Dilirik Investor Asing, Dewan Siap Percepat Proyek PLTSa Tamangapa
loading...
A
A
A
MAKASSAR - DPRD Kota Makassar , menekankan kesiapannya mendukung percepatan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), setelah pengadaan lahannya sempat molor akibat pandemi COVID-19 .
PLTSa Tamangapa sendiri merupakan proyek strategis dan cukup diminati oleh sejumlah investor negara-negara besar di Asia Timur seperti Jepang, Korea dan terakhir adalah China.
Meski demikian proyek strategis nasional yang melibatkan 13 Kota di Indonesia ini, masih terkendala pada persoalan lahan. Persaratan lahan utuk PLTSa sendiri membutuhkan minimal 4 hingga 5 hektare. Sementara lahan yang dimiliki hanya sebesar 2,3 hektare.
Ketua Komisi C DPRD Kota Makassar Abdi Asmara menekankan, pihaknya siap untuk mendukung penuh Pemerintah Kota (Pemkot) dalam percepatan tersebut.
"Kami dari DPR yah mendorong secepatnya, kan sudah ada beberapa investor ada China, Korea, Jepang bahkan dulu waktu jamannya pak Danny sempat juga ada dari Jerman," katanya.
Abdi memandang Dinas terkait perlu melihat seksama permasalahan di lapangan, untuk segera bisa dilaporakan ke DPRD . Jika hal itu berkaitan dengan penganggaran pihaknya siap mendukung.
Selain itu permasalahan lainnya lahan-lahan yang dibebaskan semestinya perlu dicermati lantaran beberapa terkendala dengan tidak adanya kejelasan alas hak.
"Saya kira kita bisa konsinyasi di pengadilan, pembebasan itu kita titip anggarannya di pengadilan, ketika besok lusa ada yang mengklaim bahwa tanahnya, dia bisa ambil uang pembebasan tanahnya itu di pengadilan," ujar Legislator Demokrat ini.
Abdi melanjutkan bahwa, jangan sampai hal ini justru menjadi penghambat bagi investor yang ingin melakukan kegiatan investasi di Kota Makassar.
Lebih jauh, dia melihat keberadaan PLTSa di Kota Makassar menjadi solusi yang baik dalam mengatasi sampah, sehingga dia cukup mengapresiasi langkah pemerintah yang menggandeng investor mengingat anggaran daerah sendiri tidak akan mampu untuk melakukan itu.
"Kami di Komisi C sudah pernah lakukan kunjungan kerja di Surabaya terkait PLTSa, begitulah hasilnya kami ingin seperti itu, bahwa di sana tertata dengan baik, tidak ada lagi bau sampah karena mereka olah betul-betul sampah itu menjadi tenaga listrik, karena sampah TPA sendiri sudah cukup mengganggu warga di Antang" katanya.
PLTSa Tamangapa sendiri merupakan proyek strategis dan cukup diminati oleh sejumlah investor negara-negara besar di Asia Timur seperti Jepang, Korea dan terakhir adalah China.
Meski demikian proyek strategis nasional yang melibatkan 13 Kota di Indonesia ini, masih terkendala pada persoalan lahan. Persaratan lahan utuk PLTSa sendiri membutuhkan minimal 4 hingga 5 hektare. Sementara lahan yang dimiliki hanya sebesar 2,3 hektare.
Ketua Komisi C DPRD Kota Makassar Abdi Asmara menekankan, pihaknya siap untuk mendukung penuh Pemerintah Kota (Pemkot) dalam percepatan tersebut.
"Kami dari DPR yah mendorong secepatnya, kan sudah ada beberapa investor ada China, Korea, Jepang bahkan dulu waktu jamannya pak Danny sempat juga ada dari Jerman," katanya.
Abdi memandang Dinas terkait perlu melihat seksama permasalahan di lapangan, untuk segera bisa dilaporakan ke DPRD . Jika hal itu berkaitan dengan penganggaran pihaknya siap mendukung.
Selain itu permasalahan lainnya lahan-lahan yang dibebaskan semestinya perlu dicermati lantaran beberapa terkendala dengan tidak adanya kejelasan alas hak.
"Saya kira kita bisa konsinyasi di pengadilan, pembebasan itu kita titip anggarannya di pengadilan, ketika besok lusa ada yang mengklaim bahwa tanahnya, dia bisa ambil uang pembebasan tanahnya itu di pengadilan," ujar Legislator Demokrat ini.
Abdi melanjutkan bahwa, jangan sampai hal ini justru menjadi penghambat bagi investor yang ingin melakukan kegiatan investasi di Kota Makassar.
Lebih jauh, dia melihat keberadaan PLTSa di Kota Makassar menjadi solusi yang baik dalam mengatasi sampah, sehingga dia cukup mengapresiasi langkah pemerintah yang menggandeng investor mengingat anggaran daerah sendiri tidak akan mampu untuk melakukan itu.
"Kami di Komisi C sudah pernah lakukan kunjungan kerja di Surabaya terkait PLTSa, begitulah hasilnya kami ingin seperti itu, bahwa di sana tertata dengan baik, tidak ada lagi bau sampah karena mereka olah betul-betul sampah itu menjadi tenaga listrik, karena sampah TPA sendiri sudah cukup mengganggu warga di Antang" katanya.
(agn)