, baik itu di sektor hilir, manufaktur hingga sektor hilir sehingga ke depan pengembangan industri sutra ini bisa optimal," pungkasnya.
(agn)