Darah Pasien Sembuh Corona Ternyata Bisa Jadi Obat

Kamis, 23 April 2020 - 11:25 WIB
loading...
Darah Pasien Sembuh...
FOTO/SINDOnews/Ilustrasi
A A A
BANDUNG - Darah dari pasien positif corona yang berhasil sembuh, ternyata bisa menjadi obat mujarab bagi yang masih menjalani perawatan.

Metode pengobatannya bernama Konvalesent Plasma yang kini masih dikembangkan oleh Bio Farma dengan RSPAD Gatot Subroto dan Lembaga Eijkman.

Cara kerja Konvalesent Plasma ini adalah dengan memanfaatkan antibodi yang muncul secara alami dari tubuh pasien COVID-19 yang sudah sembuh. Antibodi yang terkandung dalam plasma tersebut kemudian diberikan kepada pasien COVID-19 lainnya yang termasuk dalam kategori kritis atau pasien yang membutuhkan ventilator. (Baca juga: Dampak Corona, Pasar Grosir Terbesar Indonesia Timur Tutup)

Menurut salah satu peneliti dari Bio Farma, Neni Nurainy dalam siaran persnya, secara prinsip hal tersebut memang bisa dilakukan. Karena secara alami tubuh manusia akan menghasilkan antibodi ketika tubuh diserang oleh mikrooragnisme baik virus atau bakteri.

“Tubuh kita ini sudah dirancang sedemikian rupa bisa bertahan dari serangan virus atau bakteri tertentu. Dan secara alami juga, tubuh kita akan mengeluarkan antibodi yang spesifik untuk menyerang virus atau bakteri tersebut. Antibodi inilah yang kita manfaatkan untuk menjadi antivirus untuk menghambat perkembangan virus COVID-19 ini,” ungkap Neni.

Sistem kerja Konvalesent Plasma ini hampir sama dengan serum. Di mana dalam tubuh pasien COVID-19 setelah pemberian Konvalesent Plasma dari donor akan dapat menetralisasi virus. Sehingga, virus yang berada di dalam tubuh pasien COVID-19 tidak bertambah banyak.

Lebih lanjut Neni menambahkan, proses pembuatan Konvalesent Plasma ini adalah dari hasil plasmapheresis yang dilakukan di UTD RSPAD Gatot Subroto. Sementara Bio Farma membantu dalam hal pengujian titer antibodinya.

Sementara itu, dilihat dari sisi medis, Kepala Divisi Surveilens dan Uji Klinis Bio Farma Novilia S Bachtiar mengatakan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pasien donor yang akan memberikan plasma darahnya.

Di antaranya sudah tidak ada gejala klinis dan hasil swab menunjukan hasil yang negatif sebanyak dua kali berturut – turut. “Pasien juga tidak menggunakan ventilator, plasma dari pendonor tidak mengandung penyakit lain seperti Hepatitis B, Hepatitis C, HIV, dan lainnya. Titer antibodinya menunjukan angka Titer untuk corona antara kisaran 1:160 lebih," ungkap Novilia.

Novilia menambahkan, plasma yang diambil adalah plasma yang sudah memasuki minimal hari ke-14 setelah dinyatakan sembuh.
(nbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1757 seconds (0.1#10.140)