Kisah Bung Karno sedang Mencari Tuhan, Kalbunya Bergetar!
loading...
A
A
A
Tepat pukul 07.00 Wib, dokter Mahar membuka pintu kamar perawatan. Anak-anak Bung Karno menyerbu ke dalam sembari memberondongkan pertanyaan. “Mahar tak menjawab, hanya menggelengkan kepala,” demikian yang terceritakan dalam buku “Soekarno Poenja Tjerita, Yang Unik dan Tak Terungkap Dari Sejarah Soekarno”.
Pukul tujuh lewat sedikit. Suster ruangan mulai mencabut selang makanan dan alat bantu pernafasan. Anak-anak Bung Karno mengucap takbir. Megawati membisikkan syahadat ke telinga ayahnya. Bung Karno mencoba mengikuti, namun kalimat itu tak selesai.
“Allaah…,” bisik Bung Karno pelan seiring nafasnya yang terakhir. Pukul 07.07 Wib. Tangis pecah di dalam ruangan. Soekarno wafat. Berakhir sudah tugasnya sebagai penyambung lidah rakyat Indonesia.
Pukul tujuh lewat sedikit. Suster ruangan mulai mencabut selang makanan dan alat bantu pernafasan. Anak-anak Bung Karno mengucap takbir. Megawati membisikkan syahadat ke telinga ayahnya. Bung Karno mencoba mengikuti, namun kalimat itu tak selesai.
“Allaah…,” bisik Bung Karno pelan seiring nafasnya yang terakhir. Pukul 07.07 Wib. Tangis pecah di dalam ruangan. Soekarno wafat. Berakhir sudah tugasnya sebagai penyambung lidah rakyat Indonesia.
(shf)