Kisah Pengemudi GrabBike Memulai New Normal dengan Protokol Kesehatan

Rabu, 10 Juni 2020 - 15:24 WIB
loading...
Kisah Pengemudi GrabBike Memulai New Normal dengan Protokol Kesehatan
Mitra pengemudi GrabBike memulai new normal dengan menerapkan protokol kesehatan dan penggunaan protector. Foto : Istimewa
A A A
SEMARANG - Wacana untuk masuk dalam tatanan kebiasaan baru atau new normal sudah mulai didengungkan oleh pemerintah. Banyak persiapan yang sudah dilakukan untuk menyambutnya dengan meningkatkan protokol kesehatan, termasuk pada lini transportasi publik.

Perusahaan teknologi Grab menghadirkan layanan GrabBike Protect yang menyediakan perlindungan tambahan bagi mitra pengemudi dan pelanggan ojek online (Ojol) di sejumlah kota di Indonesia.

Sebagai armada khusus pertama di Indonesia, GrabBike Protect yang dilengkapi dengan partisi plastik sebagai pemisah untuk meminimalisir kontak antara penumpang dan mitra pengemudi jadi salah satu langkah konkret untuk yang membantu masyarakat terus beraktivitas di tengah pandemi.

Selain itu, mitra pengemudi Grab juga diberikan masker dan hand sanitizer sebagai langkah menyambut ''kebiasaan baru'' di kota-kota besar di Indonesia. Perlengkapan tambahan ini yang membuat para mitra pengemudi siap untuk mengejar rezeki lagi di tengah wabah COVID-19 yang dirasakan setiap daerah di Indonesia.

Bagaimana pengalaman mitra pengemudi di kondisi new normal ini? Begini cerita mitra pengemudi GrabBike yang tengah berjuang di kondisi new normal di Kota Semarang.

Grab menunjuk puluhan mitra pengemudi untuk menjadi relawan melawan wabah di Kota Semarang. Saya salah satunya adalah Budiyono. Ia mengaku diminta untuk membantu tenaga medis, mulai dari mengantar mereka dari dan ke rumah sakit, sekaligus mengantarkan makanan untuk mereka.

Dalam sehari, bisa ada 1.500 boks makan yang diantar untuk tenaga medis. “Saya biasanya bertugas mengantar ke RS Ketileng dan RS Dr. Kariadi di samping saya juga menerima order seperti biasanya. Setelah selesai mendistribusikan makanan untuk tenaga medis, saya langsung bersiap untuk menerima order lain dari aplikasi,” ungkap Budiyono, Rabu (10/6/2020).

Untuk tetap aman kala membawa penumpang, Budiyono diberikan GrabBike Protect untuk mengurangi risiko penyebaran virus dari penumpang. Namun, alat itu bukanlah satu-satunya yang menjaganya di jalanan. Ia juga diberikan masker, sarung tangan, hand sanitizer, desinfektan, jas hujan, serta penutup sepatu jika harus masuk ke dalam rumah sakit. Terkadang, hand sanitizer jadi pembuka obrolan dengan penumpang.

“Maaf Pak/Bu/Mas/Mbak, pakai ini dulu ya sebelum naik.”Ada kalanya saya menawari penumpang masker untuk orang-orang yang enggak pakai. Yap, masih ada warga Semarang yang seperti itu. Mencoba ramah akan membawa saya dan penumpang ke dalam obrolan menarik sepanjang perjalanan,” ujar pria yang akrab disapa Budi ini.

Menurutnya, protector bisa mencegah droplet antara ia dan penumpang. Namun, ini juga membuat dirinya harus menaikkan volume suara dan menurunkan kecepatan supaya obrolan dengan penumpang nyambung. “Kalau memang penumpang minta buru-buru, ya kami simpan obrolan sambil berharap bisa berjumpa lagi lain hari,” ucapnya.

Waktu 24 jam dalam sehari sebisa mungkin dia manfaatkan dengan baik. Bekerja sekerasnya, beristirahat di antara waktu lengang. Hal ini semata-mata saya lakukan demi mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari.

“Selain nge-Grab, saya juga pegawai kantoran yang bekerja mulai dari pukul 08.00 - 16.00. Begitu selesai di kantor, saya melanjutkan menjalani bisnis pengantaran dengan Grab. Sebelum wabah ini terjadi, saya melakukannya selama 12 jam, pukul 5 sore hingga pulang pukul 5 pagi,” bebernya.

Budi menuturkan, Semarang kota yang padat dan setiap mitra pengemudi bisa dapat banyak order setiap harinya. Ia mulai di wilayah pusat kota sampai tengah malam, lalu melipir ke stasiun pada tengah malam karena mengejar penumpang dari datangnya kereta di Semarang pada dini hari.

“Dulu, dalam kurun waktu 12 jam saya cukup beruntung bisa mendapatkan target pribadi per harinya. Malah ada kalanya lebih. Lalu, wabah datang dan semuanya berkurang,” ujarnya.

“Ya bisa dibilang, saya tidak bisa ''ngalong'' lagi dan harus menaati peraturan pemerintah. Tengah malam sudah waktunya untuk pulang. Namun, saya bersyukur tetap bisa melayani dan mencari rezeki,” pungkasnya. ( )

Sementara, Director of 2-Wheels & Logistics, Grab Indonesia Tyas Widyastuti mengatakan, pandemi COVID-19 telah meningkatkan kesadaran terhadap keamanan dan kebersihan di berbagai industri.

Menurutnya, seamanan selalu menjadi fokus utama Grab dan melalui program seperti GrabProtect. “Kami telah meningkatkan standar kebersihan di industri ride-hailing. Bersama dengan mitra pengemudi, kami akan mendorong perilaku bersih yang lebih baik sebelum perjalanan dimulai,'' terang Tyas.

Ia menambahkan, pada pekan lalu, Grab telah memperkenalkan GrabProtect yakni program keamanan dan kebersihan untuk memberikan standar kebersihan terbaik di industri ride-hailing melalui serangkaian fitur baru, peningkatan armada GrabCar Protect dan GrabBike Protect, serta pembaharuan aturan keamanan.

“Dihadirkan juga fitur baru juga mencakup deklarasi kesehatan online dan kebersihan sekaligus mask selfie. Penumpang dan pengemudi dapat membatalkan pesanan perjalanan apabila persyaratan masker tidak dipenuhi,” jelasnya.
(nun)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1648 seconds (0.1#10.140)