Jubir COVID-19 Kemenkes: Vaksinasi Terbukti Beri Efek Perlindungan

Jum'at, 31 Desember 2021 - 23:17 WIB
loading...
Jubir COVID-19 Kemenkes: Vaksinasi Terbukti Beri Efek Perlindungan
Jubir Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi. Foto ist
A A A
BOGOR - Juru Bicara (Jubir) Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan bahwa vaksinasi terbukti bisa memberikan efek perlindungan bagi pasien yang positif COVID-19 varian Omicron.

Di Indonesia, kata Nadia, yang positif Omicron mayoritas sudah divaksin lengkap. Kemudian dari kasus Omicron yang ditemukan tersebut, lebih banyak yang tidak bergejala, serta hanya sedikit bergejala ringan.

“Ini konsisten dengan temuan di berbagai negara. Yang artinya bisa kita sampaikan bahwa vaksin yang diberikan memberikan efek perlindungan untuk gejala sakit berat dan kematian,” kata Nandia jelas Nadia dalam Siaran Pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9)-KPCPEN, Rabu (29/12/2021).

Nandia mengatakan, saat ini pemerintah terus memantau dan mengontrol pintu masuk negara sebagai upaya mencegah bertambahnya kasus Omicron maupun varian lainnya yang berasal dari negara lain masuk ke Indonesia.

Per 29 Desember, terdapat penambahan kasus Omicron sebanyak 21 kasus yang merupakan pelaku perjalanan luar negeri, yakni 16 orang warga negara Indonesia dan 5 orang warga negara asing.Sehingga total kasus Omicron menjadi 68 orang.

Adapun asal dari para pelaku perjalanan luar negeri ini, katanya, sebagian besar berasal dari PMI Arab Saudi, juga dari Turki, Uni Emirat Arab, Ukraina, dan negara-negara lainnya. Sebagian dari kasus tersebut, yakni 9 kasus, kata Nadia, bergejala ringan dan 12 lainnya tidak bergejala.

Nadia mengingatkan kepada para warga negara Indonesia untuk menunda perjalanan keluarnegeri karena risiko penularan yang besar. Kalaupun sedang di luar negeri, masyarakat harus tetap jalankan prokes, baik ketika berada di negara tujuan maupun di dalam perjalanan.

Namun demikian, dengan adanya identifikasi kasus transmisi lokal maka berarti risiko penularan sudah ada di tengah masyarakat. Risiko sakit parah juga kematian harus tetap menjadi kewaspadaan. Deteksi dini perlu dilakukan guna mencegah keparahan dan memutus rantai penularan.

Nadia menyebutkan, varian Omicron memiliki penularan yang tinggi, tapi dengan risiko sakit berat yang lebih rendah. “Walaupun begitu, kita harus tetap waspada karena situasi dapat berubahdengan cepat. Oleh karena itu, upaya pencegahan pengendalian, dan upaya mitigasi penerapan prokes dan upaya lainya harus tetap berjalan. Termasuk pengurangan mobilitas,” tandasnya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 2.2996 seconds (0.1#10.140)